Pohon Terbesar dan Tertua Sedunia Ada di Selandia Baru
- VIVA/Tasya Paramitha
VIVA – Bicara Selandia Baru, Anda mungkin akan langsung teringat domba atau burung kiwi. Padahal ada lagi salah satu pohon yang sangat identik dengan negara satu ini. Namanya agathis australis atau dalam bahasa Maori, suku asli Selandia Baru dinamakan kauri.
Pohon yang masih satu famili dengan pohon damar yang banyak ditemukan di Indonesia ini adalah pohon raksasa dari zaman purba yang usianya bisa mencapai ribuan tahun. Salah satu pohon terbesar dan tertua di dunia ini dulu tersebar luas selama periode Jurasik, namun saat ini hanya dapat ditemukan di Pulau Utara, Selandia Baru.
Saat VIVA berkunjung ke daerah Matakana di Pulau Utara untuk memenuhi undangan dari Tourism New Zealand (TNZ) baru-baru ini, betapa beruntungnya karena kami dapat melihat langsung gagahnya pohon kauri yang usianya sangat tua dan masih berdiri kokoh.
Meski usianya mencapai 800 tahun, namun pohon kauri yang dinamakan The McKinney Kauri ini bukanlah pohon kauri tertua. Pohon kauri paling tua di Selandia Baru sekaligus di dunia, dinamakan Tane Mahuta dan berada di Hutan Waipoua di Pulau Utara, salah satu hutan kauri yang masih tersisa di Selandia Baru.
Usia pasti Tane Mahuta tidak diketahui, namun diperkirakan berusia antara 1.250 hingga 2.500 tahun. Luar biasa, bukan?
Raja Hutan
Dibutuhkan lebih dari delapan orang untuk mengelilingi pohon tersebut dengan merentangkan kedua tangan mereka. Bisa dibayangkan betapa besarnya batang pohonnya. Dalam bahasa suku Maori, 'Tane Mahuta' berarti 'Lord of the Forest' atau 'Raja Hutan'. Ini juga merupakan pohon paling terkenal di Selandia Baru.
Karena Tane Mahuta menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, tahun 2013 lalu, 10.000 liter air dari sungai terdekat dialirkan ke pohon ini.
Hingga kini pohon kauri adalah tanaman yang paling dilindungi di Selandia Baru. Hal itu diungkapkan oleh Gilbert, pemandu wisata kami dari Matakana Tours.
"Itulah mengapa orang yang masuk ke Selandia Baru harus membersihkan sepatu, alat perkemahan dan peralatan lain yang pernah dipakai di luar ruangan. Dikhawatirkan ada tanah yang menempel, membawa virus atau bakteri yang berbahaya bagi kauri," ujar Gilbert di Matakana, Selandia Baru kepada VIVA.
Hal tersebut dikarenakan dieback disease, penyakit yang mematikan begitu banyak pohon kauri di Selandia Baru. Kata Gilbert, hingga sekarang para peneliti belum mengetahui penyebab penyakit tersebut.
"Jadi kami berusaha meminimalisasi hal-hal yang mungkin berisiko untuk keberlangsungan pohon kauri," ucapnya.
Memang di beberapa tempat konservasi dan hutan yang dikunjungi VIVA, disediakan tempat khusus untuk mencuci sepatu. Disediakan pula sikat pembersihnya. Jadi, siapapun yang akan berkunjung atau setelah mengunjungi hutan tempat pohon kauri berdiri harus mencuci sepatu mereka. (ren)
Sudah dengar hotel menggantung di tebing yang berada di Purwakarta, Jawa Barat? Wah benar-benar pengalaman luar biasa bisa menginap di sana. Penasaran? Lihat di video ini.