Bromo Meletus, Petani Rugi Miliaran Rupiah

Pertanian kentang di Dieng, Jawa Tengah
Sumber :
  • Antara/ Anis Efizudin

SURABAYA POST – Gunung Bromo masih menyemburkan material vulkanik hingga hari ini. Bahkan Senin malam (20/12), dari kawah menyemburkan abu disertai bebatuan yang membara terlihat bak kembang api.

Sayangnya fenomena alam yang indah tersebut membuat petani di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang menderita kerugian hingga miliaran rupiah. Sedikitnya 3.000 hektar (ha) lahan yang ditanami sayur-mayur rusak terkena abu.

Apalagi, guyuran abu vulkanik dari Gunung Bromo kini merata di 24 kecamatan di Kab Probolinggo dan 5 kecamatan di Kota Probolinggo. Daerah yang paling terdampak dari semburan abu adalah kawasan penghasil sayur mayur di Kecamatan Sukapura dan Sumber, Probolinggo. Pemkab Probolinggo melaporkan, sedikitnya 2.190 ha sayur-mayur di dua kecamatan itu terancam gagal panen. “Kami akan memberikan ganti rugi kepada petani yang tanamannya rusak akibat semburan abu dari Gunung Bromo,” kata Bupati Hasan Aminuddin, Selasa 21 Desember 2010.

Bahkan, letusan terbesar Senin (21/12) kemarin mengguyurkan abu setebal 10 centimeter (cm) di sejumlah desa di Kecamatan Sumber. “Yang paling parah adalah tanaman kentang, yang daun dan batangnya langsung gosong begitu terkena abu vulkanis,” jelasnya.

Disinggung kerugian akibat rusaknya sayur-mayur, Agus mengatakan, sangat besar. “Kalau tanaman kentang misalnya, dalam satu hektar memerlukan biaya tanam Rp 50 juta. Tinggal menghitung kalau 190 ha ya kerugian petani di Wonokerso Rp 9,5 miliar,” ujarnya.

Soal besarnya kerugian petani sayur-mayur juga dibenarkan Misnoto, petani kentang asal Desa Tukul, Sumber. “Lahan kentang saya dua hektar terancam gagal panen soalnya umur kentang baru 40 hari. Kerugian per hektar sekitar Rp 50 juta,” ujarnya.

Tanaman kentang yang berumur 40 hari belum ada umbinya. “Tanaman kentang baru bisa dipanen pada umur 120 hari. Kalau sudah 90 hari kemudian kena abu, masih lumayan umbi kentang yang kecil bisa dipanen,” ujarnya.

Petani di Desa Wonokerto dan Sapikerep, Kec Sukapura juga meratapi nasib karena sebanyak 10.000 polibag tanaman stroberi yang dijadikan agrowisata di Wonokerto misalnya kini tertutup abu vulkanis tebal. “Selain daun, bunga dan buah stroberi juga rusak karena terkena hujan abu dari Bromo,” ujar Sri Mukti, pemilik agrowisata stroberi.

Hal senada diungkapkan Pemkab Lumajang, yang menyatakan kesiapannya untuk mengganti rugi tanaman yang rusak akibat terkena abu vulkanik Gunung Bromo. "Kami akan memberikan ganti rugi kepada petani yang lahan pertaniannya rusak akibat hujan abu vulkanik Bromo yang turun di Kabupaten Lumajang," kata Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Lumajang, Rochani.

Sedikitnya 132 ha lahan pertanian sayur di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang rusak akibat hujan abu vulkanik Bromo yang mengguyur desa setempat. Lahan yang rusak terdiri dari lahan pertanian kentang sebanyak 43 ha, lahan kubis sebanyak 50 ha, dan lahan sayuran sawi sebanyak 39 ha rusak, sehingga gagal panen. "Kami akan memberikan bantuan bibit baru kepada petani, namun petugas masih melakukan pendataan tanaman sayur yang benar-benar rusak akibat abu Bromo," tuturnya.

Kerusakan lahan pertanian juga terjadi di Malang. Sekitar 10 ha tanaman kentang di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. "Tanaman kentang ini cukup sensitif dengan abu vulkanik, apalagi jika disertai belerang seperti yang hembuskan Gunung Bromo selama hampir satu bulan terakhir ini," kata Kartono yang juga guru SDN Ngadas tersebut.

Sementara tanaman sayuran lainnya seperti daun bawang prey, wortel dan kol gepeng (kubis), katanya, tetap utuh (tidak ada yang rusak). Namun, harus tetap diwaspadai, sebab abu vulkanik Gunung Bromo mengandung belerang, sehingga konsumen harus benar-benar bersih jika mencuci sayuran tersebut.

Laporan: Ikhsan Mahmudi

Ramalan Zodiak Selasa 7 Januari 2025, Taurus: Pikiran Anda Perlu Istirahat