Apapun Hasil Pilpres, OKE OCE Tetap Berjalan
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Awalnya, OK OCE muncul saat gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 lalu. Adalah Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang mencetuskan program ini saat kampanye. OKE OCE merupakan kepanjangan One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship. Setelah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menang Pilkada dan memimpin Jakarta, OK OCE menjadi program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
OK OCE kini tak hanya dinikmati warga DKI Jakarta. Melalui Perkumpulan Gerakan OK OCE, gerakan ini mulai merambah ke luar Jakarta. Ketua Umum Perkumpulan Gerakan OK OCE Iim Rusyamsi mengatakan, gerakan ini sudah merambah ke sejumlah wilayah di Nusantara atau akan menjadi gerakan nasional. Kepada VIVA, mantan ketua komunitas Tangan di Atas ini mengakui, bahwa OK OCE saat ini memang menjadi instrumen kampanye pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dalam Pemilihan Presiden 2019 ini. Meski demikian, OK OCE akan tetap menjadi gerakan nasional apapun hasil Pilpres nanti.
Iim mengatakan, animo masyarakat terhadap gerakan ini terus meningkat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pendaftar yang membludak. Bahkan, acara atau agenda kegiatan OK OCE di luar Jakarta dibanjiri peserta. Demikian petikan wawancaranya.
Bisa dijelaskan bagaimana progres program OK OCE?
Program OK OCE ini sudah jalan 2,5 tahun. Didirikan oleh Pak Sandi ketika menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta guna menciptakan banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat melalui kewirausahaan. Pak Sandi berpesan sejak awal agar OK OCE tidak hanya menjadi program kampanye, tapi harus lebih besar dari pada program apapun. Saat pencalonan sebagai calon wakil gubernur di DKI Jakarta, Pak Sandi membawa program ini. Tapi sebenarnya keinginan Pak Sandi itu memang sejak awal dia ingin menciptakan banyak wirausaha baru.
Kenapa?
Dia punya panggilan sosial sebagai seorang pengusaha yang sudah berhasil. Dia hanya ingin agar banyak orang juga bisa atau mempunyai keinginan untuk menjadi seorang pengusaha. Dia sebagai Ketua Umum HIPMI, Ketua Umum Kadin Indonesia, program yang memang dia tekuni itu ya kewirausahaan dan UMKM.
Artinya bukan hanya saat hendak menjadi Cawagub DKI?
Saat pencalonan wakil gubernur di DKI itu sebenarnya Pak Sandi dengan program kewirausahaan untuk masyarakat sudah berjalan. Dia mendirikan Yayasan MR Uno Foundation untuk menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru di kalangan anak muda atau milenial. Tapi yang cocok di daerah-daerah di masyarakat dia buat OK OCE. OKE OCE itu kan singkatan One Kecamatan One Center Volunteer Comersial. Jadi konsepnya tiap kecamatan ada pusat kewirausahaan.
Sudah berapa banyak warga yang terlibat dengan gerakan ini?
Data realisasi sepanjang 2018 per tanggal 31 Desember 2018 yang mendaftar ada 65.414 orang. Dari jumlah tersebut yang ikut pelatihan 55.732 orang. Kemudian yang ikut pendampingan 33.214 orang dan dari jumlah itu 16.734 pelaku usaha mendapatkan izin usaha mikro dan kecil.
Bagaimana dengan penyerapan tenaga kerjanya?
Ada 29.346 tenaga kerja dari 16.734 izin usaha mikro dan kecil yang diterbitkan.
Sejak digulirkan sampai sekarang sudah berapa banyak jenis usaha yang tercipta?
OK OCE ini ingin menciptakan lapangan pekerjaan melalui kewirausahaan, melalui ekonomi kerakyatan. Gerakan ini ingin menciptakan banyak wirausaha-wirausaha baru yang pada akhirnya nanti bisa melahirkan banyak lapangan pekerjaan.
Apakah program ini melibatkan pemerintah?
Di DKI Jakarta sendiri yang ikut terlibat ada tujuh dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Ada dinas UMKM dan Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian. Kelima Dinas PPAPP atau Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Populasi. Keenam ada dinas supporting seperti dinas PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) jadi mereka yang memberikan izin-izin biar mudah. Ketujuh dinas Pariwisata dan Budaya. Kemudian juga ada supporting lainnya yaitu Dinas Kominfo supaya sosialisasinya sampai ke masyarakat, terus juga ada dinas kesehatan juga yang membantu kita.
Selain SKPD, siapa saja yang terlibat?
OKE OCE ini bekerja sama dengan empat unsur. Empat unsur ini pertama masyarakat. Kedua, adalah penggeraknya. Karena OKE OCE ini gak akan bisa digerakkan oleh Pak Sandi sendirian. Mereka bergerak secara sukarela dan senang untuk membantu masyarakat di bidang kewirausahaan. Ketiga, unsur pemerintah. Pemerintah kenapa kita gandeng karena dengan adanya pemerintah, kebutuhan regulasi, kebutuhan yang bisa mempermudah masyarakat berwirausaha itu bisa dibantu oleh pemerintah. Dan saat ini kita sudah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Unsur keempat adalah pihak swasta. Pihak swasta ini bisa dari yayasan-yayasan, perusahaan-perusahaan yang mau berkecimpung di dunia kewirausahaan, kemudian kampus-kampus, LSM, ormas dan lain-lain.
Bagaimana dengan jenis usaha dan yang menjalankan, personal atau komunitas?
OK OCE itu bukan jenis usaha. Usahanya itu dimiliki masyarakat. Jadi pertama itu pendaftaran. Nah yang mendaftar di OK OCE itu sudah 65.000 orang dan itu personal. Jadi mereka usahanya macam-macam dan beragam. Kalau yang unit usaha itu salah satunya OK OCE mart. Itu pelakunya adalah penggerak atau swasta itu, dan itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah.
Jadi kalau OKE OCE mart itu punya personal?
Itu punya penggeraknya. Penggeraknya itu komunitas. Jadi nanti dalam salah satu cabang di OKE OCE Mart itu bentuknya ada orang yang berkumpul dan bentuknya adalah koperasi.
Apakah gerakan ini memiliki wadah?
Kami punya wadah organisasi induknya yang saya ketua umumnya. Organisasi ini didirikan langsung oleh Pak Sandiaga Uno, Namanya Perkumpulan Gerakan OK OCE. Di dalamnya ada 50 lebih komunitas penggerak.
Sebenarnya bagaimana teknis OK OCE ini?
Kita ada 7 tahapan atau yang kita sebut P1 sampai P7 bagi masyarakat yang mengikuti program OK OCE. Pertama adalah pendaftaran. Kemudian pelatihan, pendampingan, perizinan, pemasaran, pelaporan keuangan dan terakhir permodalan.
Berapa jumlah warga yang sudah terdata atau sudah bergabung?
Untuk pendaftaran itu jumlahnya ada 65 ribu orang. Setelah P1 mereka mengikuti P2 atau Pelatihan. Jadi setelah mereka mendaftar, mereka dilatih. Dilatihnya tentang apa? Tentang kewirausahaan, tentang keterampilan supaya mereka siap buka usaha. Dan itu jumlahnya ada 53 ribu orang ikut pelatihan. 53 ribu ini kita latih pertama tentang kewirausahaan dasarnya. Jadi kita tanamkan mindset mereka kewirausahaan itu seperti apa, supaya mereka tahu dan agar lebih siap bagaimana karakteristik pengusaha itu seperti apa, apa yang harus dilakukan, supaya mereka juga tahu oh harus siap. Bagaimana karakteristik perusahaan, apa yang harus digabungkan, dan contoh-contoh sukses.
Kedua, pelatihan dilakukan agar bagaimana mencari peluang usaha, ide usahanya apa. Ide usaha yang ada di sekitar dia gitu. Jadi apa yang ada di benak dia, ide dia itu kita jadikan usaha. Karena usaha yang dibangun dari minat, atau hobi itu orang akan benar-benar usaha.
Selain itu?
Kemudian pelatihan internet marketing. Sekarang ada 80 juta orang Indonesia yang melakukan transaksi di internet. Jadi data yang kita peroleh itu saat ini ada sekitar 135 juta orang yang menggunakan internet di Indonesia, 80 jutanya yang melakukan transaksi di internet. Market Place banyak banget. Kita tidak hanya tertutup hanya pada satu market place saja, apapun market place-nya boleh. Kita memberikan pendidikan kepada mereka bagaimana mereka menggunakan teknologi internet yang ada.
Nah, yang lainnya pelatihan keterampilan. Kan kita banyak kerja sama dengan dinas-dinas di Pemprov DKI Jakarta. Misalnya pelatihan tentang produk olahan. Jadi bagaimana masyarakat bisa mengolah dari hasil perikanan, pertanian, dari peternakan. Misalnya bikin empek empek, krupuk ikan, bikin nugget, bikin tekwan dan lain-lain.
Ketua Umum Perkumpulan Gerakan OKE OCE, Iim Rusyamsi
Berapa lama biasanya program pelatihan itu?
Macam-macam, ada yang satu hari, ada yang tiga hari, ada yang empat hari. Dan kita juga bisa masuk di Balai Latihan Kerja (BLK) di Jakarta. Di Jakarta ini ada 7 BLK. Di tahun awal Pak Gubernur itu meminta ditambah satu angkatan, jadi setiap tahun itu biasanya kan ada tiga angkatan, kita tambah jadi empat angkatan. Dan Pemprov DKI meminta persyaratannya tidak harus lulusan ijazah SMA, karena pengangguran terbanyak kan lulusan SMP, SD. Yang penting kalau masyarakat asal mempunyai motivasi untuk bekerja, kita akan berikan pelatihan.
Bagaimana dengan pendampingan. Bisa dijelaskan?
Pendampingan ini seperti yang tadi saya bilang, biasanya pemerintah itu habis memberikan pelatihan, ya sudah ditinggal begitu aja, terserah mereka mau memakai keterampilannya atau tidak. Kalau kita apa yang mereka sudah pelajari, apa yang mereka sudah dapatkan dari program pelatihannya itu kita terus dampingi, kita mau mereka tetap memanfaatkan apa yang mereka dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang mereka ikuti. Oleh karena itu kita adakan yang namanya pendampingan. Pendampingan itu benar-benar ada pendampingnya.
Apa pentingnya pendampingan ini?
Pak Sandi juga punya mentor bisnis. Usahanya saat ini bisa besar itu karena dulu itu ada pendamping beliau di awal-awal dia merintis usahanya, dan itu dia mau ditularkan ke program OK OCE. Karena masyarakat ini harus didampingi.
Siapa saja pendampingnya?
Bisa dari teman-teman komunitas penggerak yang saat ini ada itu atau pemerintah DKI Jakarta sendiri. Di awal program ini tahun 2018, kita menyiapkan empat pendamping di setiap kecamatan. Jadi kalau ada 44 kecamatan dikalikan empat itu ada 176 pendamping. Makanya sesuai dengan namanya, One Kecamatan One Center Enterpreneurship. Pendamping kita wajib mendatangi ke tempat-tempat pendampingan mereka. Dan Alhamdulillah peminat yang mengikuti pendampingan itu juga banyak. Ada 33 ribu orang yang mengikuti program itu.
Saat ini, berapa jumlah unit usaha yang ada di seluruh Jakarta ini?
Gini, kalau dilihat dengan program pelatihan dan pendampingan yang diikuti oleh 33 ribu orang, artinya memang ada 33 ribu orang yang membuat usaha. Karena dia ikut pendampingan karena dia punya usaha. Makanya dari 53 ribu (yang mendaftar program OKE OCE) menjadi ke 33 ribu itu artinya 33 ribu itulah yang terseleksi sebagai orang yang mempunyai unit usaha.
Sebagian besar apa unit usaha mereka?
Sebagian besar kita memang kuliner. Kedua fashion, berikutnya kerajinan tangan. Karena usaha-usaha itu yang dilatih. Kita ada pelatihan fashion, kuliner, pelatihan kerajinan tangan juga.
Sandiaga Uno saat meresmikan OKE OCE Smart
Setelah pendampingan?
Setelah proses P3 ada proses P4. P4 itu adalah perizinan. Perizinan ini penting karena dengan perizinan ini mereka naik kelas itu menjadi usaha yang formal, artinya dia punya izin. Karena kita tahu usaha UMKM di Indonesia itu ada 57 juta. 57 juta ini adalah informal. Sementara data pemerintah jumlah pengusaha atau usaha yang formal hanya 3.1 persen.
Berapa jumlah unit usaha yang sudah mendapatkan perizinan?
Jumlah usaha yang sudah mendapatkan perizinan hampir 17 ribu orang.
Itu dari 33 ribu orang yang punya unit usaha?
Ya. Per akhir Desember 2018 yang sudah kita bantu pengurusan perizinan itu 17 ribu orang.
Kenapa tidak semuanya?
Karena ada juga yang mungkin masih belum mau mengurus perizinan.
Setelah Pendaftaran, Pelatihan, Pendampingan, dan Perizinan apa lagi?
P5 atau pemasaran. Pemasaran kita juga ikut membantu memasarkan produk mereka, baik teman-teman komunitas penggerak, maupun pemerintah.
Caranya?
Melalui kegiatan bazar, pameran di mal-mal yang kita sebut UMKM Goes to Mal. Kemudian teman-teman penggerak kurasi barang-barangnya, dan ikut memasukkan produk-produk yang siap ekspor. Kemudian online marketing itu juga masuk proses P5 atau pemasaran.
Setelah itu apa lagi?
Setelah pemasaran ada P6 atau Pelaporan Keuangan. Kita juga memberikan pelatihan dalam membuat pelaporan keuangan. Karena UMKM itu banyak gagalnya karena persoalan pencatatan keuangannya, tidak bisa memisahkan mana uang pribadi mana uang usaha, mana uang operasional dan mana uang produksi. Kita bantu mereka dengan teknologi yang juga dibantu oleh beberapa pihak swasta yang khusus memberikan aplikasi keuangan.
Setelah laporan keuangan?
Nah dari P6 atau Pelaporan Keuangan itu kemudian kita masuk ke P7 atau Permodalan. Dulu mungkin banyak yang mengira OK OCE itu pemberian modal, padahal tidak demikian. OK OCE itu lengkap, tidak hanya bicara pemodalan, tapi harus diikuti dulu semua prosesnya mulai P1 sampai P6, baru kemudian kita akan bantu proses permodalan. Kalau mereka sudah mengikuti proses itu semua, sampai kemudian mereka sudah mempunyai izin usaha, mereka tinggal mengajukan ke Bank DKI tanpa agunan pun mereka akan dapat pinjaman modal. Karena Bank DKI milik BUMD, Pak Gubernur bisa menginstruksikan agar binaan OK OCE bisa dibantu permodalan karena itu dibuatlah program yang namanya Monas Pemula. Monas Pemula itu adalah produk kredit yang memang diperuntukkan membantu pinjaman modal bagi binaan program OK OCE. Itu modalnya maksimal 10 juta, dan bunganya maksimal 7 persen pertahun atau setara dengan bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Jadi tanpa agunan?
Ya. Agunannya itu syarat sudah mengikuti P1 sampai P6.
Selain dari bank, dari mana mereka dapat permodalan?
Selain Bank DKI ada teman-teman penggerak yang juga menjadi investor pribadi. Kita ada juga yang namanya OK OCE Peduli yang memberikan pinjaman modal buat mereka.
Apa benar OKE OCE akan menasional?
Ya. Ini akan dibawa ke tingkat nasional.
Kenapa?
Karena gerakan atau program ini cukup sukses di DKI. Pak Sandi ingin menerapkan atau ini diduplikasi di tingkat nasional. Kata Pak Sandi, menang tidak menang tetap harus dijalankan karena ini lebih besar dari Pilpres. Dan kalau nanti Pak Sandi jadi wakil presiden mungkin akan memudahkan kita juga untuk melakukan pembinaan UMKM secara nasional.
Ketua Umum Perkumpulan Gerakan OKE OCE, Iim Rusyamsi
Ide menasionalkan OKE OCE ini apakah bagian dari instrumen kampanye Pak Sandi?
Ya. Karena salah satu visi misi Pak Prabowo dan Pak Sandi kan bagaimana membangun ekonomi yang adil dan makmur yang berbasiskan pada lingkungan, yaitu ekonomi kerakyatan. Dan OK OCE adalah salah satu contoh yang bisa diterapkan di nasional, sehingga memang menjadi salah satu program yang ditawarkan di nasional.
Artinya memang ini menjadi instrumen kampanye pasangan 02?
Ya dan masuk ke visi misi pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Selain di Jakarta, beberapa daerah sudah menjalankan program ini. Bagaimana respons masyarakat?
Oh sangat luar biasa. Kita tidak menyangka juga sebenarnya. Baru kemarin kami di Pekalongan, selama tiga hari sebelum acara kita sosialisasikan bahwa kami akan mengadakan program pelatihan di Pekalongan, itu lebih dari 300 orang yang mendaftar secara online. Terus yang datang langsung ke lokasi tanpa daftar online banyak juga.
Menurut Anda kenapa demikian?
Karena program kami di daerah itu benar-benar mengena, jadi bukan sekadar kampanye. Pak Sandi juga tidak mau ini menjadi program kampanye saja, tapi kami tetap jalan program pelatihan tanpa kampanye. Kalau kampanye itu kan paling satu atau dua jam, nah program pelatihan kita itu seharian full, dan dari pagi sampai malam semua mengikuti program pelatihan. Pak Sandiaga biasanya hanya datang itu malamnya atau sorenya memberikan motivasi-motivasi, berbagi pengalaman, dan lain sebagainya.
Di luar kampanye, apa yang mendasari Perkumpulan OK OCE ingin menasionalkan program ini?
Program utama kita ini kan program penciptaan lapangan kerja. Di Indonesia data tahun 2018 jumlah pengangguran kita hampir 7 juta. Sementara antara tahun 2017 - 2018 itu penciptaan lapangan kerja hanya 140 ribu, itu data dari BPS ya. Sementara anak masuk usia angkatan kerja atau produktif itu dalam setahun tumbuh 2.2 juta, sementara jumlah penciptaan lapangan kerja hanya 140 ribu. Kita melihat ada gap yang sangat jauh. Itu yang membuat kita terpanggil sebenarnya untuk kita bisa turun menciptakan peluang kerja mereka dengan berbasiskan wirausaha.
Ketua Umum Perkumpulan Gerakan OKE OCE, Iim Rusyamsi
Sebenarnya siapa yang disasar program atau gerakan ini?
Target kita anak-anak muda. Pak Sandi melihat kita akan ada bonus demografi tahun 2030 nanti puncaknya. Di mana angkatan produktif itu melebihi dari setengah penduduk Indonesia. Kalau sekarang penduduk Indonesia 260 juta orang, kalau setengahnya berarti 130 juta anak muda. Sementara pendidikan mereka, keterampilan mereka minim. Kualitas SDM mereka minim, akhirnya gap itu yang membuat mereka cari kerja. Karena daya saing mereka kurang, sementara tenaga kerja asing diperbolehkan masuk, akhirnya mereka akan terabaikan. Nah ini yang sebenarnya menyebabkan Pak Sandi itu agar OK OCE berperan dengan membuat program pelatihan-pelatihan dulu.
Pak Sandi menginginkan BLK dicocokkan atau link and match dengan dunia kerja atau dunia industri yang ada. Jadi hasil serapannya itu kompetensinya bisa langsung terserap di dunia kerja atau dunia usaha. Nah ini yang sedang kita bangun bersama Pak Sandi. OK OCE ini menjadi tempat berkumpulnya anak muda agar mereka siap kerja dan terampil.
Apa yang menjadi target dari perluasan program OK OCE ini?
Ternyata di kota-kota besar di seluruh Indonesia itu lebih banyak jumlah penganggurannya. Kita sudah siap tempat di tempat atau kota-kota yang banyak jumlah penganggurannya. Ada 10 provinsi dengan angka pengangguran tertinggi di antaranya Banten, Jawa Barat, Maluku, Kepulauan Riau, Aceh, Papua, DKI nomor 9, termasuk hampir di seluruh Pulau Jawa.
Artinya targetnya di 10 titik itu?
Itu data angkatan kerja pengangguran tertinggi. Tapi bukan jadi target OK OCE. Kita akan ke semua wilayah. Karena di setiap kota itu jumlah pengangguran itu bisa sampai 6,4 persen. Sementara di desa 4,04 persen. Tapi di kota kecenderungannya turun tiap tahun, dan justru di desa yang berbahaya karena kecenderungannya naik.
Kenapa?
Karena di desa ini banyak faktor, misalnya bahan baku yang sulit, harga bahan baku yang naik, yang lebih penting adalah masalah SDM juga. Banyak memang kendala di desa-desa dibandingkan di kota-kota.
Selain Jakarta, daerah mana saja yang sudah dirambah OK OCE?
Hampir semua Jawa sudah. Dan kita juga ada beberapa teman-teman penggerak yang sudah punya pendataan hampir di 34 provinsi.
Artinya secara de facto OK OCE sudah menasional sebenarnya?
Ya sudah tapi belum lengkap sampai P7.