Destinasi Wisata Populer di Kalangan Orang Kaya China
VIVA.co.id – Perjalanan petualangan dan mewah menjadi tren wisata warga China. Generasi yang lahir pada 1980-an menunjukkan minat yang lebih besar terhadap petualangan luar ruangan, atau alam.
Dilansir China Daily, Rabu 7 Juni 2017, wisata alam liar dan wisata ke kutub utara, atau selatan bumi menjadi destinasi populer di kalangan para pelancong kelas atas di tahun ini. Survei ini berdasarkan laporan The Chinese Luxury Traveler 2017 bekerja sama dengan Hurun Research Institute.
Laporan yang dirilis oleh kedua organisasi ini mensurvei pelancong kaya dari 12 kota di China. Mereka mensurvei 334 orang China, dengan kekayaan pribadi rata-rata 22 juta yuan, atau Rp43,12 miliar.
Sekitar 36 persen responden muda dan kaya dari survei ini berencana mengunjungi Afrika di 2017, naik 23 persen dibanding tahun lalu. Sementara itu, 32 persen wisatawan kaya China itu berharap dapat terbang ke daerah kutub pada tahun ini.
Rata-rata pelancong kelas atas di China, menghabiskan 380 ribu yuan, atau Rp726 juta untuk perjalanan keluarga pada 2016. Di antaranya, sebesar 220 ribu yuan, atau Rp429 juta hanya untuk belanja.
Di samping itu, agen perjalanan online terbesar China Ctrip mencatat jumlah konsumen yang tertarik dengan paket travel ke kutub memiliki kekayaan pribadi rata-rata minimal 10 juta yuan terus bertambah sejak 2014. Sementara itu, paket perjalanan yang mencakup perburuan di Afrika juga memiliki pertumbuhan menjanjikan di kalangan orang kaya China.
Andy Edwards, direktur global komunikasi merek dan pemasaran dari perusahaan travel booking Agoda, juga sepakat bahwa pelancong China kaya mencari tujuan wisata petualangan yang belum ditemukan, daripada pergi ke tempat rekreasi umum.
"Karena para pelancong kelas atas ini semakin mandiri dalam hal kekayaan, pertimbangan biaya lebih rendah dan mereka dapat melakukan perjalanan lebih leluasa ke tempat yang paling mereka sukai. Pilihan ini sangat penting, karena mereka sering menentukan tren gelombang pariwisata masa depan, dengan perintis high-end ini menetapkan patokan," kata Rupert Hoogewerf, ketua dan peneliti utama Hurun Research Institute. (asp)