Meski Kuno, Pameran Keris Nusantara Ternyata Digemari Remaja
- VIVA co.id/ Dwi Royanto
VIVA – Sebuah pameran dan jual beli keris bertaraf nasional sekilas terdengar kuno. Namun nyatanya, pameran yang diselenggarakan di Museum Ronggowarsito, Kota Semarang, Jawa Tengah ini masih digemari.
Sejak dibuka pada Selasa, 7 November 2017, kegiatan bertajuk 'Pameran Tosan Aji dan Batik' tersebut mendapatkan antusiasme masyarakat. Apalagi koleksi keris diikuti oleh sejumlah kolektor dan galeri keris asal berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan provinsi lain.
Tak hanya dikunjungi para kolektor keris di Semarang, pameran ini juga banyak dikunjungi oleh wisatawan serta kawula muda yang datang di Museum Ronggowarsito. Pengunjung juga datang dari pelajar sekolah.
Danu Tyo, salah seorang kolektor keris asal Yogyakarta, menyebut, kegiatan pameran dan jual beli tosan aji sendiri cukup menarik. Terlebih peserta pameran diikuti oleh kolektor keris di pelosok nusantara.
"Totalnya ada 46 peserta yang memamerkan koleksinya. Selain ajang pamer, ini juga menjadi ajang jual beli keris khususnya bagi para kolektor," kata Danu kepada VIVA co.id.
Sebelum mengikuti kegiatan di Semarang, ia baru saja memamerkan koleksinya di gedung DPR Senayan. Pria pemilik galeri Gubuk Panimbal Gunungkidul itu membawa sekitar 30 koleksi keris dengan jenis dan peninggalan zaman berbeda. Mulai peninggalan Majapahit, Mataram, Pajajaran serta kerajaan lain yang ada di Indonesia.
"Saya bawa jenis keris Sinom, Pendowo Cinarito, Carubuk, Jalak Budho dan lain-lain. Kebetulan udah laku lima keris kemarin," ujar dia.
Harga yang dipatok untuk keris yang dijual bagi para kolektor, kata Danu juiga berfariasi, tergantung jenis serta tingkat keunikannya. Dari mulai ratusan ribu hingga ratusan juta.
"Ini yang saya bawa paling mahal keris Madura jenis dapur Brojol. Ini peninggalan kerajaan Sumenep dengan pamor Parisa Uli berbentuk padi. Filosofinya pamor kemakmuran. Saya jual harga Rp30 juta," tutur dia.
Danu mengaku senang bisa memamerkan koleksi galerinya untuk pertama kali di Semarang. Apalagi kalangan anak muda di wilayah Ibu Kota Jawa Tengah itu banyak yang berminat untuk mempelajari keris sebagai warisan asli bangsa Indonesia yang diakui UNESCO pada tahun 2005 silam.
"Harapannya kegiatan seperti ini bisa sering digelar. Selain untuk memberi ruang bagi pecintanya, tapi juga sebagai pembelajaran bagi anak muda," katanya.