VIVAnews - "It's not just a laundry. It’s all about lifestyle". Begitu slogan SuperWash Laundry, salah satu waralaba laundry terbesar di Indonesia. SuperWash Laundry mengklaim sebagai low cost franchise laundry pertama dan terbesar di Indonesia.
Pendiri waralaba ini adalah Virdiansyah, baru berusia 31 tahun. Posisinya saat ini sebagai Presiden Direktur. Virdi memulai usaha ini dengan kerja keras.
Ceritanya berawal di tahun 2005, saat dia kuliah di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Meski baru tahun pertama berkuliah, pikiran Virdi dipenuhi soal bagaimana cara menghasilkan uang. Virdi melihat peluang usaha laundry, meski bisnis ini sudah berjamuran di Yogyakarta. Virdi memulai usaha ini bersama seorang rekannya.
"Awalnya saya tidak kepikiran apa usahanya. Yang saya tahu, saya berusaha dan mampu menghasilkan pendapatan, karena saat itu saya masih kuliah semester awal di UGM," kata Virdi saat berbincang dengan VIVA.co.id di kantornya, di Jalan Raya Tajem No 20 Maguwoharjo Depok Sleman, Yogyakarta.
Virdi dan temannya menamakannya "Tiara Laundry". Sayang, baru satu tahun berjalan, usaha bersama itu bubar. Kurangnya komunikasi dan transparansi menjadi penyebab berakhirnya kemitraan itu.
Virdi tidak patah arang. Kadung bergelut dengan bidang laundry, Virdi mencoba peruntungan. Dengan bermodalkan tiga mesin cuci tanpa pengering bagi hasil dengan dua dengan rekannya, Virdi membuka usaha laundry di garasi depan rumahnya yang berukuran sekitar sembilan meter.
"Tanpa mesin pengering karena saat itu harganya mahal. Sedangkan menggunakan listrik dayanya tidak kuat, sehingga untuk pengeringan masih dengan cara dijemur diterik matahari," kata Virdi.
Sedikit paham dengan pola kerja bisnis laundry, dia merekrut tiga karyawan sehingga tetap bisa kuliah di Fakultas Teknik UGM. Seiring waktu, usaha laundry kiloannya terus berkembang. Jasanya digunakan banyak orang, uang pun mengalir.
2008 SuperWash Dimulai
Dalam perjalanan, tahun 2008, Virdi mendapat mitra usaha yang bergerak di bidang softener, deterjen, pengharum baju, dan produk-produk lain yang berhubungan dengan laundry. Virdi pun menawarkan kepada laundry lain produk mitranya itu. Bahkan, Virdi bisa mengirim ke luar pulau, seperti Sumatera dan Kalimantan.
"Saat itulah banyak pemilik laundry yang meminta bahan untuk laundry dikemas dalam jumlah tertentu dan diberi merek dagang. Nah, tercetuslah merek dagang SuperWash untuk semua produk yang saya jual kepada pemilik laundry," ujar Virdi.
Tidak cuma itu, para pelanggan atau pemilik laundry rumahan banyak yang meminta dibuatkan paket untuk usaha laundry. Mulai dari mesin cuci, mesin pengering dan kebutuhan lainnya untuk membuka usaha laundry.
Virdiansyah, pendiri waralaba Super Wash.
Ironisnya, hingga 2008 itu, Virdi tidak tahu bahwa dia telah menjalankan sistem waralaba. Meski banyak yang meminta dibuatkan paket usaha dengan merek bisnisnya, tapi tidak ada aturan yang mengatur dengan detail dan rinci mengenai usaha waralabanya.
Banyaknya permintaan dari konsumen dipenuhi awal 2009. Usaha waralaba dengan merek Super Wash diluncurkan di tahun itu. Merek Super Wash sudah menyebar ke sejumlah kota di Indonesia. Yang pertama menjadi pewaralaba, kata Virdi, adalah warga di Bandung, Jawa Barat.
"Saya sudah menjalankan 2008, tapi saya tidak sadar kalau sedang menjalankan waralaba. Saya bukan orang ekonomi, saya orang teknik," tutur Virdi.
Virdi akhirnya mendaftarkan usahanya sebagai perusahaan waralaba resmi ke Kementerian Perdagangan, dan memperoleh Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW). Kini, SuperWash sudah memiliki lebih dari 200 gerai yang tersebar di 55 kota di Indonesia dari Aceh sampai Papua.
Penghargaan
Di bisnis ini, nama Super Wash Laundry sudah sangat dikenal. Beberapa penghargaan telah diraih franchise ini di antaranya, juara I Nasional Wirausaha Muda Berprestasi 2010 yang diselenggarakan oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga, Finalis Wirausaha Muda Mandiri 2010, Franchise & Business Opportunity Best Seller 2010 kategori laundry kiloan versi salah satu Majalah Franchise terkemuka di Indonesia, juara III Top Of Mind Brand Awareness 2011, Indonesian Business Award 2012 Kategori "The Best Laundry", Rekor MURI untuk kategori Mobile Laundry/Laundry Keliling Pertama di Indonesia.
Strategi bisnis SuperWash Laundry dirancang khusus agar konsumen balik modal investasi dicapai dalam kisaran waktu dua hingga tujuh bulan. SuperWash laundry memiliki tiga sistem kerja sama yang bisa dipilih sesuai dengan karakter bisnis konsumen.
Sistem swakelola, adalah sistem kerjasama franchise dengan menggunakan sistem dan brands SuperWash. Mitra sebagai investor dan pengelolala secara keseluruhan dikendalikan oleh pusat atau sistem auto pilot. Sistem ini berupa pembagian hasil antara investor dan pengelola.
Ada dua paket yang ditawarkan dalam paket yang ditawarkan dalam sistem ini. Pertama, paket Gold. Minimal kapasitas produksi 80kg/hari, cuci satuan 25pcs/hari. Paket ini menjanjikan 11 bulan kembali modal. Kedua, paket Silver. Minimal kapasitas produksi 50kg/hari, cuci satuan 15pcs/hari. Paket ini menjanjikan 15 bulan modal kembali.
Sistem franchise, adalah sistem kerjasama franchise dengan menggunakan sistem dan brands SuperWash. Mitra sebagai pemilik bisnis dan mengelola workshop secara langsung. Sistem ini berupa pembayaran royalti tiap bulan kepada pusat.
Dua paket ditawarkan dalam sistem ini. Pertama, paket Premium. Minimal kapasitas produksi 120 kg/hari, cuci satuan 25 pcs/hari. Paket ini menjanjikan delapan bulan kembali modal. Kedua, paket VVIP. Minimal kapasitas produksi 80 kg/hari, 25 pcs/hari. Paket ini menjanjikan sembilan bulan modal kembali.
Sistem bisnis opportunity, adalah sistem kerjasama non-franchise. Sistem ini menggunakan sistem SuperWash, tetapi tidak menggunakan brands Super Wash atau sistem lepas. Modal bisa kembali dalam kurun waktu sembilan bulan, tidak dikenakan kerjasama fee dan support, 100 persen keuntungan milik mitra.
Ekspansi ke Luar Negeri
Meski bisnisnya sudah menggurita, Virdi ogah membeberkan berapa omzetnya secara detail. Namun, sambil tersenyum, Virdi hanya menyebut omzet per bulan dari seluruh gerainya di Indonesia mencapai miliaran rupiah.
"Kalau itu rahasia perusahaan. Ya dengan gerai yang lebih dari 200 di seluruh Indonesia, per bulan sudah mencapai miliaran," kata Virdi.
Meski sudah hampir menguasai bisnis waralaba laundry di Tanah Air, anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Yogyakarta itu, akan melakukan ekspansi ke luar negeri. Negara Asia Tenggara jadi sasaran Virdi. Sesuai dengan visinya, Franchise Laundry terbaik di Asia dengan 500 gerai pada tahun 2015 yang ternama dan terkemuka karena kualitas dan inovasi layanannya.
Saat ini, keperluan dan semua persyaratan untuk ekspansi ke luar negeri, sedang disiapkan oleh tim khusus yang dibentuknya. "Kalau pewaralaba di Indonesia dibutuhkan biaya antara Rp70 juta hingga Rp100 juta, maka di luar negeri pasti lebih tinggi biayanya," ujar Virdi.
Sementara itu, sang istri, Novita (27 tahun), mengatakan hingga saat ini karyawan SuperWash yang ada di kantor pusat tidak banyak, hanya 20 orang. Mulai dari tenaga mencuci pakaian, marketing.
"Motto perusahaan kita memanusiakan manusia, sehingga seluruh karyawan akan mendapatkan apa yang menjadi haknya. Bahkan karyawan bagian marketing jika mendapatkan pelanggan besar, maka mereka mendapatkan persentasi penghasilan atas prestasi kerjanya," ujar Novita, yang dipercaya mengelola keuangan SuperWash.
Kata Novita, untuk menjaga citra bisnisnya, maka perlu ada pantauan khusus kepada seluruh pewaralaba dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
"Kalau ditemukan ada pewaralaba yang memberikan pelayanan tidak sesuai standar SuperWash, maka akan kami coret sebagai pewaralaba. Sudah ada sekitar 20 pewaralaba yang kami coret dari SuperWash," Novita menegaskan.
Virdi menambahkan, untuk menjadi pewaralaba SuperWash, ada aturan tegas yang harus ditaati bersama antara waralaba dan pewaralaba. Mulai dari royalti fee hingga persentase omzet dalam satu bulannya.
"Namun tetap saja pewaralaba tetap untung karena marjin keuntungan dari jasa laundry bisa mencapai di atas 50 persen dibandingkan usaha lainnya, seperti waralaba makanan," ujar Virdi. (aba)
Halaman Selanjutnya
"Kalau ditemukan ada pewaralaba yang memberikan pelayanan tidak sesuai standar SuperWash, maka akan kami coret sebagai pewaralaba. Sudah ada sekitar 20 pewaralaba yang kami coret dari SuperWash," Novita menegaskan.