Monumen Penjara Banceuy, Saksi Bisu Perjuangan Bung Karno
- VIVA.co.id/Adi Suparman
VIVA.co.id – Patung Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, di Monumen Penjara Banceuy – yang terletak di Jalan ABC, Kota Bandung – tampak sepi pengunjung. Padahal, saat itu, masyarakat lagi antusias merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia.
Patung yang terbuat dari bahan perunggu itu berdiri di dekat sel penjara berukuran 210 sentimeter dengan lebar 146 sentimeter dan tinggi 350 sentimeter. Tertutup rapi dengan hiasan bendera merah putih.
Dari pantauan, meski petunjuk sangat jelas bisa dilihat oleh pengguna kendaraan maupun pejalan kaki, kawasan depan situs tampak sepi dan gerbang depan pun tampak dikunci.
Pengelola situs, Ahmad (55) mengaku bukan hal aneh jika keadaan Monumen Penjara Banceuy terlihat sepi meski dalam suasana momentum Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut Ahmad, pengunjung hampir kebanyakan hanya mengabadikan foto bersama patung Sang Proklamator, yang pernah mendekam di Penjara Banceuy dan merintis perjuangan bagi kemerdekaan Indonesia di tempat itu.
"Kan zaman sekarang beda. Percuma ramai juga kebanyakan selfie - selfie, bukan mengenal, menggali tentang sejarah, kalau dipakai selfie mah buat apa. Enggak ada artinya. Umpamanya pengunjung ada 100 lebihan, yang peduli sejarah paling lima orang," ujar Ahmad di Penjara Banceuy Jalan ABC Kota Bandung, Jumat 18 Agustus 2017.
Dari pengalamannya menjaga penjara sejak 1982, antusiasme masyarakat untuk menggali lebih dalam soal situs bersejarah itu cenderung turun. Padahal, banyak pengetahuan sejarah yang bisa didapat di lokasi tersebut.
"Seharusnya di tingkat pelajar harus lebih mengetahui. Kan, dahulu, konsep Indonesia dari Sabang sampai Merauke awalnya dari Banceuy. Penjara ini saksi bisu beliau [Bung Karno] menggagas di sini," katanya.
Tanpa Permisi
Tidak hanya itu, lanjut Ahmad, gerbang depan kelihatan lebih sering terkunci karena kebiasaan banyak warga yang menjadikan gerbang tersebut menjadi akses alternatif pejalan kaki.
"Kalau sering dibuka, itu banyak orang lewat sini kan jadi kotor, lebih baik ditutup aja kalau di depan, saya mah mending berantem lah kalau ada yang seenaknya lewat," terangnya.
"Sekarang budayanya ke barat - baratan, yang masuk ke sini itu tanpa permisi atau assalamualaikum, 1 banding 100 lah, kebanyakan plus plos masuk keluar," tambah Ahmad.
Kondisi di dalam sel Monumen Penjara Banceuy. Foto: VIVA.co.id/Adi Suparman
Ahmad menuturkan, dari pengalamannya menjadi penjaga, pengunjung yang datang dari dalam maupun luar negeri memiliki kepentingan - kepentingan berbeda. Mulai dari berdoa hingga mencari restu untuk sukses di Pilkada.
"Setiap pengunjung itu ada misi - misi tertentu sejak 82 itu, seperti pejabat publik minta doa restu di dalam. Kalau sudah berhasil cuma lewat aja," katanya.
Situs penjara Banceuy dapat diakses masyarakat baik di hari - hari biasa maupun hari libur tanpa biaya alias gratis bagi segala umur. Di dalam situs, terdapat patung Presiden Soekarno disertakan dengan info grafik perjalanan Soekarno dalam masa perjuangan dan penjara yang di dalamnya berisikan catatan. (ren)