Wisata Asyik di Kampung Batik

Kampung Batik Kauman di Pekalongan
Sumber :
  • pekalongankota.go.id

VIVA.co.id –Setiap tanggal 2 Oktober, diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Banyak masyarakat memperingatinya dengan memakai batik pada hari ini.

Penuh Seni, Perayaan HUT Purbalingga Jadi Role Model Pelestarian Budaya

Sebenarnya tak hanya hari ini, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan perusahaan beberapa perusahaan swasta maupun BUMN mewajibkan karyawannya memakai batik pada hari-hari tertentu. Meski antusiasme terhadap batik tinggi, namun banyak yang belum mengetahui proses pembuatan batik.

Nah, untuk mengetahuinya, tak ada salahnya jika berwisata menengok proses pembuatan batik langsung dari asalnya. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini beberapa destinasi wisata kampung batik yang bisa dijadikan rekomendasi liburan Anda.

Uang Asli atau Uang Palsu?Begini Cara Bedakan Uang Asli dan Palsu yang Super Mudah

Kampung Batik Kauman di Pekalongan

Terletak di Kelurahan Kauman, Pekalongan, desa ini sejak tahun 2007 ditetapkan sebagai Kampung Batik Kauman. Di sini Anda dapat memilih beragam kain batik khas Pekalongan yang banyak dipengaruhi asimilasi warga Pekalongan dengan bangsa China, Arab, Melayu, India, bahkan Belanda dan Jepang di masa lalu. Misalnya motif Jlamprang yang terinspirasi gaya India dan Arab.

Polres Tangerang Minta Masyarakat Lapor Bila ingin Gelar Pesta Kembang Api Tahun Baru 2025

Ada juga Batik Encim dan Klangenan yang dipengaruhi peranakan China. Motif Batik Pekalongan pun lebih berwarna dan beragam jika dibandingkan dengan batik di Solo, Jawa Tengah.

Tak hanya kain, Anda dapat membeli beragam tas, sandal, dompet dan aksesori lainnya dengan corak khas batik. Mengingat kawasan pembatik, Kampung Kauman telah mendirikan showroom untuk memberi ruang bagi wisatawan mengekspresikan kreasinya membatik di atas kain. Jangan lupa untuk mengunjungi museum Batik Pekalongan untuk menambah wawasan Anda seputar batik.


Done trip 4 Batik.......#museumbatikpekalongan#pengrajinbatik#kampungbatikpekalongan#dekranasda#pemdapacitan#pemdapekalongan#lovebatik#cintabatik

A post shared by @diannitta_ on Apr 18, 2017 at 1:28am PDT

Kampung Batik Laweyan di Solo

Kampung Laweyan ini menjadi salah satu kampung batik tertua dan ikon batik di Solo sejak abad ke-19. Di sini, wisatawan pencinta batik akan ditawarkan 250 jenis batik dengan warna yang cenderung lebih terang. Selain membeli, kampung ini pun menawarkan paket wisata workshop membuat batik.

Nantinya Anda dapat mengikuti kursus membatik selama 2 jam. Anda pun dapat membawa pulang hasil karya. Selain itu, juga ada pelatihan membatik secara intensif bagi Anda yang ingin mendalami teknik pembuatan batik tulis dan cap.

Tak hanya menawarkan wisata batik, kampung ini pun menawarkan daya tarik tersendiri lainnya. Salah satunya adalah mengagumi arsitektur bangunan rumah penduduk di kampung ini yang banyak dipengaruhi oleh arsitektur Jawa, Eropa, China dan Islam. Arsitektur bangunan ini disebut-sebut menggambarkan kejayaan saudagar batik asli pribumi Laweyan yang dikenal dengan sebutan Gal Gendhu.

Setelah lelah membatik dan berkeliling kampung, Anda bisa istirahat sejenak untuk menikmati kuliner khas kampung ini. Misalnya, kue ledre, kue apem dan lainnya.


Batik tulis????

A post shared by @E.A???? (@iamsuhendrawiguna) on Sep 26, 2017 at 12:39am PDT

Kampung Batik Ngasem di Yogyakarta

Tak hanya terkenal wisata alam dan kebudayaan, Yogyakarta pun menjadi salah satu surga bari para pencinta belanja. Kota Gudeg ini pun terkenal memiliki beragam tempat belanja murah terutama untuk busana batik. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi adalah Kampung Batik Ngasem.

Kampung batik yang terletak di kawasan keraton ini menawarkan beragam pilihan kain dan baju batik dengan harga terjangkau. Tak hanya itu, kampung ini pun menyediakan aksesori berupa sarung bantal, taplak meja, seprei dan lainnya dalam motif batik.

Tak hanya berbelanja, di sini Anda pun bisa menyaksikan secara langsung proses membatik dari awal sampai dengan pewarnaan.


Kunjungi Kriya Batik Store Jl Ngasem no 70/54 Kraton Yogyakarta dan Los 6 utara Pasar Bringharjo menyediakan batik kombinasi,cap,printing

A post shared by Ayu Nuarida (@aderida93) on Jul 27, 2017 at 6:51pm PDT

Kampung Batik Semarang

Selain terkenal dengan wisata Lawang Sewu dan kuliner lumpianya, kota Semarang pun patut diperhitungkan dalam dunia perbatikan. Terletak di Semarang Timur, lebih tepatnya di kelurahan Rejamulya.

Di sepanjang jalan ini, Anda akan menemukan banyak toko yang menawarkan batik. Batik-batik yang ditawarkan di sini menunjukkan motif naturalis sesuai dengan kondisi masyarakat pesisir pantai. Untuk harga batik yang ditawarkan, mulai dari Rp50 ribu untuk batik printing hingga Rp5 juta untuk batik tulis.

Wisatawan juga dapat belajar membatik di berbagai gerai di sini. Dengan mengeluarkan uang sekitar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu, pengunjung dapat mencoba membatik dengan berbagai motif.

Anda akan belajar proses membuat kain batik, mulai dari menciptakan motif, menggambar desainnya di kain, melelehkan malam, membatik, hingga proses pewarnaan dan pencucian. Jika lelah membatik, wisatawan dapat berkeliling di kampung ini untuk berfoto pada dinding-dinding yang hampir semuanya dihiasi gambar-gambar bertema batik.


Sejauh ini aku baik baik saja. . . . . . . . . #explorsemarang #kampungbatik #semarang #instapic

A post shared by Ismiatul Karomah (@ismi_mia) on Jul 20, 2017 at 1:08am PDT

Kampung Batik Lasem di Rembang

Rembang menjadi salah satu kota perajin batik. Terdapat tiga sentra kerajinan batik tulis di Rembang mulai dari Kecamatan Lasem, Kecamatan Pancur, dan Kranggan.

Untuk melihat-lihat atau membeli batik tulis Lasem, Anda tidak perlu mengunjungi satu per satu tempat kerajinan tersebut, tapi cukup ke showroom batik tulis Lasem di Kabupaten Rembang. Di sini, anda dapat melihat hampir seluruh koleksi batik tulis Lasem, yang banyak didominasi motif pesisiran dan pengaruh unsur budaya China.

Batik Lasem mempunyai dua corak khas yaitu latohan dan watu pecah. Motif latohan terinspirasi dari tanaman latoh (sejenis rumput laut) yang menjadi makanan khas masyarakat lasem. Sedangkan motif watu pecah menggambarkan kejengkelan masyarakat Lasem sewaktu pembuatan jalan oleh Daendels yang memakan banyak korban.
Karena proses yang tak instan maka jangan kaget hasilnya bernilai tak murah.

A post shared by Herdin Edo Giovanni (@herdin_edo) on Feb 23, 2017 at 1:11am PST

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya