Lima Tempat Wisata Aneh di Asia
- chocolatehills.net
VIVA.co.id – Dari bukit, pegunungan, perkebunan, bebatuan, hingga pulau yang dihuni oleh sekumpuluan makhluk hidup selain binatang laut. Ya, seperti di Negeri Sakura, di sana terdapat sebuah pulau yang dihuni oleh sekelompok hewan sejenis mamalia karnivora, Kucing.
Kemudian, ada pantai yang dikelilingi sejenin rumput laut berwarna merah marun hampir di keseluruhannya. Berikut lima tempat-tempat aneh dan tak biasa yang dirangkum VIVA.co.id di kawasan Asia.
1. Pegunungan Tianzi, China
Jika pegunungan pada umumnya memberikan pemandangan mengerucut atau berdampingan satu sama lain, beda halnya di pegunungan Tianzi, China ini. Tianzi memiliki puncak-puncak gunung yang berbentuk seperti tiang memanjang yang membuatnya kelihatan seperti beberapa yang tumbuh sendiri-sendiri,
Ditemukan di barat laut Provinsi Hunan di China, puncak batu kapur yang menakjubkan ini ditutupi tanaman hijau subur dan sering terselubung kabut. Tingginya mencapai 1.262 meter atau sekitar 4.140 di atas permukaan laut (mdpl) dan mencakup kawasan seluas 67 kilometer persegi atau 16.550 hektare.
Sebuah mobil kabel melaju sejauh desa Huangshi dan dari sini ada banyak jalan setapak untuk melihat pemandangan Tianzi yang menakjubkan atau dikenal dengan anak surga. Sehingga kini, pegunungan tersebut menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi wisatawan yang seakan-akan membawanya pada dunia di film Avatar.
2. Chocolate Hills di Pulau Bohol, Filipina
Tempat unik tapi mengagumkan ini bernama Chocolate Hills, yaitu bukit kecil yang tersebar dalam area seluas kira-kira 50 kilometer persegi. Bukit-bukit itu sekiranya mencapai 1.700 dan berada di tengah pulau, pulau Bohol.
Bukit berbentuk kubah ini masing-masingnya memiliki ketinggian yang sama, mencapai 30 meter-50 meter. Bukit itu juga merupakan bukit kapur yang ditumbuhi rerumputan, di mana rumput-rumput itu menyelimuti seluruh permukaannya.
Seperti diketahui, Choholate Hill ini pun telah terdaftar sebagai salah satu warisan dunia di UNESCO. Nama Chocolate Hills sendiri kini sudah menjadi daftar kunjungan wajib wisatawan ketika berada di Bohol, dengan terkenalnya nama Chocolate Hills bahkan sampai dijadikan simbol bendera dari Bohol itu sendiri. Â
3. Pantai Merah, Panjin, China
Sangat asik dan sangat aneh, pantai ini ditutupi dengan jenis rumput laut yang disebut Sueda, yang ternyata berwarna merah terang di musim gugur. Tiga puluh kilometer barat daya Panjin, lahan basah pasang surut ini merupakan cagar alam yang penting untuk burung yang bermigrasi. Hanya sebagian kecil pantai yang terbuka untuk umum, namun bisa dijelajahi melalui jalan kayu yang membentang ke laut.
Namun, jika Anda mengunjunginya pada musim semi tatkala pantai ini akan berubah warna menjadi balutan tanaman hijau. Baru pada akhir musim panas, tanaman ini akan bertransformasi menjadi tanaman berwarna merah.
4. Dataran Jars, Laos
Diselimuti dalam mitos, tempat kuno ini telah mempesona para arkeolog dan ilmuan sejak penemuannya. Ribuan guci raksasa tersebar di seluruh dataran Xieng Khouang, Laos yang menjadikannya salah satu koleksi arkeolog paling aneh dalam sejarah.Â
Meski telah ditetapkan berumur lebih dari dua ribu tahun (500 SM), belum ada seorang pun yang mampu menentukan siapa yang membangun dan untuk tujuan apa batu tersebut dibangun.
Terbuat dari batuan sedimen, seperti batu pasir atau granit, dan karang kalsifikasi. Guci ini mempunyai berat hingga 13 ton dan tinggi antara satu hingga tiga meter.
5. Pulau Kucing, Jepang
Di pulau Aoshima, Jepang yang bisa dicapai dengna menaiki feri selama 30 menit dari lepas pantai Kota Ehime terdapat sekumpuluan sejenis mamalia karnivora atau kucing yang memegang kuasa. Di sana, kucing dengan bebas keluar masuk rumah penduduk dan sekitarnya.
Pulau itu sebelumnya, menjadi rumah bagi 100 orang Jepang. Namun, kini lebih dari ratusan bahkan ribuan kucing telah berkuasa di pulau tersebut dibandingkan manusianya sendiri.
Awalnya, leluhur kucing ini dipakai oleh para nelayan untuk mengusir tikus yang menggerogoti kapal nelayan. Namun berjalannya waktu, kucing tersebut justru berkembang biak hingga jumlahnya enam berbanding satu dengan manusia.
Â