Destinasi Wisata Dunia dengan Kunjungan Turis Terpadat
- Pixabay
VIVA – Popularitas bisa menjadi hadiah dan kutukan, ketika bicara soal pariwisata. Sebuah tempat wisata mencapai titik kritis, ketika semakin padat pendatang hingga mengasingkan penduduk lokal, mendorong infrastruktur lebih rentan rusak, dan akibatnya berdampak negatif terhadap pengalaman wisatawan.
World Travel and Tourism Council, yang bekerja sama dengan McKinsey, mengeluarkan sebuah laporan berjudul, Mengatasi Kesuksesan: Mengelola Kepadatan Penduduk Berlebih di Destinasi Wisata. Laporan itu menyebutkan sejumlah tempat wisata yang berjuang dengan kepadatan turis berlebih.
Tujuh kota ini memiliki nilai tertinggi dalam kombinasi berbagai faktor yang menyebabkan destinasi wisata ini mencapai titik kritis. Destinasi itu membentang di seluruh dunia termasuk Amsterdam, Dubrovnik, Kuala Lumpur, Macau, Roma, Venesia, dan Warsawa.
Laporan tersebut menyarankan ada alternatif lokasi yang berbeda, agar pengunjung tersebar sepanjang tahun, alih-alih bertumpu pada destinasi tertentu dan menghasilkan kepadatan.
Tempat-tempat tertentu telah memperkenalkan langkah-langkah untuk mengurangi kepadatan penduduk yang berlebihan, seperti Visit Britain yang mendorong wisatawan untuk menjelajahi lebih jauh dari London
Wisatawan didorong untuk mengunjungi bagian destinasi liburan populer yang kurang terkenal untuk mengurangi tekanan pada wilayah tersibuk tersebut. Islandia mempromosikan kota Akureyri, yang menampilkan air terjun dan sumber air panas, untuk meringankan beban di wilayah lain di negara ini.
Laporan tersebut menyatakan, perjalanan dan pariwisata kan tumbuh, menciptakan lapangan kerja baru, peluang baru, dan pengalaman baru, sekaligus menjadi kekuatan untuk perdamaian di dunia.
"Tetapi, banyak destinasi yang berjuang untuk mencapai keseimbangan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan bisnis, penduduk lokal, dan wisatawan," katanya. (asp)