Terungkap Penyebab Rasa Makanan Pesawat Tak Enak

Ilustrasi makanan di pesawat.
Sumber :
  • Pixabay/funfunfun

VIVA.co.id – Makanan di pesawat memiliki reputasi yang buruk dalam hal rasa. Jutaan penumpang maskapai, terpaksa harus merasakan makanan pesawat yang hambar, dan biasa-biasa saja.

Lewat Pesawat Karya Anak Bangsa, Ansar Ahmad Ingin Wujudkan Konektivitas Daerah Terpencil di Kepri

Sebuah penelitian telah mengungkapkan penyebab rasa makanan di pesawat sangat buruk. Tekanan udara yang rendah di kabin pesawat membunuh organ pengecap kita.

Hal itu juga merusak indra penciuman kita dan memengaruhi rasa manis dan asin makanan, sehingga membuatnya terasa hambar. Itu juga merusak rasa anggur yang diberikan di atas pesawat menjadi pahit, tidak seperti bila disajikan di darat.

Maskapai AS Spirit Airlines Ditembaki Gangster saat Mendarat di Haiti, Pramugari Terluka

Dilansir Mirror, para ahli mengatakan makanan dan minuman terbaik untuk dinikmati saat terbang adalah es krim, anggur buah, dan makanan kari pedas karena rasa yang kuat bertahan dalam kondisi tersebut.

Ahli Makanan dari Universitas Oxford, Charles Spence, mengatakan kepada The Times, monosodium glutamat (MSG) dapat membantu memperkuat rasa makanan. Berdasarkan penelitiannya, ketinggian 35 ribu kaki menyebabkan kelembaban di kabin turun menjadi 12 persen, yang memengaruhi aroma makanan, sedangkan tekanan udara rendah mengurangi rasa manis dan asin.

Gandeng The Pokémon Company, Garuda Indonesia Luncurkan Desain Livery Tematik Pikachu Jet GA-2

Ayam disebutnya mengalami dampak terburuk, termasuk anggur Prancis dan Italia, akan kehilangan rasa manis mereka, sehingga terasa pahit. Sedangkan jus tomat, koktail, dapat mempertahankan rasanya dengan baik. Tetapi, sampanye dan minuman bersoda terpengaruh tekanan udara kabin rendah.

Menurut Spence, semua penumpang pesawat perlu membawa sebuah bungkus MSG untuk ditaburkan ke dalam makanan pesawat untuk memperkuat rasa makanan. (asp)

Ilustrasi penumpang di kabin pesawat.

Begini Cara Mudah Kurangi Emisi Karbon saat Naik Pesawat

Fitur pertama diluncurkan di Indonesia ini bisa mengetahui secara akurat jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari moda transportasi udara atau pesawat.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024