Kisah Perkampungan Terakhir di Ujung Barat Pulau Jawa
- VIVA.co.id/Yandi Deslatama
VIVA.co.id – Desa Kertamukti, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten, merupakan 'ujung aspal' untuk menuju wilayah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kabupaten Pandeglang, Banten. TNUK telah menjadi destinasi wisata domestik dan mancanegara.
Sebanyak 15 ribu turis domestik dan mancanegara mengunjungi TNUK di 2016. Selain untuk melihat badak, yang menjadi ikon Ujung Kulon, wisatawan juga ingin melihat keanekaragaman hayati lainnya, seperti pohon Kiara, yang menjadi saksi hidup letusan Gunung Krakatau di tahun 1883, hingga pelepasan tukik atau anakan penyu sisik.
Selain menjadi habitat alami badak bercula satu, perairan Ujung Kulon yang menjadi perbatasan antara Selat Sunda dengan Samudra Hindia, menjadi lokasi hidupnya penyu hijau, belimbing dan penyu sisik.
"Kami mulai penangkaran semi alami di sini. Konservasi penyu dilakukan di Ujung Kulon juga," kata Kepala Balai TNUK, Mamat Rahmat, saat ditemui di Pos Peucang, kawasan TNUK, Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu 24 September 2017.
Pada Sabtu, 23 September 2017, sebanyak 17 ekor penyu sisik dilepasliarkan ke perairan Ujung Kulon agar bisa berkembang biak di habitat alami. Mamat mengatakan, telur penyu bisa rusak karena berbagai macam gangguan, seperti perburuan oleh manusia, telurnya dimakan oleh semut, hingga dimangsa oleh predator.
"Penyu tidak mengenal waktu untuk bertelur. Jika struktur pantainya sesuai, maka dia akan bertelur," ujarnya.
Desa Kertamukti terletak di perkampungan paling barat Pulau Jawa. Desa ini berbatasan langsung dengan pagar lahan konservasi badak bercula satu. Akses menuju ke sana hanya jalan setapak yang dipenuhi semak belukar, dan pepohonan hutan tropis dengan rumah panggung berdinding anyaman bambu dan beratap rumbia.
Mamat mengatakan, pengaruh arus mobilisasi masyarakat tidak akan berpengaruh dengan ekosistem TNUK. Meski begitu pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk membangun jalan ke Ujung Kulon untuk meningkatkan mobilisasi dan aksesibilitas ke destinasi tersebut.
Demikian juga upaya untuk konservasi alam di sekitar Ujung Kulon, TNUK telah bekerja sama dengan polisi hutan. "Soal perusakan hutan, penebangan liar, itu sudah ada polisi hutan yang menjaga," ucapnya. (ase)