Warga Amerika Diundang Yoga di Candi Borobudur dan Prambanan

Poster Wisata Yoga di Candi Borobudur
Sumber :
  • KBRI Washington DC

VIVA – Tempat-tempat wisata Indonesia, sebenarnya tidak saja menawarkan keindahan alam dan kandungan sejarah bagi para pengunjung, namun juga cocok sebagai tempat relaksasi maupun untuk tujuan kesehatan. Kampanye itu lah yang tengah digiatkan pemerintah Indonesia, untuk menarik lebih banyak turis dari mancanegara.

Diramaikan 10.500 Peserta, Bank Jateng Borobudur Marathon Usung Semangat Olahraga dan Promosi Budaya

Maka, pemerintah RI melalui Kedutaan Besarnya di Washington DC, Amerika Serikat, tengah menerapkan jurus baru: yaitu mengundang pakar yoga untuk pesiar ke sejumlah tempat wisata di Tanah Air. Cara itu diyakini bisa efektif, mengingat kini semakin banyak orang Amerika mempraktikkan yoga sebagai gaya hidup untuk tetap bugar menjaga ketenangan jiwa.

“Untuk menarik minat turis AS ke Indonesia, dibutuhkan strategi pemasaran Wonderful Indonesia yang lebih tepat sasaran serta menyasar target spesifik yang mempunyai minat khusus. Yoga adalah salah satunya,” kata Budi Bowoleksono, Dubes RI untuk AS. Dia saat itu melepas keberangkatan dua orang pelaku yoga - yang populer disebut yogi - ke Indonesia awal pekan ini.

Rakernas Hikmahbudhi, Candra Aditya Soroti Upaya Penyempurnaan Candi Borobudur

Mereka diajak melakukan Wisata Yoga dengan teman "Yoga Familiarization Trip (Famtrip) ke Yogyakarta dan Bali dari 23 Oktober hingga 2 November 2017. Dua yogi itu adalah Jessamyn Stanley (@mynameisjessamyn) asal Durham, negara bagian North Carolina, dan Sean Phelps (@seanphelpslife) asal Los Angeles, negara bagian California.

Mereka dipilih oleh KBRI Washington DC (@KBRIWashDC) karena mempunyai jejaring yang luas melalui media sosial. Keduanya akan mempromosikan pengalaman wisata yoga di Indonesia secara real time setiap harinya melalui kedua akun media sosial tersebut.

Kagumi Candi Borobudur, Peserta YDS 2024 dari Jepang: Megah dan Banyak Sejarah

Penggunaan media sosial sebagai alat promosi merupakan strategi yang dipakai oleh KBRI untuk menyasar masyarakat pada umumnya maupun generasi milenial AS, yang saat ini mempunyai kecenderungan untuk mencari informasi secara online.

“Dari studi yang dilakukan oleh Ipsos Public Affairs tahun 2016, terdapat 36,7 juta orang AS yang telah menjadi yogi (pelaku yoga), dan 80 juta orang yang menyatakan keinginannya untuk menjadi yogi. Dari jumlah tersebut, para yogi telah menghabiskan 16,8 miliar USD untuk mengikuti kelas yoga dan membeli peralatan yoga. Yoga bukan hanya olahraga namun juga potensi pasar yang perlu Indonesia garap,” lanjut Dubes Budi, seperti yang disiarkan KBRI Washington DC hari ini.

Yogi Amerika Serikat diundang wisata yoga ke Indonesia

Poster yogi asal AS, Jessamyn Stanley, berkunjung ke Indonesia. (Foto: KBRI Washington DC)

Dipilihnya Yogyakarta dan Bali sebagai tujuan Yoga Famtrip ini juga disebabkan oleh aktifnya dua kota tersebut melakukan kegiatan terkait yoga. Selama dua tahun terakhir ini Yogyakarta rajin menjadi tuan rumah festival yoga nasional yang dihadiri oleh ribuan orang, sedangkan Bali telah menggelar festival yoga sejak tahun 2008.

Selain mengadakan sesi meditasi dan yoga di situs-situs wisata seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Uluwatu, dan Ubud, Jessamyn dan Sean akan bertemu dengan komunitas yoga di kedua kota tersebut. Diharapkan dengan pertemuan ini, kedua yogi dapat merasakan yoga di Yogyakarta dan praktek yoga yang kental dengan nilai-nilai dan adat-istiadat yang kuat di Bali.

Program yang dilakukan atas kerja sama dengan Kementerian Pariwisata RI ini diharapkan dapat menempatkan Indonesia dalam peta wisata yoga internasional dan meningkatkan kunjungan wisatawan AS ke Indonesia. Think yoga trip, think Wonderful Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya