Keindahan Alam dan Budaya Maluku Tengah yang Memanjakan Mata
- VIVA.co.id/Angkotasan
VIVA.co.id – Kabupaten Maluku Tengah yang terletak di Pulau Seram merupakan daerah otonom tertua di Provinsi Maluku dengan luas wilayah mencapai 11.595.57 km2.
Masyarakatnya masih menjaga dan memelihara budaya adat dan istiadat sejak dahulu hingga sekarang. Misalnya Pela Gandong, tradisi yang sering diperingati pada hari-hari tertentu antardua desa berbeda suku dan agama untuk mempererat hubungan persaudaraan.
Ada juga budaya sasi, atau juga makan patita, yakni penyajian kuliner khas Maluku di atas lantai beralas kain atau daun berukuran panjang sekitar 10 meter hingga 50 meter, tergantung banyaknya tamu.
Sementara itu, untuk sampai di Masohi, ibu Kota Kabupaten yang kini dipimpin Tuasikal Abua, bisa dilalui dengan dua pilihan, menggunakan kendaraan roda empat di jalur darat dan jalur laut, harganya pasti berbeda.
Kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Seram bagian barat dan Kabupaten Seram bagian timur ini juga menyimpan keindahan alam yang masih terpelihara dan kini menjadi satu di antara empat kabupaten/kota yang dilewati peserta Tour The Moluccas. Ajang balap sepeda berkelas dunia yang diikuti 14 tim perwakilan dari 23 negera di dunia.
Selama perjalanan lomba, ada sejumlah objek wisata yang dilewati pembalap dan tarian adat khas Maluku yang diperlihatkan kepada tamu, di antaranya
Hutan Mangrove Airano
Hutan ini terletak di Negeri Amahai kurang lebih 5 kilometer dari kota Masohi dan dari pelabuhan Amahai hanya berjarak 400 meter. Tempat ini memiliki keindahan alam yang sangat menarik dan banyak ditumbuhi jenis tanaman mangrove.
Yang membuat kawasan ini menarik, terdapat sebuah jembatan berbahan kayu membelah hutan hingga berujung ke laut. Kawasan ini pun sering dipakai untuk pengambilan foto pre-wedding, syuting video klip dan juga tempat untuk beristirahat sambil menikmati sejuknya udara.
Kupu-kupu dan kali jodoh Piliana
Kawasan ini terletak di areal pegunungan Tehoru, memiliki bermacam-macam spesies kupu-kupu. Tidak mengherankan banyak wisatawan mancanegara terus berkunjung ke tempat ini.
Akses ke objek wisata tersebut bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat selama empat jam perjalanan dari Masohi. Suasananya sangat rindang dan teduh membuat pengunjung betah berlama-lama di Piliana.
Sementara kali jodoh memiliki keindahan tersendiri. Disebut kali jodoh karena ada dua pohon yang hidup ditengah kali. Kali jodoh juga dipercaya memiliki kekuatan magis, sebagian pengunjung percaya setelah kembali dari kali jodoh hubungan keluarganya makin harmonis. Sebagian lain percaya bisa menemukan jodohnya cepat jika mereka berendam di air yang berwarna hijau toska itu.
Taman Nasional Manusela
Objek wisata yang satu ini tak kalah mahsyur. Luasnya mencapai 189.000 hektare. Taman nasional ini merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan dengan surat pernyataan Menteri Pertanian Nomor 739/Menpan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982 dan merupakan gabungan dari dua cagar alam Waw Noa dan Waw Mual.
Taman Nasional Manusela menawarkan pemandangan alam yang indah dan menarik, mempunyai topografi yang berbukit-bukit, di antaranya Tepi Murkele, Lembah Manusela, Tepi Kabipoto, Daratan Mual di sebalah utara dan Lembah War Kawa di sebalah selatan.
Potensi flora dan faunanya sangat unik dan pasti tidak dimiliki oleh daerah lain karena sangat spesifik. Potensi flora yang ada di Taman Nasional Manusella merupakan keturunan flora Asia atau Sulawesi dengan beberapa unsur Australia-Papua, yaitu Melaleuca Leucandendron dan Eucalyptus Spp.
Tarian Toki Gabah-gabah
Ini adalah sebuah tarian yang mengedepakan insting para penari. Tarian ini diikuti delapan penari. Dua penari wanita dan enam penari pria, di mana empat penari pria bertugas mengatur pelepah daun sagu.
Para penari harus memiliki kekompakan, hentakan kaki para penari juga harus seirama jika khilaf kaki, para penari akan terkena pukulan pelepah daun sagu yang diatur pukulannya sesuai irama musik tipa.
Bambu Gila
Tarian yang satu ini sudah sangat populer di mata turis dalam negeri maupun mancanegara. Disebut bambu gila karena alat utama yang dipakai untuk menari adalah asap api dan bambu dengan panjang bisa mencapai lima meter. Biasanya yang menjadi peserta penari harus berjumlah ganjil dan pria berbadan telanjang.
Sebelum tarian dilakukan, potongan bambu yang dirangkul para penari dimantrai tetua adat atau pawang yang ditunjuk. Bambu akan membawa penari sesuai keinginan pawang. Tarian baru akan berhenti ketika pawang menahan unjuk bambu.