Bungker Pengintai Jepang Tersembunyi di Puncak Bogor
- VIVA.co.id/Muhammad AR
VIVA – Setelah Belanda kalah pada perang dunia II, negara Jajahan Hindia-Belanda diduduki Jepang. Dengan membawa jargon Jepang pelindung Asia, negara Matahari Terbit itu menduduki negara jajahannya. Selama tiga setengah tahun Jepang menjajah Indonesia, sejumlah lokasi pernah dibangun dengan sentuhan negara tersebut. Termasuk salah satunya di Kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Di tengah rimbun hutan dan hijau hamparan kebun teh Gunung Gede Pangrango, terletak bungker peninggalan Jepang. Lokasi ini tak banyak diketahui para wisatawan. Padahal lokasinya berada hanya beberapa langkah dari lokasi yang familiar, yaitu landasan gantole paralayang.
Sebelum ke lokasi ini, para wisatawan harus berjalan kaki melewati para penjaja warung. Di atas bukit inilah bungker pengintai peninggalan Negeri Sakura itu berdiri. Namun jika tidak teliti, wisatawan bakal terkecoh. Sebab sekilas tak tampak bahwa bangunan itu peninggalan sejarah pada masa pendudukan Jepang.
Anggapan itu bukan tanpa alasan. Terlihat dari kondisi bangunan yang kian memprihatinkan. Bangunannya kalah pamor dari lapak para pedagang di sampingnya. Tak sampai di situ, bungker itu tampak kotor dan tak terawat. Di dindingnya penuh dengan berbagai macam tulisan.
“Wah ini bungker ya. Saya kira bangunan biasa. Saya tidak tahu karena bentuknya seperti gardu biasa” kata Muhammad Taufiq (31) warga asal Serang, Banten yang kebetulan sedang berlibur saat ditanya VIVA.co.id.
Tak ada bukti keterangan juga di lokasi yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut adalah peninggalan prakemerdekaan
Menurut tokoh pelaku pariwisata Puncak Bogor, Jatnika, terbengkalainya bungker tanda tak pedulinya pemerintah daerah. Sebab, bangunan ini berumur lebih tua sebelum proklamasi Indonesia. Di masanya, perkebunan ini menjadi saksi bisu perlawanan pejuang Indonesia melawan Tentara Jepang.
“Ini sebelah sini tempat menyongsong senjata. Lihat di sekitarnya sudah menjadi warung,” ujarnya saat ditemui VIVA.co.id, Selasa, 17 Oktober 2017.
Sebagai individu yang peduli wisata, Jatnika berpendapat, proyek pelebaran jalan nasional adalah momentum tepat untuk meningkatkan pariwisata Puncak. Terutama dalam menata sejumlah aset ikon kuliner dan objek wisata baru.
Dia mencontohkan, misalnya dengan mempromosikan lokasi wisata peninggalan ke universitas ataupun wisatawan asing, terutama Jepang. Dengan begitu, objek pariwisata dunia tidak hanya terkenal di mata negara-negara Timur Tengah.
“Misalnya dijadikan wisata leluhur wisatawan Jepang bahwa ada nenek moyangnya pernah datang ke sana,” ujar Jatnika.
Jatnika berharap bungker dapat diperbaiki. Sebab selama ini pemerintah daerah tidak melakukan upaya atau sekadar melirik agar memugarnya. Padahal jika ditata, lokasi ini menjadi daya tarik pariwisata baru di Puncak.
“Dan ini belum teregistrasi oleh Disbudpar Kabupaten Bogor sebagai benda cagar budaya,” ujar Jatnika.
Bungker menara pengintai sisa peninggalan Jepang ini masuk wilayah Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Sekelilingnya dipenuhi hamparan kebun teh. Dari lokasi bungker ini, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan gunung Gede Pangrango dan melihat jelas Masjid Atta'awun. (ase)