Wajib Cuci Sepatu Sebelum Masuk Selandia Baru, Mengapa?

Ilustrasi sepatu kulit.
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

VIVA – Alam yang indah dan lingkungan yang bersih di Selandia Baru benar-benar dijaga betul oleh pemerintahnya. Salah satu buktinya adalah diberlakukannya sejumlah aturan mengenai benda-benda yang boleh dan tidak boleh dibawa masuk ke Negeri Kiwi. Ada benda-benda yang masuk dalam kategori berisiko.

Saat VIVA berkunjung ke Selandia Baru beberapa waktu lalu, dalam rangka memenuhi undangan dari Tourism New Zealand (TNZ), kami diharuskan mengetahui daftar benda-benda berisiko tadi sebelum berangkat. Menurut situs resmi pemerintah sana, customs.govt.nz, hama atau penyakit yang ada pada benda-benda itu bisa menyebabkan kerusakan serius pada lingkungan dan ekonomi Selandia Baru.

Nah, benda-benda berisiko tadi antara lain adalah makanan, buah-buahan, sayuran, daging, ikan, telur, madu, produk susu dan bahan-bahan masakan, benih tumbuhan, tumbuhan hidup atau mati, produk dari kayu, hewan hidup atau mati beserta produknya, obat-obatan herbal dan terakhir, sepatu, peralatan olahraga atau luar ruangan yang sudah dipakai.

Meski berisiko, bukan berarti semuanya tak boleh Anda bawa, namun Anda harus men-declare-nya, dalam arti menuliskan bahwa Anda membawa benda-benda tadi di passenger arrival card, yang harus diisi saat akan masuk ke Selandia Baru. Ini termasuk sepatu, peralatan olahraga atau luar ruangan, seperti alat-alat berkemah yang pernah Anda gunakan.

Jika tidak, Anda akan dikenakan denda atau hukuman. Saat petugas sudah memeriksa benda-benda yang Anda declare, benda-benda itu bisa saja disita atau dikembalikan pada Anda. Dalam beberapa kasus, petugas harus membersihkannya terlebih dahulu. Tentu saja Anda dikenakan biaya untuk servis tersebut.

Ini alasan mengapa Anda sebaiknya mencuci dan membersihkan sepatu dan peralatan-peralatan luar ruangan sebelum membawanya ke Selandia Baru.

Selidik punya selidik, itu karena dieback disease, penyakit yang mematikan begitu banyak pohon kauri di Selandia Baru. Pohon kauri sendiri merupakan pohon raksasa yang paling dilindungi di sana, karena usianya bisa mencapai ribuan tahun. Pohon ini memang hanya bisa ditemukan di Selandia Baru.

Menurut Gilbert, pemandu wisata kami dari Matakana Tours, hingga sekarang para peneliti belum mengetahui penyebab penyakit tersebut. Karena hal tersebut lah, pemerintah setempat berusaha meminimalisasi hal-hal yang mungkin berisiko untuk keberlangsungan pohon kauri.

Pilot Asing yang Disandera OPM Belum Dibebaskan setelah Lebih Setahun, TNI Jelaskan Kendalanya

"Itulah mengapa orang yang masuk ke Selandia Baru harus membersihkan sepatu, alat perkemahan dan peralatan lain yang pernah dipakai di luar ruangan. Dikhawatirkan ada tanah yang menempel, membawa virus atau bakteri yang berbahaya bagi kauri," ujar Gilbert di Matakana, Selandia Baru.

Di beberapa tempat konservasi dan hutan yang kami kunjungi juga disediakan tempat khusus untuk mencuci sepatu. Disediakan pula sikat pembersihnya. Jadi, siapapun yang akan berkunjung atau setelah mengunjungi hutan tempat pohon kauri berdiri harus mencuci sepatu mereka.

Isu Pelanggaran HAM di Tiongkok jadi Sorotan Komunitas Tibet di Selandia Baru

Ingin merasakan sensasi tinggal di kamar hotel yang menggantung di tebing, tertinggi di dunia lagi. Pengalaman berbeda ini hanya ada di Gunung Parang Purwakarta. Meski di tebing, fasilitasnya yahud lho. Penasaran? Lihat dalam liputan ini.

Selandia Baru Gelontorkan Rp 82 Miliar untuk Bantuan Kemanusiaan Bagi Palestina
Anggota parlemen melakukan tarian haka

Mengenal Tarian Haka yang Menggetarkan Parlemen Selandia Baru

Anggota Parlemen Selandia Baru protes dengan tarian Haka Ka Mate. Simak makna, sejarah, dan pesan budaya di baliknya.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024