Pejuang Diet Instagram, Tak Mau Sakit Sampai Mati
- pixabay/takazart
VIVA – Akhir 2018, Kementerian Kesehatan mengeluarkan data Riset Kesehatan Dasar. Hasil riset sebetulnya tidak terlalu mengejutkan, kendati tetap harus dipikirkan. Angka Penyakit Tidak menular di Indonesia terus meningkat. Didominasi diabetes dan hipertensi.
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek merinci, angka penderita hipertensi meningkat dari 24,5 persen naik menjadi 34,8 persen. Selain itu, penderita diabetes naik dari enam persen menjadi di atas delapan persen.
Kekhawatiran menkes adalah turunan dari penyakit-penyakit ini. Sebab penderita hipertensi berpotensi terserang penyakit jantung. Sedangkan diabetes membuka peluang gagal ginjal dan jantung.
Meski data ini dari tahun ke tahun kian menakutkan, di sisi lain, kesadaran masyarakat mengatasi atau menghindari penyakit ini pun semakin meningkat. Kini, semakin banyak orang yang mengubah gaya hidupnya, rajin diet dan olah raga. Sehat jadi tujuan utama. Lainnya, tidak ingin membawa penyakit sampai mati.
Seperti yang dialami Santi. Ibu beranak dua usia 34 tahun itu terkejut saat hasil medical check up -nya dibacakan dokter. Dokter menyebut ada batu di ginjalnya. Meski ukurannya sangat kecil dan terlihat berkabut saat di USG, tetap saja berita itu menjadi kabar menakutkan baginya. Tak hanya batu di ginjal yang membuat Santi takut, dari hasil MCU yang dijalaninya, diketahui pula ada perlemakan hati.
Dokter yang membacakan hasilnya saat itu mencoba menenangkannya. Santi diminta tidak khawatir karena masalah itu, masih bisa ditangani. Agar tak jadi penyakit serius, Santi disarankan menjalani pola hidup sehat, mengatur pola makan yang lebih baik dan rutin berolahraga. Dengan kata lain, ia harus menjalani diet sehat.
Terdengar simpel, namun butuh niat dan kemauan keras untuk menuruti saran-saran dokter. Tapi dari situ, Santi justru berpikir, perjuangannya untuk membiayai anak-anak masih panjang. Dari situ juga, dia jadi bersemangat menjalani diet.
Ada lagi cerita dari Dewi usia 33 tahun. Bidan di salah satu rumah sakit swasta ini mengaku, semangat menjalani program diet karena diduga mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang membuatnya sulit untuk mendapatkan keturunan meski sudah menjalani pernikahan selama 10 tahun. Saat berkonsultasi dengan dokter, Dewi pun disarankan berdiet. "Dokter saranin buat diet, olahraga dan turunin kadar insulin," katanya.
Selain Santi dan Dewi, ada juga cerita dari Lina, seorang karyawan swasta usia 30 tahun. Ia mengaku tertarik menjalani diet karena muak melihat tubuhnya yang gemuk. "Kalau ngaca jelek banget, pakai baju enggak bagus. Kedua, ingin lebih sehat saja karena penyakit sekarang seram-seram jadi aku enggak mau tuanya penyakitan apalagi sampai stroke, amit-amit," kata Lina.
Untuk memulai diet, baik Santi, Dewi dan Lina mengaku memilih memanfaatkan media sosial untuk mencari tahu program diet sehat yang akan mereka jalani. Karena mereka sadar, mengikuti program diet dengan berlangganan katering makanan sehat sangat mahal. Apalagi, jika ditambah harus menjalani program olahraga dengan didampingi pelatih kebugaran privat. Beruntung, media sosial memudahkan mereka menemukan inspirasi diet seperti apa yang akan mereka jalani.
Pejuang Diet Instagram
Belakangan, memang semakin banyak akun di media sosial yang memberikan motivasi pada banyak orang agar hidup lebih sehat. Ini karena salah satunya, dipicu oleh makin banyaknya orang yang sadar akan hidup sehat.
Mulai dari memberikan motivasi untuk semangat berdiet, berbagi resep-resep menu makanan sehat, hingga berbagi gerakan-gerakan olahraga simpel yang mudah diikuti dan bisa menunjang program diet agar cepat berhasil.
Salah satunya, akun Instagram menudietharian dengan follower mencapai 55,7 ribu. Pemilik akun ini bukanlah orang ahli di bidang kesehatan, ataupun pakar nutrisi. Namun dia punya tagline, "Anak Kos Pejuang Diet Sehat dan Hemat."
Saat VIVA berbincang lewat direct message di akun Instagramnya, Dita sang pemilik akun mengaku hanyalah mahasiswi jurusan Ilmu Budaya di Universitas Gajah Mada. Dita mengaku mulai diet sejak SMA karena dia sadar mengalami kelebihan berat badan hingga 15 kilogram, padahal tinggi badannya hanya 110 centimeter. Beragam pogram diet pernah diikuti, tapi tak juga membuahkan hasil
Namun setelah menjalani diet dengan mengatur pola makan, memasak makanan sehat sendiri, olahraga ringan, semua dijalaninya, dan hasilnya menakjubkan. Selama 8 bulan diet, Dita berhasil turunkan berat badan dari 54 kilogram menjadi 42 kilogram. Diet ini dijalaninya dengan konsisten tiap hari.
Dita yakin, sebenarnya banyak orang tertarik melakukan hidup sehat sama sepertinya. Dan Dita yakin, saat pertama memulai diet, banyak orang yang pasti merasa bingung harus memulai dari mana. Dari situ, dia termotivasi mengajak banyak orang untuk memasak sendiri makanan sehat, agar follower tahu, masak sehat itu bisa sangat mudah, hemat dan rasanya enak.
"Karena beberapa kali saya lihat resto atau katering khusus makanan vegan atau tanpa MSG justru harganya mahal. Dari situlah saya ingin berbagi resep masakan sehat yang tidak mahal," ujarnya. "Aku masak, foto, edit, posting semua kulakukan sendiri."
Awalnya, Dita memang hanya iseng memposting foto-foto makanan. Tapi lama-lama, setelah sering melihat akun-akun resep masakan, dia tertarik menjadikan akun pribadinya lebih spesifik berbagi foto juga resep menu sehat. Bukan cuma Dita, ada juga akun dengan nama Diet Strategy. Akun ini memiliki 90,5 ribu pengikut.
Jika akun menudietharian lebih banyak berbagi resep, akun ini justru dominan berbagi tips tentang beragam gerakan olahraga yang bisa diikuti untuk mensukseskan pola diet yang tengah berjalan agar hasilnya maksimal.
Mulai dari berbagi gerakan untuk mengikis lemak di lengan dan punggung, mengencangkan paha dan merampingkan perut hingga memberikan motivasi kepada para follower agar terus bersemangat olahraga. Tak perlu membayar mahal untuk mengikuti program latihan dengan dampingan personal trainer, karena gerakan olahraga yang di share di akun ini, bisa dilakukan di rumah.
Ada lagi, akun dengan nama rizalnutritionist. Akun yang dikelola oleh nutrisionist ini memiliki follower 40,4 ribu. Isinya, motivasi dan juga tips-tips seputar diet sehat.
Selain akun-akun tersebut, masih banyak lagi akun Instagram yang fokus berisi tentang berbagi tips menjalani pola hidup sehat. Tinggal pilih, mana yang terbaik bagi Anda untuk diikuti.
Follower Puas
Menjalani diet memang butuh konsistensi, bersabar dan jangan pernah menyerah. Pesan-pesan inilah yang juga dijalani para follower akun diet.
Dewi sang bidan yang awalnya menjalani diet untuk program kehamilan mengaku, ada tiga akun Instagram diet yang dia ikuti. Mulai dari Ketogenic Standar, menudietharian, hingga akun diet militer.
Selama konsisten mengikuti akun-akun tersebut, dalam waktu enam bulan, berat badannya berhasil turun 10 kilogram.
"Aku tertarik jadi follower tiga akun ini, karena diet yang ditawarkan enggak bikin sengsara. Boleh makan terus, dan banyak resep-resep menarik yang bisa dicoba," katanya.
Berbeda dengan Dewi, Lina justru lebih selektif memilih akun diet yang akan dia ikuti. Mulai dari akun Arbiarso W hingga akun dengan Rizalnutritionist.
"Yang aku follow rata-rata diet influencer & nutrisionis jadi dietnya ada ilmunya, enggak sekadar bikin kurus, tapi dia kasih tahu kandungan gizinya apa aja, dan dia juga sharing kalau salah diet nanti efek long term-nya gimana, terus juga mereka suka share olahraga yang baik itu gimana," katanya.
Dengan mengikuti tips dan trik dari akun-akun tersebut, Lina mengaku selama satu tahun menjalani diet, berat badannya turun 11 kilogram.
"Aku diet bukan cuma sebulan dua bulan. Sekarang aku jadikan gaya hidup karena semenjak jalani pola hidup sehat ini, tidur jadi nyenyak, jarang sakit, kulit juga jadi glowing lebih sehat," klaimnya.
Kata Pakar
Meski sukses menjalani diet karena mengikuti anjuran-anjuran dari sejumlah akun diet, Dokter gizi dari Prodia, dr.Eva Kurniawati, M. Gizi, Sp.GK menyarankan, jika hendak berdiet, akan lebih baik melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter spesialis gizi. Terutama, untuk yang memiliki penyakit penyerta agat dietnya bisa lebih sesuai dengan kondisinya.
"Contoh bagi pasien dengan gangguan fungsi ginjal, maka tidak dianjurkan diet tinggi protein karena akan memperberat gangguan ginjalnya," katanya.
Eva juga menyarankan, untuk kelompok orang sehat yang ingin memiliki pola hidup dan pola makan yang sehat, bijaksanalah dalam mengelola informasi diet yang didapat. Jika ingin berubah, pastikan komitmen dan niat Anda, bahwa ini bukan niatan yang sesaat tapi untuk berubah menjadi lebih baik sehingga dibutuhkan komitmen jangka panjang.
Setelah niat dan komitmen, maka selanjutnya, kelola informasi yang didapat kemudian disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang. "Jika kesulitan silakan berkonsultasi dengan spesialis gizi."
Eva juga mengatakan, diet yang baik adalah diet yang sehat dan seimbang, yang artinya cukup kandungan gizinya, jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan keanekaragaman variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal. "Komposisi lengkap berarti ada karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin dan mineral," terangnya.
Bukan cuma itu, pengolahan makanan juga perlu diperhatikan karena terkait erat dengan jumlah kalori yang terkandung dalam suatu makanan. Pilihlah pengolahan makanan dengan cara direbus, dikukus, dipepes, dipanggang. Jika hendak menumis, Eva menyarankan batasi jumlah minyak yang akan dipakai hanya 1-2 sendok teh. Dan yang perlu diingat, lanjutnya, anjuran dari Departemen Kesehatan bahwa asupan harian gula, garam dan minyak harus dibatasi.
"Konsumsi harian gula 4 sdm, minyak 5 sdm dan garam 1 sdt. Bagilah makan harian dalam 3 kali makan utama, 2-3 kali kudapan/camilan."
Pilih juga, kudapan seperti buah, agar-agar, puding, yoghurt atau susu low fat, kacang rebus, kacang kulit panggang, putih telur rebus, atau roti lapis dengan isian sayur dan protein seperti ayam panggang atau rebus atau bahkan telur rebus. Porsi pun disesuaikan dengan kebutuhan kalori harian yang dipengaruhi aktivitas fisik, berat badan, tinggi badan.
Jika aturan-aturan ini dijalankan, ia yakin, tubuh akan lebih sehat. Kalian siap mencoba?