Menakar Tren Gaun Pernikahan

PAMERAN PERNIKAHAN SEMARANG
Sumber :
  • ANTARA FOTO/R. Rekotomo

VIVA – Masih bersemayam dalam ingatan acara resepsi pernikahan putri Joko Widodo, Kahiyang Ayu yang dihelat pada 8 November 2017 di Solo, Jawa Tengah. Pesta pernikahan paling akbar, namun tak terlalu mewah bagi putri seorang pemimpin negeri.

Wujudkan Pernikahan Impian yang Sakral dan Berkesan dengan Sentuhan Tradisional

Pesta pernikahan yang kental dengan budaya Jawa itu menjadi pesta rakyat, karena tak cuma kalangan pejabat, tapi rakyat jelata ikut merayakan dengan semangat.

Resepsi berikutnya di Medan pun tetap bernuansa tradisional, dengan adat Batak Mandailing atau Tapanuli Selatan yang kental. Gelaran dua pesta yang meriah namun ramah.

Jakarta Wedding Festival 2024 Sukses Gaet Puluhan Ribu Pengunjung dan Transaksi Miliaran Rupiah

Tak cuma pesta pernikahan Kahiyang-Bobby yang menggunakan acara adat, sejumlah selebriti seperti pasangan Raisa dan Hamish Daud pun menggelar resepsi pernikahan adat Sunda pada tahun lalu. Atau Vicky Shu yang menghelat pernikahan dengan latar belakang Candi Borobudur yang sarat budaya Jawa.

Tema tradisional diminati

Suguhkan Konsep Unik, Wedding Fair Terbesar Sukses Digelar

Berharap hanya sekali mengikat janji suci setia sampai napas berhenti, banyak calon pengantin yang ingin menggelar pernikahan sesuai keinginan. Karena itu, tak jarang yang menggelarnya secara mewah, baik dengan tema tradisional maupun internasional atau kombinasi keduanya.

Namun, tema tradisional masih banyak diminati lantaran calon pengantin ingin menonjolkan adat istiadat mereka. Dengan jumlah 1.340 suku bangsa di Indonesia menurut sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2010, hal itu jamak terjadi.

Dan demi membantu calon pengantin, banyak wedding organization atau jasa penyelenggara persiapan pernikahan menggelar pameran pernikahan tiap tahunnya. Dan beberapa menghadirkan pameran pernikahan dengan tema tradisional.

Misalnya, awal pertengahan Januari lalu, venue provider Balai Kartini Exhibition & Convention Center telah menyelenggarakan Wedding Carnaval. Pameran skala besar tersebut menghadirkan puluhan tenant, mulai catering, dekorasi, fotografer dan busana pengantin.

Selain itu, deretan desainer gaun dan kebaya pengantin turut memeriahkan acara tersebut.

Dan pameran pernikahan lainnya yang segera menyusul digelar adalah Gebyar Pernikahan Indonesia (GPI). Pameran pernikahan ini akan berlangsung di Kartika Expo, Balai Kartini pada 16-18 Februari mendatang dengan menghadirkan 150 vendor pernikahan. Gelaran kali ini mengangkat budaya Indonesia Timur, khususnya Gorontalo.

Arief Rachman, direktur Parakrama Organizer mengatakan bahwa alasannya mengangkat budaya Gorontalo demi menambah referensi bagi masyarakat. Sebab, pernikahan dengan tema tradisional banyak didominasi budaya adat Jawa, Sunda, dan Sumatera.

"Jadi ini juga tanggung jawab kami untuk memberikan informasi dan eksplorasi guna melestarikan budaya tradisional kita," katanya.

Kepada VIVA, Kamis, 1 Februari 2018, dia menjelaskan alasan GPI mengusung tema tradisional. Itu lantaran tema tersebut sudah dipilih sejak awal GPI digelar pada 2006 sebagai perjuangan untuk mengangkat tradisi Indonesia di negeri sendiri.

Karena itu, pihaknya menggaet sejumlah desainer busana pengantin tradisional, seperti Fitri Liza dari Sanggar Liza yang akan menampilkan busana pengantin Gorontalo. Selain itu, ada Renzi Lazuardi dan Dimas Singgih yang fokus pada koleksi kebaya.

"Kami ingin budaya pernikahan Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri. Ini perjuangan vendor juga, perias itu ada, mereka sama-sama koordinasi dengan kami dan berharap budaya pernikahan Indonesia harus jadi tuan rumah di negeri sendiri," tuturnya.

Jika PGI menghadirkan tema adat, Jakarta Wedding Festival yang menggelar Jakarta Wedding & Honeymoon Festival (JWHF) 2018 pada 23-24 Februari 2018 di dua hotel bintang lima, The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan dan JW Marriott Hotel Jakarta, ini mengangkat tema internasional. Meski begitu, dari 100 vendor pernikahan yang meramaikan pameran pernikahan tersebut, ada beberapa vendor yang menghadirkan tema tradisional.

JWHF 2018 pun turut menggandeng sederet desainer ternama, yakni Rusly Tjohnardi, Billy Tjong, Maisonmet by Mety Choa, dan Wong Hang Tailor. Rusly Tjohnardi akan membawakan koleksi bertema Classicalisto yang terinspirasi pengalaman pribadi, dengan beberapa potongan tipis, dan gradiasi dalam desain bergaya klasik, timeless, dan elegan.

Maisonmet by Mety Choa menampilkan koleksi Celestial Wilderness, yang terinspirasi dari berbagai tekstur kekayaan alam sepertj padang pasir dan alur sungai hingga pegunungan dengan warna-warna seperti ice blue dan tone earth. Sedangkan Wong Hang Tailor yang sudah terkenal sebagai penyedia jas pria premium, akan membawa tema Men in Tie, dengan menampilkan beberapa koleksi klasik dengan bahan yang tren tahun ini dalam warna serta motif berbeda yang lebih terang dan bold.

Sementara itu, Billy Tjong menghadirkan koleksi bertema Devine Beauty, yang terinspirasi dari beragam karakter wanita berbeda-beda dengan menghadirkan pilihan siluet dan motif tak sama, di mana sebagian terinspirasi dari alam seperti flora dan fauna serta bangunan.

Membuat busana pengantin, menurut Billy berbeda dengan item fesyen lainnya. Selain waktu lebih lama juga harus disesuaikan dengan bentuk tubuh dan karakter pemakainya lantaran busana tersebut dikenakan pada momen sakral.

"Selain lekuk tubuh, saat ini lebih disesuaikan dengan karakter dan venue dari acara itu sendiri. Enggak semuanya harus berbentuk ball gown dengan potongan lebar atau gaya mermaid, namun disesuaikan dengan gaya pemakainya dan saat ini banyak disukai bahan-bahan yang transparan agar siluet tubuhnya lebih terlihat," tutur dia kepada VIVA.

Di luar negeri, busana pengantin dengan tampilan transparan atau dengan aksen transparan pun tengah menjadi tren. Misalnya, rumah mode asal Prancis, On Aura Tout Vu yang menampilkan gaun pengantin transparan dan menerawang di bagian pinggang ke bawah pada gelaran Paris Couture Fashion Week 2018.

Memudahkan dan banyak hadiah

Soal pameran pernikahan, Arief Rachman berharap bisa memudahkan calon pengantin dalam mempersiapkan pernikahannya. Sebab di GPI tahun ini, selain menghadirkan 150 vendor pernikahan mulai dari busana, kuliner dan lainnya, pengunjung juga bisa berburu ragam suvenir, undangan hingga destinasi bulan madu dalam satu tempat.

Dan yang menarik dari pameran kali ini adalah fashion show dengan busana Gorontalo yang jarang ditampilkan, terutama yang mengangkat nuansa kebaya dan kain songket. Selain itu, akan ada tarian dari suku Toraja, Bugis, dan Makassar.

Bedanya dibandingkan dengan tahun lalu, nuansa panggung pelaminan Gorontalo akan hadir, meskipun tidak original. GPI menargetkan transaksi gelaran tiga hari ini sebesar Rp45 miliar.

"Dengan ratusan vendor terbaik, kami yakin Gebyar Pernikahan Indonesia akan mampu menjadi sumber inspirasi dan tempat yang tepat untuk mendapatkan beragam pilihan kebutuhan pesta pernikahan Anda," kata Arief.

Sementara itu, Jakarta Wedding Festival pada tahun ketiga penyelenggaraannya, selain menghadirkan 100 vendor, juga memberikan hadiah langsung berbulan madu, termasuk tiket pesawat pulang pergi ke berbagai destinasi romantis, seperti Paris, Maladewa, Santorini, dan masih banyak lagi demi menarik minat calon pengantin melakukan transaksi.

Tidak hanya itu, juga bakal dihadirkan festival kuliner dari tujuh restoran yang disajikan oleh dua hotel, dengan diskon mencapai 50 persen selama pameran. Dengan gebrakan pameran pernikahan di dua hotel, mereka menargetkan transaksi selama tiga hari ini mencapai Rp50 miliar.

"Wedding exhibition kali ini mencoba memberikan gebrakan baru dengan melaksanakannya langsung di dua hotel besar yang berbeda. Kami juga tidak ingin hanya pasangan yang mau menikah yang datang, namun mereka yang sudah berkeluarga hingga pasangan yang sudah menikah,” ujar Nagesh Cawla selaku managing director The Ritz-Carlton Jakarta.

Sementara itu, Wedding Carnaval yang sudah lebih dahulu dihelat pada Januari lalu menampilkan parade pernikahan dan make-up tradisional yang mengusung desain kebaya terbaru 2018. Menariknya, ada 150 cincin kawin berlian yang dibagikan untuk pengunjung beruntung.

Dengan adanya pameran pernikahan, Anda bisa ‘sambil menyelam minum air’. Sebab di sana, semua kebutuhan pernikahan bisa langsung Anda dapatkan tanpa harus repot-repot mendatangi sejumlah tempat.

Bahkan jika beruntung, Anda bisa mendapatkan hadiah hingga potongan biaya. Menarik kan dan siap-siap tergoda! (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya