Sumber :
- REUTERS/Philippe Wojazer
VIVAnews -
Kenggerian itu datang siang hari. Jumat 11 Maret 2011. Lindu sekuat 8,9 skala richter. Menguncang pesisir Jepang. Memicu tsunami. Ribuan mobil dan bangunan digulung air bah dari samudera. Belasan ribu orang tewas. Inilah gempa paling menggerikan sepanjang sejarah negeri itu.
Warga, seperti halnya pemerintah, ketakutan. Karyawan sejumlah perusahaan raksasa yang berbasis di negeri sakura itu jelas tak bisa masuk kantor. Juga karyawan NHN Corporation, sebuah portal online yang berpusat di situ. Hanya bisa berkabar lewat dunia maya. Internet. Di tengah bencana yang menggerikan itu, cara ini sungguh manjur.Â
Kesusahan di tengah bencana itu, menginspirasi Lee Hae-Jin, seorang warga Korea Selatan, sang pemilik NHN Corporation. Dia menciptakan aplikasi baru. Aplikasi yang mampu melayani kebutuhan orang dalam satu platform. Dan orang ramai memakai aplikasi ini.
Disambut meriah seperti itu, Lee tentu saja bersemangat. Tiga bulan sesudah bencana itu, Juni 2011, Lee mendirikan Line. Meski, semula dia tak begitu bersemangat membesut jejaring
social messenger
ini. Dalam hitungan bulan jumlah pemakai kian membengkak. Dan publikasi media massa kian meluas.
Forbes
menulis soal pengembangan jejaring ini. Agar fokus, begitu isi tulisan itu, Lee membelah bisnisnya jadi dua. Naver dan NHN Entertainment. Naver fokus pada layanan portal dan mobile. Termasuk Line. Sementara NHN Entertainment melaju terus sebagai portal
game online
.
Dan Line tampaknya cepat melejit. Bahkan dengan hasil yang tidak terduga. Januari 2013, sudah memiliki 100 juta penguna. Jumlah setinggi itu dijaring hanya dalam 19 bulan. Lebih cepat dari Facebook. Lebih cepat dari Twiiter. Jejaring Facebook memerlukan 54 bulan dan Twiiter 49 bulan mencetak rekor pemakai. Dan hingga 26 November 2013, pengunduh Line sudah 300 juta.
Apa kelebihannya? Gratis. Itulah jawabannya. Tidak seperti WhatsApp, pengguna boleh mengunduh aplikasi Line secara cuma-cuma. Keuntungan perusahaan diraup lewat sub-aplikasi seperti kartu line,
game
dan
chat stickers
. Juga dari
line camera
, sebuah aplikasi
photo-editing
yang dapat menggabungkan gambar dengan teks dan efek pada foto.
Kerja keras dalam dua tahun belakangan, melambungkan Lee dalam jajaran orang terkaya pada usia 46 tahun. Daftar 100 orang terkaya di Korea yang dilansir
Forbes
, menempatkan Lee pada urutan ke 50. Jumlah kekayaan US$575 juta. Dan itu semua diraup dari lajunya Line.
Bisnis
start up
, seperti yang digeluti Lee, berbilang tahun belakangan, memang sedang laris manis. Di banyak negara maju,
technopreneurship
memang sedang
booming
. Mereka disokong oleh melejitnya perkembangan teknologi. Gagasan-gagasan mereka hebat. Dan bisa menjelma menjadi bisnis yang sangat membelalakkan mata. Dari berpuluh
start-up
yang muncul, banyak yang gemilang. Dari modal cekak, mereka melejit masuk dalam daftar orang kaya dunia.
Tapi itu bukan buah dari kerja satu malam. Mereka mengorbankan hidup. Waktu, tenaga, memeras otak. Banyak dari mereka yang terpaksa
drop out
, gagal berbilang kali dan berani berjudi dengan hidup.
Lihatlah Dave Morin, sosok utama dibalik kesuksesan Path. Dia meninggalkan gaji selangit. Meninggalkan segenap kemewahan dari jabatannya sebagai Senior Platform Manager di jejaring raksasa, Facebook. Itu tahun 2010.
Selama bekerja di Facebook, Morin mengembangkan Facebook Platform yakni
software environment
, yang memungkinkan developer membuat aplikasi di Facebook. Pengalaman yang ditimba di Facebook jadi modal mengembangkan aplikasi Path. Ia bersama dengan dua rekannya Shawn Fanning dan Dustin Mierau, menggalang dana demi mendirikan Path.
Konsep Path rupanya memikat sejumlah investor. Mereka kucurkan fulus. Pada Februari 2011, Path mendapat dana US$8,5 juta dari Kleiner Perkins Caufield & Byers dan Index Ventures serta Digital Garage dari Jepang.
Semula Path dirancang sebagai aplikasi iPhone dan website. Kemudian, versi untuk platform Android dan iPad diluncurkan. Pada November dan Desember 2011, Path meluncurkan beberapa fitur baru. Pengunanya melejit dari 30.000 menjadi lebih dari 300.000. Hanya dalam 1 bulan.
Baca Juga :
Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Diduga Tabrak Burung, 29 Penumpang Dikabarkan Selamat
Baca Juga :
Monitoring Program 'Genting'
Twitter juga memiliki kisah tersendiri. Situs mikroblog ini tumbuh menjadi jejaring sosial terbesar di dunia setelah Facebook. Sebagaimana ditulis Gizmopod, Twitter didesain lebih ringkas. Penguna nyaman. Meski ruang posting dibatasi. Tak lebih dari 140 karakter. Twitter tetap fleksibel untuk saling berbagi kabar. Berbagi foto dan tautan video.
Adalah Jack Dorsey, yang menjadi tokoh utama dibalik dunia Twitter itu. Dia pernah kuliah di Missouri University of Science and Technology. Kemudian pindah ke New York University. Kepindahan itu mengubah nasibnya. Di situlah, Dorsey bersama dua temannya, Biz Stone dan Evan Williams menemukan ide menciptakan dunia 140 huruf itu.
Bersama ide kreatif dan segenap kerja keras, pada 21 Maret 2006 lahirlah Twitter, yang semula diberi nama Status. Entah kenapa, nama Status itu kurang memikat Dorsey. Nama Twitch sempat memikat hatinya. Nama itu dianggap mewakili hal yang sederhana. Tapi dia merasa dari segi branding , nama itu kurang manjur.
Setelah membolak-balik kamus seputar kata Twitch, ia menemukan nama Twitter. Lalu, apa makna di balik nama Twitter? Dorsey mengatakan, kata itu bisa berarti 'ledakan informasi pendek yang tak penting' juga dapat diartikan 'celetukan burung'.
Celetukan burung itulah yang kemudian melambungkan nama Dorsey. Sekaligus membawanya menjadi orang kaya dunia. Debut saham Twitter Inc, di Bursa Efek New York, seperti dikutip CNBC
, melimpahkan berkah bagi petinggi situs mikroblog itu. Kekayaan gabungan Dorsey dan Williams melambung menjadi US$4 miliar. Pada transaksi perdana Kamis, 7 November 2013, saham Twitter melesat 72,7 persen. Dari harga US$26 pada saat penawaran umum perdana (
initial public offering
/IPO), menjadi US$44,9 per unit.
Instagram
Instagram pun contoh lain suksesnya aplikasi yang dibangun dari nol. Hampir semua pengguna ponsel pintar tidak asing lagi dengan Instagram, yang turut memelopori editing foto secara instan dan langsung terkirim ke media-media sosial seperti Facebook, Twitter, Tumblr, dan Flickr.Â
Pengguna Instagram bisa dengan gampang mengutak-atik pencahayaan dan pewarnaan foto-foto mereka sebelum dipublikasikan. Sukses bermain di foto, Instagram baru-baru ini juga membuka layanan berbagi video untuk durasi hingga 15 detik untuk setiap kiriman (posting).
Dikutip dari
Daily Mail
, pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger, masuk ke dalam daftar miliarder baru setelah Facebook mengakuisisi Instagram pada 2012 lalu senilai US$1 miliar.
Systrom diketahui memiliki 40 persen saham Instagram, sedangkan Krieger memiliki 10 persen. Sisanya dimiliki oleh dua perusahaan yang berinvestasi di Instagram yakni Benchmark Capital dan Baseline Ventures.
Systrom dan Krieger sama-sama alumnus Stanford University, AS. Walau dulu sekampus, mereka berdua tidak pernah bertemu. Mereka baru saling kenal setelah lulus kuliah dan mengikuti program Fellows Mayfield, sebuah program dari Stanford yang mengajarkan para lulusan untuk berbisnis.
Mereka kemudian rutin berinteraksi dan bertukar ide. Pada Oktober 2010, Systrom dan Krieger sepakat mendirikan aplikasi
editing
dan
sharing
foto bernama Instagram. Peluncurannya berlangsung di toko aplikasi Apple App Store.
Selama 18 bulan berikut, Instagram menjadi aplikasi khusus untuk perangkat berbasis iOS, yakni iPhone, iPad, dan iPod Touch. Kreasi Systrom dan Krieger itu berbuah manis. Potensi yang ditawarkan Instagram mengundang daya tarik para pemilik modal.
Awal 2011, Instagram memperoleh dana investasi dari Benchmark Capital sebesar US$7 juta. Selanjutnya, Instagram kembali mendapat investasi dari Baseline Ventures sebesar US$500.000. Pada 3 April 2012, Instagram resmi meluncur untuk platform Android. Sepekan setelah itu, jejaring sosial Facebook mengakuisisi
start-up
kecil yang diasuh 13 karyawan itu. (ren/wm)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
, melimpahkan berkah bagi petinggi situs mikroblog itu. Kekayaan gabungan Dorsey dan Williams melambung menjadi US$4 miliar. Pada transaksi perdana Kamis, 7 November 2013, saham Twitter melesat 72,7 persen. Dari harga US$26 pada saat penawaran umum perdana (