Sumber :
- majelisdiktimuhammadiyah.org
VIVAnews
– Tahun 1958, Universitas Muhammadiyah Jakarta membuka cabang di Surakarta. Jurusan yang dibuka untuk khalayak Solo ini adalah Pendidikan Umum, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Agama Islam, semuanya di bawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
“Kemudian tahun 1960, FKIP Muhammadiyah cabang Surakarta mendapat izin berdiri sendiri dan menjadi dua, yakni IKIP Muhammadiyah Surakarta dan Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM). Lantas tahun 1980, kedua perguruan tinggi bergabung menjadi Universitas Muhammadiyah Surakarta," jelas Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof Dr Bambang Setiaji, kepada VIVAnews ketika ditemui di ruang kerjanya pada Senin, 14 Juli 2014.
Penggabungan dua perguruan tinggi milik Muhammadiyah itu tertera dalam surat SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0330/0/1981 tentang berubahnya status IKIP Muhammadiyah Surakarta menjadi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saat itu, kampus yang kini beralamat di Jalan Ahmad Yani No 1 Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, itu memiliki lima fakultas saja yakni FKIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik dan Fakultas Agama Islam.
Kini, seiring waktu, UMS berkembang, memiliki 14 fakultas yang terdiri dari 47 program studi, termasuk program pasca sarjana dan doktor. Dari jumlah itu sepertiganya merupakan prodi dengan akreditasi A. Lantaran ingin mengembangkan mutu kampus, UMS mulai membuka program magister pada tahun 1995/1996. Program magister yang pertama dibuka adalah Magister Studi Islam. Lantas berlajut pada pembukaan Magister Managemen.
Baca Juga :
Viral Istri Pergoki Suami Jenguk Selingkuhan di Rumah Sakit, Pelakor Bongkar Pernah Staycation Bareng
Baca Juga :
Waspada 6 Efek Sering Makan Tengah Malam, Bisa Bikin Berat Badan Naik hingga Ancaman Kesehatan Jantung
Langkah untuk menuju universitas kelas dunia juga dilakukan dengan membenahi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Lantaran ingin berkompetisi menjadi universitas kelas dunia, maka yang dilakukan UMS adalah memperhatikan kemampuan bahasa Inggris dari seluruh dosen.
“Kami mendorong dosen-dosen muda ini untuk memiliki keterampilan Bahasa Inggris. Kalau mau masuk ke UMS, minimal harus memiliki nilai TOEFL sebanyak 525. Selain kemampuan yang lurus dengan bidangnya, pendaftaran dosen dilakukan dengan cara yang fair dan terbuka dengan menggunakan sistem komputer," jelasnya.
Kualitas dari UMS ini kian teruji usai kampus ini mendapatkan hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Hibah tersebut berupa beasiswa 80 dosen ke luar negeri. Kini, dari 550 dosen di UMS, seperempatnya bertitel doktor.
“Ke depannya, kami akan genjot supaya dosen yang bertitel doktor lulusan luar negeri bisa mencapai 40 persen. Untuk itu, kami akan selalu mendorong dosen-dosen muda UMS untuk melanjutkan kuliah di luar negeri semua," jelas Bambang.
UMS saat ini memiliki sekitar 26.000-27.000 mahasiswa. Setiap tahunnya, UMS menerima sekitar 6.000 mahasiswa. Tiap tahun, fakultas yang kebanjiran calon mahasiswa adalah FKIP, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi. “Para mahasiswa itu masih didominasi berasal dari Jawa Tengah,“ tuturnya.
Ikon Kota Solo
Sebagai kampus yang berusia tiga dekade, UMS juga mendorong untuk mengembangkan karakter dan kewirausahaan. UMS memberikan dukungan penuh pada beragam organisasi mahasiswa kampus. Organisasi itu dianggap sebagai bagian dalam mengembangkan karakter mahasiswa.
Beragam prestasi sudah diperoleh UMS. Salah satunya adalah prestasi masuk dalam 10 besar PTS terbaik kategori swasta. Menurut Bambang prestasi tersebut akan menjadi pemacu memberikan pendidikan yang beragama, berkarakter dan maju dalam disiplin ilmu.
“Kami juga melakukan perluasan kampus. Rencananya akan dibangun university hall yang bisa menampung 6.500 mahasiswa. Selain itu juga membangun klinik gigi dan mulut digital di Jalan Slamet Riyadi. Untuk mengembangkan kampus, kami juga membeli sejumlah tanah di pusat Kota Solo untuk dijadikan kampus. Alasannya agar UMS bisa menjadi ikon universitas di Solo," ungkap Bambang.
Peringkat Universitas
Dari pemeringkatan Webometrics, UMS menempati ranking 8 untuk kategori perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia. Oleh Webomatrics, UMS memiliki nilai 3.966 (impact), 386 (presence), 694 (openness) dan 5155 (excellence).
Kategori impact merujuk pada jumlah backlink atau link yang didapat oleh sebuah universitas dari pihak ketiga. Data visibilitas link dikumpulkan dari dua provider informasi yang berbeda yaitu Majestic SEO dan ahrefs.
Sedangkan kategori presence merupakan banyaknya jumlah halaman website dan banyaknya file yang treindeks pada mesin pencari Google. Openness merupakan jumlah file dokumen Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps, .eps), Microsoft Word (.doc,.docx) and Microsoft Powerpoint (.ppt, .pptx) yang online/open di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari (Google Scholar).
Sedangkan ketegori Excellence merupakan jumlah artikel-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking (tahun 2003-2011) dan di Google Scholar (tahun 2007-2011).
Sedangkan 4ICU merupakan suatu search engine dan direktori yang melakukan penilaian berdasarkan kepopuleran situs yang dimiliki oleh 11.307 perguruan tinggi di seluruh dunia yang telah terakreditasi di seluruh dunia.
Pemeringkatan 4ICU.org, didasarkan pada algoritme 5 metrik dari Google Page Rank, Alexa Traffic Rank, Majestic SEO Refereting Domian, Majestic SEO Citation Flow dan Majestic SEO Trust Flow. Dari kategori itu, UMS menempati peringkat 18.
Sementara untuk pemeringkatan nasional yang dikeluarkan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi Kemendikbud, UMS mendapatkan nilai B sesuai Surat Keputusan 076/SK/BAN-PT/Ak-IV/PT/II/2013, yang dikeluarkan 21 Februari 2013. [aba]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kualitas dari UMS ini kian teruji usai kampus ini mendapatkan hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Hibah tersebut berupa beasiswa 80 dosen ke luar negeri. Kini, dari 550 dosen di UMS, seperempatnya bertitel doktor.