Cara ASDP Cegah Antrean Mengular di Pelabuhan Padat Penumpang
VIVA – Antrean penumpang yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta pada pagi hari tadi cukup viral di media sosial. Usut punya usut, hal itu diduga terjadi karena ada 13 penerbangan dalam dua jam di Terminal II, ditambah dengan banyaknya proses pemeriksaan dokumen perjalanan di lokasi tersebut.
Antrean penumpang yang mengular pun akhirnya tak terbendung. Pelaksanaan jaga jarak atau physical distancing yang selama ini digaungkan pemerintah pun tampak tidak maksimal.
Lantas bagaimana penerapan jaga jarak di pelabuhan penyeberangan ramai penumpang seperti Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk?
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi menuturkan, pihaknya mewajibkan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum penumpang itu masuk ke pelabuhan. Dia menegaskan penumpang tidak boleh masuk sebelum lolos pemeriksaan dari petugas penanganan covid-19.
"Kami itu check point-nya di luar pelabuhan, orang yang lolos di pelabuhan diasumsikan memang sudah ok menurut check point," kata Ira di Jakarta, Kamis 14 Mei 2020.
Selain itu, dia menjelaskan pihaknya juga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat, soal bagaimana agar arus pergerakan orang tidak membludak.
"Kuncinya adalah koordinasi bahwa kadang-kadang ada keadaan agak padat kembali lagi koordinasi," kata dia.
Oknum Petugas yang Loloskan Penumpang Bakal Dipecat
Sementara itu, Direktur Komersial dan Pelayanan ASDP Indonesia Ferry, Yusuf Hadi menjelaskan, pihaknya pun sudah menempatkan buffer zone di luar pelabuhan. Terutama di pelabuhan yang tingkat keramaiannya tinggi seperti Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk.
"Sebelum pelabuhan sudah ada buffer zone, tenaga pengamanan dan petugas juga sekaligus check point. Keluar dari tol Merak kalau dia lurus, ada restoran, pondok manakan ditahan dulu oleh petugas. Kalau belum punya tiket dibantu di buffer zone. Tapi dia harus berhenti dulu," jelas dia.
Tak hanya itu, dia menegaskan check point juga dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Pemda setempat, sebelum pelabuhan. Untuk itu, dia menegaskan bahwa kondisi pelabuhan saat ini setidaknya sudah memberi kenyamanan bagi para penumpang.
Bahkan dia menegaskan, tidak ada kompromi bagi oknum petugas yang memanfaatkan situasi tersebut. PHK menjadi sanksi bagi oknum yang meloloskan penumpang tanpa pemeriksaan.
"Kita selalu mengacu, sudah di-warning Kemenhub bahkan di-stressing (Kementerian) BUMN. Tidak ada kompromi. Ada pihak atau oknum meloloskan pengguna jasa, sanksinya tegas, kena PHK," ujarnya.