Mengenal Desa Kelahiran Datuk Tan Malaka
- Viva.co.id/Andri Mardiansyah
VIVA.co.id – Menyebut nama Tan Malaka, terbesit seorang tokoh kemerdekaan yang berasal dari Sumatera Barat. Namun tak banyak yang tahu di mana Tan Malaka tinggal, ternyata hingga kini, desa kelahirannya ini sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia.
Berjarak sekitar 160 kilometer dari kota Padang, atau sekitar 35 kilometer dari kota Payakumbuh, Sumatera Barat, terdapat satu desa bernama Pandam Gadang Suliki, di situlah Tan Malaka Lahir.
Desa tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota. Desa ini termasuk salah satu desa kecil dengan pemandangan yang indah.
Nama lahirnya adalah Ibrahim yang bergelar Datuk Tan Malaka, sehingga ia dikenal akrab dengan sebutan Tan Malaka. Pada masanya, Tan adalah sosok pemuda tangguh yang memiliki semangat tinggi dan pemikiran hebat.
Tan Malaka yang sebenarnya memiliki jasa sangat besar dalam kemerdekaan negara Indonesia. Karena bisa dikatakan bahwa beliaulah yang pertama kali berjuang menentang antikolonialisme di negeri ini. Bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (1925) mencetuskan tentang konsep “Negara Indonesia” yang sudah terkenal di segala penjuru dunia. Selain itu, buku ini pulalah yang menginspirasi Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan bapak bangsa lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Tak hanya memiliki riwayat sejarah, namun Desa Pandam Gadang Suliki ini memiliki kontur perbukitan dengan kondisi alam yang sejuk, dan cocok menjadi salah satu destinasi tujuan wisatawan.
Bangunan sejarah Rumah Gadang Tan Malaka, Makam dan Patungan Tan malaka serta Batu Talempong, Sungai larangan, dan perkebunan jeruk manis, merupakan beberapa destinasi unggulan yang dimiliki oleh Pandam Gadang Suliki.
Khusus untuk Rumah Gadang Tan Malaka sendiri, pada 21 Februari 2008 silam, sudah diresmikan menjadi sebuah museum sejarah dan purbakala Tan Malaka, yang mana diresmikan oleh Menteri kebudayaan dan pariwisata pada saat itu.
Walau tak banyak benda bersejarah peninggalan Tan Malaka, namun Wisatawan yang berkunjung ke Rumah Gadang itu dapat melihat langsung suasana isi dalam rumah. Sejumlah buku sejarah, Foto, Ranji keturunan, tempat tidur hingga kain panjang yang digunakan ibu kandung Tan Malaka untuk menggendongnya disaat masih kecil, masih tersusun rapi.
Ketika wisatawan menginjakkan kaki di Rumah Gadang tersebut, maka serta merta akan merasakan sensasi nasionalisme yang luar biasa. Terlebih lagi, patung Tan Malaka setengah badan serta makan Tan Malaka dan kedua orangtuanya yang ada di sekitar rumah membuat suasana Nasionalisme kian membuncah.
Di sudut kiri Rumah Gadang, berdiri kokoh sebuah surau, di mana tempat Tan Malaka kecil belajar Agama Islam dan seni bela diri silat tradisional. Sedangkan di sekitar area surau dan Rumah Gadang yang berada di lembah tersebut, juga terlihat hamparan lahan yang berisi kolam ikan, pohon kelapa dan bukit berpasir putih.