- VIVA/Linda Hasibuan
VIVA – Teuku Adi Fitrian yang lebih populer dengan sebutan dr. Tompi baru-baru ini melontarkan pernyataan yang menuai kontroversi. Penyanyi yang juga berprofesi sebagai dokter ahli bedah plastik itu mengunggah video ke akun Instagramnya. Video tersebut menguak bahaya di balik praktik tanam benang (thread lift) dan filler.
Video itu menunjukkan ketika dokter mengeluarkan benang dari batang hidung pasien. Pada kolom keterangan, ia membubuhkan caption dengan huruf besar: DON’T DO THIS TO UR NOSE!
Melalui unggahan tersebut, dr. Tompi menegaskan, filler dan tanam benang tidak cocok ditempatkan di hidung dengan tujuan untuk memancungkan. Alih-alih menghasilkan efek tulang hidung meninggi, tindakan itu justru membuat hidung makin lebar dan malah jadi pesek.
"Penggunaan benang dan filler untuk memancungkan hidung sering kali justru berujung masalah. Idealnya untuk meninggikan hidung, modifikasinya terhadap struktur tulang bukan jaringan lunak. Jangan termakan iklan baik itu dengan jualan wajah-wajah artis terkenal sekali pun," demikian keterangan video tersebut.
Seolah menghindari gelombang kontroversi, dr. Tompi lantas menghapus unggahan tersebut. Namun, ia membiarkan konten lain terkait topik yang sama, tetap bertengger di feed Instagramnya. Salah satunya foto hidung yang bagian ujungnya tampak benjol putih seperti jerawat, dengan area sekitar yang memar berwarna keunguan.
Ini bukan jerawat hidung, melainkan ujung benang yang ‘keluar jalur’. (Dok. dr. Tompi)
Melengkapi unggahan foto, dr. Tompi menulis pada kolom keterangan: Apakah itu jerawat di ujung hidung?? BUKAN! Itu salah satu KOMPLIKASI tanam benang untuk memancungkan hidung. Bila sudah terlanjur begini apa langkah yang harus dikerjakan?
***
Kadung Jadi Tren
"Ada 28 benang di hidung aku sekarang. Masih kebas, aku enggak berani ngomong," kata Marsha di depan sorot kamera. Gadis yang berprofesi sebagai make up artist (MUA) dan Beauty Youtuber itu baru saja melakukan tanam benang pada batang hidungnya di sebuah klinik estetika di kawasan Jakarta.
Dalam video berdurasi sekitar 14 menit yang dipublikasikan pada 15 Februari 2018, Marsha menceritakan pengalamannya melakukan tanam benang di sebuah klinik estetika di kawasan Jakarta. "Pertama aku, sih, bilang pengen hidung mancung. Jadi pengen di-filler lagi. Tapi dokter bilang cobain saja tanam benang," ujar Marsha di video yang telah ditonton 29 ribu kali dengan pengikut sebanyak 18ribu itu.
Tak hanya menuturkan testimoni setelah melakukan tanam benang, Marsha juga memperlihatkan prosesnya tahap demi tahap. Dengan tubuh berbaring, wajah Marsha dibersihkan kemudian dioleskan krim anestesi. Setelah 30 menit, dokter menggambar sketsa pada batang hidung Marsha menggunakan pensil.
Memasuki tahap penanaman benang, ujung hidung Marsha bagian bawah ditusuk menggunakan jarum berulang kali. Bagi yang tak terbiasa dengan jarum suntik, menonton video Marsha itu mungkin saja menimbulkan sensasi ngilu. Namun, Marsha menggambarkan rasa sakit yang ia rasakan secara sederhana.
"Sebenarnya, enggak sesakit itu juga. Tapi benangnya, tuh, pas masuk berasa banget kayak ada yang mendorong di bagian hidung," kata gadis 18 tahun itu.
Marsha ketika menjalani proses tanam benang. (Dok. YouTube Marshablushoff)
Marsha hanya satu dari sekian banyak wanita yang melakukan prosedur kecantikan instan berupa tanam benang dan filler. Sederet nama selebritas seperti Five V, Femmy Permatasari, Maia Estianty, Ayu Ting Ting, dan Ussy Sulistiawaty, juga dikabarkan pernah menjajal perawatan tersebut.
Hanya saja, berbeda dengan Marsha yang sengaja mengoreksi bentuk hidungnya supaya terlihat mancung, artis peran Five V mengandalkan tanam benang untuk menghambat efek penuaan di usianya yang menjelang 40 tahun.
Aktris Five V memilih tanam benang untuk mengurangi smiling line. (VIVA/Ichsan)
Pemilik nama lengkap Vivi Rachmawati itu mengaku terganggu ketika melihat garis senyum bibirnya membiaskan cekungan yang cukup dalam. "Karena waktu itu ngelihat smile liner cukup dalam karena kebiasaan tidur yang suka miring atau pun murah senyum. Kebanyakan senyum juga buat smiling line-nya kelihatan tapi bukan berarti kita enggak boleh senyum tapi karena bertambahnya usia jadi bertambah kerutan halus," kata Five V kepada VIVA.
Femmy Permatasari juga memiliki motivasi sama dengan Five V. Ingin cantik dan tetap sedap dipandang meski usia sudah menyandang kepala empat. Ia mengaku tertarik melakukan tanam benang setelah melihat perawatan artis luar negeri dan melihat hasilnya tampak bagus.
Aktris Femmy Permatasari kian awet muda berkat perawatan tanam benang. (VIVA/Nuvola Gloria)
Nama beken para artis dan influencer mampu menciptakan efek persuasif pada publik untuk meniru tindakan serupa dari idolanya. Tak ayal, perawatan mempercantik paras secara instan pun menjadi tren. Bukan hanya pada kalangan artis dan sosialita, masyarakat biasa pun ramai menjadi peminat.
Hal tersebut dibenarkan Dr. Cynthia Jayanto(CiBTaC) dari klinik Cynthia, Bekasi. Menurutnya, baik filler maupun tanam benang, dari tahun ke tahun semakin diminati. Dalam gambaran angka, indeks kenaikannya bisa mencapai 20 persen per tahun.
"Tren peminatnya makin meningkat. Hampir 10 tahun ini justru makin bertambah. Di awal-awal, tanam benang enggak semuanya berani. Setelah itu, tren tanam benang dibawa sama Ayu Ting Ting dan Bunda Maia (Estianty), makanya (tanam) benang mulai ramai," kata Dr. Cynthia.
Dr. Cynthia juga mengungkapkan bahwa pada 2017 lalu, ia bisa menerima pasien filler sebanyak 10 orang tiap bulan. Jumlah itu bisa bertambah ramai ketika menjelang perayaan hari besar dan event khusus.
"Pada yang filler, sama juga meningkat per tahunnya 20 persen. Seperti tahun lalu, dalam sebulan bisa 10 orang yang filler. Apalagi kalau akhir tahun, untuk event natal atau reuni, jadi pengen filler. Paling banyak di area mata, pipi, hidung, dan dagu."
***
Harga yang Harus Dibayar
Efek instan yang dihasilkan dari tanam benang dan filler, memang membuat wanita tak perlu menunggu lama untuk tampil sesuai keinginan. Besarnya dana yang harus dikeluarkan, tak menyurutkan langkah para peminat untuk mengejarnya.
Pada proses tanam benang, dilakukan dengan cara memasukkan jarum tipis untuk menyisipkan benang jahit polypropylene melalui lapisan lemak di bawah kulit, Dr. Cinthya mengatakan bahwa pasien perlu mengeluarkan biaya Rp50 ribu - Rp4 juta per helai benangnya. Sekali kunjungan, bisa menghabiskan hingga Rp30 juta, tergantung kasus.
Sedangkan filler, yang praktiknya menyuntikkan cairan sintetis, tarifnya cukup variatif, tergantung negara produsen bahan isian injeksi. "Tergantung buatan mana. Ada Korea murah cuma Rp1,5 juta- Rp2,5 juta per satu mili. Eropa - Amerika Rp3,5 juta - Rp6 juta per satu mili," kata Dr. Cinthya.
Suntikan untuk kecantikan wajah wanita. (www.vestyles.com)
Meski dilakukan pakar kecantikan dan bedah plastik, prosedur permak wajah dan tubuh bukan tanpa risiko. Sebagai contoh yang dialami Marsha. Belum lama usai penanaman benang, bagian hidungnya menerima perlakuan fisik dari sang pacar ketika sedang bergurau. Akibatnya, helai benang yang ditanam di bawah jaringan kulit Marsha keluar lewat lubang bekas tusukan jarum yang belum menutup sempurna.
Dalam kunjungan kontrol ke klinik, dokter lantas memperbaiki posisi benang dengan suntikan lalu menggunting bagian benang sebelum kembali memasukkannya ke posisi semula.
Keluarnya benang dari bagian wajah bukan satu-satunya kasus yang menimpa Marsha. Lin Fox, wanita 48 tahun pemilik sebuah butik di London, mengalami nasib lebih nahas. Dikutip dari laman Daily Mail, Lin yang menanam lebih dari 150 benang dengan bantuan Dr. Gabriela Mercik pada tahun 2015, ia mendapati memar berat dan bengkak pada bagian wajah.
Tajamnya benang di bawah lapisan kulit Lin kian lama kian mengganggu. Sampai akhirnya mulai ada helai benang yang keluar, Lin menghubungi Dr. Mercik. Namun karena tengah berlibur, Lin hanya diberi saran supaya menggunting bagian benang yang keluar dari wajah, dengan gunting kuku. "Itu benar-benar membuatku terkejut," kata Lin.
Risiko serius lain juga diungkap Dr. Cinthya apabila prosedur tanam benang berujung pada kegagalan, yaitu bisa menyebabkan infeksi yang penanganannya harus dilakukan pencabutan benang untuk membersihkan bagian yang terkena infeksi. Kasus yang lebih parah, dapat mengakibatkan nyeri hebat karena benang masuk ke saraf sehingga harus operasi.
Bahaya pada filler juga tak dapat dianggap sepele, di antaranya dapat mengakibatkan nekrosis jaringan apabila suntikan tidak tepat. "Jadi filler masuk ke pembuluh darah, menghambat aliran darah, kurang oksigen karena ada gel filler, pembuluh darahnya mati, itu nekrosis dan harus operasi," ujarnya.
Di tempat terpisah, Dr. Era Jusi Nasution, Sp.KK memberi keterangan senada mengenai dampak negatif suntik filler apabila mengenai pembuluh darah. "Kalau itu terkena pembuluh darah, langsung tersumbat dan daerahnya tersebut akan mati. Dan jika terkena pembuluh darah bagian mata, maka matanya bisa buta, kalau tersumbatnya daerah hidung, maka daging dan tulang di daerah hidungnya akan rusak," kata Dr. Era yang praktik di ERHA Clinic Pondok Indah.
***
Harus Ditangani Ahli
Pernyataan dr. Tompi di media sosial yang menyampaikan bahaya prosedur tanam benang dan filler, tidak dimaksudkan sebagai bentuk sikap penolakan. Pemilik Beyoutiful klinik itu tidak mempermasalahkan metode mempercantik diri, asalkan dilakukan dengan proses yang benar dan sesuai prosedur. Tompi hanya menyoroti proses yang dilakukan secara serampangan dan dilakukan bukan oleh ahlinya sehingga malah memberi dampak buruk pada pelakunya.
Menurut Dr. Era, dalam tatalaksana filler, ahli yang mengerjakan haruslah dokter spesialis kulit dan kelamin. Apabila dokter umum atau ahli kecantikan, wajib melewati tahap training terlebih dahulu baru dianggap kompeten menangani suntik filler.
Prosedur pelaksanaannya pun harus memenuhi syarat yang berlapis. Antara lain, bagian wajah yang di-filler tidak boleh di sembarang titik. "Jadi lokasi filler kita yang tentukan. Enggak bisa main filler saja, itu sudah ditentukan," kata Dr. Era kepada VIVA.
Setelah ditentukan titik area yang akan disuntikkan filler, dokter juga harus tahu jenis filler yang digunakan. "Yang pertama jenis biodegradable (habis dengan waktu), dan ada yang non biodegradable (ini yang tren di jaman dulu, seperti silikon), ini nggak hilang seumur hidup, ada juga yang baru hilang dua sampai tiga tahun."
Biodegradable yang kini marak dipakai di seluruh dunia, masuk kategori asam hialuronat. Asam Hialuronat bukan bahan asing. Dalam tubuh manusia juga terdapat banyak asam hialuronat pada pelumas sendi, cairan antar sel. Inilah sebabnya, filler bisa hilang dalam waktu 6-9 bulan karena larut dalam tubuh melalui metabolisme.
Selain itu, reaksi alergi juga jarang ditemukan karena suntik filler pada dasarnya adalah memasukkan cairan dari tubuh sendiri. "Saya sendiri lebih suka memakai asam hialuronat dibandingkan dengan filler-filler yang ada. Asam hialuronat menetralisir, kalau ada kesalahan, kebanyakan, atau kesalahan tempat, tersumbat pembuluh darahnya, itu bisa langsung menetralisir dalam waktu beberapa menit, langsung hilang. Dari segi keamanan itu sangat aman," ujarnya menjelaskan.
Sedangkan suntik filler dengan bahan non biodegradable sudah jarang yang menggunakan, karena sekali saja salah memberi tindakan, efeknya berlaku permanen alias seumur hidup.
Syarat lain dokter yang melakukan praktik filler yaitu, harus mengerti aspek keseimbangan wajah. Dr. Era menuturkan, bahwa estetika wajah memiliki rumus yang memperhitungkan jarak dari satu titik ke titik lainnya. "Jadi wajah estetika itu ada rumusnya, berapa jarak dari dahi ke hidung dan lainnya itu ada rumusnya semua. Tidak sempurna tak apa, tapi setidaknya tidak terlalu jomplang. Jadi kalau saya mementingkan keseimbangan."
Pasien menjalani prosedur tanam benang di area wajah. (VIVA/Diza Liane Sahputri)
Ketika ditanya tentang langkah aman melakukan perawatan tanam benang, Dr. Era hanya menyinggung bahwa hingga saat ini belum ada izin dari BPOM untuk metode tanam benang.
Meski begitu, menurut Dr. Cynthia, prosedur tanam benang aman dilakukan jika dokter yang menangani sudah pengalaman dan memiliki sertifikat kompetensi. “Kalau di salon, ada. Lihat dulu sertifikatnya asli enggak dari kerja sama ikatan dokter, kerjas ama dengan perusahaan atau dengan dokter spesialis.”
Berusaha dengan segala cara demi tampil sempurna memang hak setiap wanita. Tapi aspek keamanan dan keselamatan tak boleh diabaikan. Jangan demi cantik secara instan, kaum hawa mengorbankan kesehatan. (ch)
Baca Juga:
Efek Kardashian dan Tanam Benang