Festival Sriwijaya Pamerkan Indahnya Palembang pada Dunia
- VIVA.co.id/ Diza Liane Sahputri
VIVA.co.id – Festival Sriwijaya resmi digelar Selasa malam, 22 Agustus 2017. Acara ini bakal berlangsung selama enam hari ke depan, di Benteng Kuto Besak, Palembang. Festival yang rutin dilaksanakan ini, memiliki tujuan dalam pengembangan seni dan budaya Tanah Air, khususnya Sumatera Selatan.
Dibuka dengan berbagai tarian moderen serta tradisional, acara nampak sangat meriah. Ditambah, dekorasi yang begitu cantik, diiringi latar belakang Sungai Musi dan Jembatan Ampera.
Saat pembukaan, dituturkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (BP3M), I Gde Pitana, Festival Sriwijaya ini sarat dengan makna seni. Pitana menjelaskam tiga manfaat dari rutinnya pelaksanaan festival sangat berperan besar untuk kesejahteraan masyarakat.
"Festival Sriwijaya merupakan salah satu cara paling efektif untuk mempromosikan daerah dan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Festival ini memiliki manfaat yakni memperkenalkan destinasi, ikon untuk datangkan wisatawan saat event, serta memotivasi masyarakat lokal untuk terlibat dalam pembangunan kepariwisataan," ujar Pitana.
Dengan rutinnya dilakukan festival ini, Pitana yakin bahwa Palembang akan dikenal di dunia mancanegara lebih luas. Hal itu ia lihat berdasarkan wilayah Indonesia lainnya yang sudah mulai dikenal dunia berkat adanya festival rutin di tempat tersebut.
"Contoh kecil, nama Jember sebelumnya tidak terkenal di pariwisata namun, Jember Fashion Festival yang rutin dilaksanakan membuatnya muncul di peta dunia. Sama halnya dengan Banyuwangi, yang sejak 5 tahun lalu konsisten melakukan festival, kemudian kini lebih dikenal dunia," papar Pitana.
Sejalan dengan itu, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Sumatera Selatan, Irene Sinaga menuturkan, pelaksanaan Festival Sriwijaya ke-26 ini, masih akan terus menyebarluaskan seni dan budaya Sumatera Selatan. Salah satunya melalui cerita rakyat Palembang berjudul Panji Angreni, yang ingin dipatenkan di mata dunia luas.
"Target festival ini dari sisi pelestarian seni dan budaya, salah satunya melalui cerita rakyat berjudul Panji Angreni. Saking seksinya kisah cinta Panji Angreni dari Palembang, akan kami jadikan memorandum of world dari UNESCO," kata Irene ditemui di tempat yang sama.
Selain cerita rakyat, Festival Sriwijaya juga sarat dengan tema sejarah keperkasaan kerajaan sriwijaya pada masanya. Sehingga, dekorasinya diambil dari salah satu peninggalan kerajaan tersebut, Candi Bumi Ayu.
"Backdrop dan dekor kami tahun ini adalah Candi Bumi Ayu, dia adalah peninggalan sriwijaya di abad ke-9. Candi ini khas dengan agama Hindu, sehingga kita angkat keberagaman juga melalui acara ini."