Laguna Napabale, Kemolekan Tak Kalah dengan Laguna Venesia

Laguna Napabale di Desa Loghia, Kecamatan Loghia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Kamarudin Egi

VIVA.co.id - Tak perlu jauh-jauh ke Italia kalau mau menikmati pesona alam serupa Laguna de Venesia. Di Indonesia juga ada. Namanya Laguna Napabale.

ASR-Hugua ke Masyarakat Sultra: Kami Akan Memastikan Kesejahteraan Kalian

Pamor teluk tertutup di Desa Loghia, Kecamatan Loghia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, itu memang tak semasyhur Laguna de Venesia di Venesia, Italia. Namun, kecantikan alamnya, dengan sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir dan batu karang, dijamin tak kalah.

Laguna ialah sekumpulan air yang tertutup di belakang gugusan karang atau pulau-pulau. Dari Laguna de Venesia lah istilah laguna menjadi populer, termasuk yang digunakan pada Laguna Napabale.

ASR-Hugua ke Warga: Kami Datang untuk Menyelesaikan Masalah di Sultra

Laguna de Venesia dahulu menjadi tempat berlindung bangsa Romawi dari serangan militer bangsa Hun. Laguna Napabale pun berfungsi sebagai tempat berlindung, tetapi bukan bangsa Romawi, melainkan para pelaut dari ganasnya gelombang laut.

Laguna Napabale, Pesona Kemolekannya Serupa Laguna Venesia

Pasangan ASR-Hugua Dapat Pengaruh 'Prabowo Effect', Teratas di Survei Pilgub Sultra

Laguna Napabale dikelilingi tebing karang yang menjulang angkuh. Memisahkannya dari teluk Buton. Diperkirakan tebing karst di kawasan itu telah terbentuk sejak 1,8 juta tahun silam.

Saat gelombang laut sedang bergemuruh, Laguna Napabale tetap tenang sepanjang masa. Lambaian nyiur kelapa di atas puncak-puncak tebingnya seolah memanggil para pelaut untuk datang menikmati kemolekan Laguna Napabale.

Konon nama Napabale diambil dari dua suku kata dalam bahasa Muna, yaitu Napa yang berarti pelabuhan dan Bale yang bermakna janur kelapa.

Hal itu cukup beralasan mengingat Laguna pernah menjadi pusat pelabuhan rakyat Muna dahulu kala. Kini, Pemerintah Kabupaten Muna telah mengagendakan ke dalam kalender wisata mereka Festival Napabale.

Festival itu lebih mirip sebagai upaya mengenang kembali kejayaan Napabale saat menjadi pusat perdagangan. Saat festival berlangsung, wisatawan dapat menyaksikan ratusan perahu nelayan tradisional datang menjajakan hasil pertanian mereka di gerai-gerai wisata yang menjual aneka kuliner lokal.

Kemudian terbentuklah semacam pasar dadakan yang dimeriahkan dengan aneka permainan tradisional, seperti panjat pinang di tengah laguna, dan atraksi seni budaya tradisional lain.

Laguna Napabale, Pesona Kemolekannya Serupa Laguna Venesia

Untuk mencapai lokasi itu, wisatawan hanya membutuhkan waktu kurang satu jam dari pusat Kota Raha, ibu kota Kabupaten Muna. Sepanjang perjalanan menuju Napabale, pengunjung disuguhi pemandangan alam menarik berupa hutan jati, pegunungan yang dihiasi barisan rumah-rumah panggung penduduk.

Laguna Napabale memang masih alami. Hanya ramai dikunjungi wisatawan lokal pada hari libur. Warga lokal, terutama mereka yang bermukim di Raha, lebih memilih menghabiskan waktu libur di laguna itu.

Tebing karst yang menjulang dengan bunga karang, alam yang asri, menjadi pengobat jenuh dari kebisingan kota. Hamparan laguna berwarna kehijauan. Beberapa sampan nelayan siap menemani perjalanan untuk mengantar ke titik-titik penyelaman yang menyajikan panorama dasar laguna yang memesona.

Jika bosan bermain di tengah laguna, pengunjung dapat menelusuri terowongan sembari menikmati keindahan tebing-tebing karang menuju Selat Buton dengan panorama pantai yang indah.

Sayangnya, pemerintah kabupaten belum menyediakan fasilitas yang memadai bagi wisatawan yang berkunjung ke Laguna Napabale. Tak ada penginapan. Padahal, jika wisata Laguna Napabale dikelola serius dapat menjadi objek wisata andalan yang menjanjikan bagi daerah Muna. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya