Lunturnya Budaya Ini Jadi Sorotan Kerajaan di Nusantara

Perdana Menteri atau Jogugu dari Kesultanan Jailolo Maluku Utara, Hairudin Saifu
Sumber :
  • Adi suparman/VIVA.co.id/ Bandung

VIVA.co.id – Pergeseran nilai budaya masyarakat akibat perkembangan teknologi dan besarnya pengaruh budaya luar, menjadi sorotan dalam pertemuan antarraja di Festival Keraton Nusantara XI 2017 di Kota Cirebon Jawa Barat.

Terpopuler: 25 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF, Eliano Reijnders Jadi Bom Waktu untuk PSSI

Perdana Menter,i atau Jogugu dari Kesultanan Jailolo Maluku Utara, Hairudin Saifudin menyatakan, pergeseran nilai di tengah masyarakat tersebut menjadi sorotan, karena berpengaruh pada masa depan Indonesia.

"Mungkin, kita lebih apa membicarakan konsep Indonesia dalam konsep masa depan, tidak boleh dibawa dalam ranah politik. Biarlah orang politik yang berbicara, tetapi kita sebagai pemilik bangsa ini, mencari konsep yang terbaik," ujar Hairudin di Kota Cirebon, Senin 18 September 2017.

SK Kepengurusan Bahlil di Golkar Sudah Final, Idrus Marham Minta Kader Bersatu Lagi

Menurutnya, masyarakat jangan sampai melupakan sejarah leluhur kerajaan yang mampu menciptakan budaya gotong royong yang kuat. Pemerintah, layak menjadi contoh tanpa mengesampingkan nilai - nilai kerajaan di Nusantara.

"Yang paling diinginkan adalah bagaimana semua elemen punya satu konsep. Kita sering bertemu, mulai dari keraton," katanya.

Heboh Ucapan Ridwan Kamil soal Janda, Jubir Sebut Ada yang Punya Niat Buruk-Video Dipotong

Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, lanjut Hairudin, perlu didukung aktif oleh semua kalangan dengan konsep revolusi mentalnya. Menurutnya, kekokohan mental masyarakat untuk memajukan bangsa menjadi tanggung jawab bersama.

"Kita bekerja dengan porsi masing-masing, kita mengarah kepada kesiapan mental masyarakat. Dulu leluhur itu bagus dalam membangun kesiapan mental, tetapi sekarang terjadi pergeseran nilai dengan perkembangan teknologi," terangnya.

Kendati demikian, masyarakat saat ini tengah mengalami pergeseran. Budaya gotong royong yang diwariskan leluhur dan mengalami kemunduran, kembali menjadi sorotan.

"Kita perkuat lagi. Tetapi, kita lebih banyak dari keraton. Jangan sampai kita tak tahu arah, leluhur itu kental dengan gotong royongnya," terangnya.

Dengan perkembangan tersebut, Hairudin menegaskan, seluruh kalangan tidak boleh menyalahkan pemerintah. "Tidak ada yang kurang, tetapi pergeseran nilai karena perkembangan teknologi, pengaruh luar," terangnya. (asp)

Ilustrasi Festival Keraton

Mengenal Sejarah Lewat Festival Keraton

Festival Keraton akan digelar di Sumenep.

img_title
VIVA.co.id
20 Februari 2018