Keliling Pulau dengan Kapal Formasi Perang Sultan
- Antara/ Jafkhairi
VIVA.co.id – Potensi pariwisata Tidore, Maluku Utara memang tidak ada habisnya untuk dinikmati. Tak hanya keindahan alamnya, kesenian dan budaya pun juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke sana.
Dalam rangka mengembangkan sekaligus melestarikan potensi Pariwisata yang di miliki Tidore, Kementerian Pariwisata dan Pemprov Maluku Utara menggelar event bertajuk Festival Tidore 2017. Acara yang digelar pada 10-11 April itu mengangkat tema Merawat Tradisi, Mempertegas Jati Diri Bangsa Maritim.
Sultan Tidore Huseinsyah dalam keterangan persnya yang diterima VIVA.co.id mengatakan, tujuan penyelenggaraan Festival Tidore sebagai upaya melestarikan nilai-nilai budaya Tidore yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.
"Nantinya Festival Tidore diawali kegiatan Dowaro dalam tradisi adat Tidore adalah sebuah ritual untuk mengawali setiap kegiatan adat," kata Sultan Tidore Huseinsyah.
"Pada Festival Tidore, Dowaro diawali dengan prosesi kota Tupa atau Sobaka Dorora ke rumah adat lima marga (Fola Sou Rom toha Tomayou) yang terletak di kaki gunung Kie Matubu untuk memohon doa restu,” kata Sultan.
Festival kali ini telah menetapkan tiga event top yakni Parade Juanga (keliling pulau dengan kapal formasi perang oleh sultan dan bala tentaranya) berlangsung pada 10 April 2017, Perjalanan Paji (keliling pulau di darat dengan formasi perang menceritakan revolusi Sultan Nuku), pada 11 April 2017 dilanjutkan dengan Kirab Agung Kesultanan Tidore disinergikan dengan pembukaan Museum Maritim Dunia di Kedaton Tidore.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, event yang disuguhkan pada Festival Tidore 2017 ini bisa menjadi magnet bagi para pelancong untuk menikmati liburannya di bulan April.
“Pemilihan tiga top event berikut tempat dan tanggal penyelenggaraan yang pasti ini akan menjadi daya tarik serta memudahkan para traveller untuk mengunjungi Tidore sebagai destinasi yang memiliki jenis wisata lengkap bahari, adventure, alam, religi, dan budaya,” kata Menpar Arief Yahya.
Selain dimeriahkan dengan tiga event besar, ada juga sembilan event utama dan event dukungan yaitu Prosesi Kota Tupa (ke rumah para Sowohi di Tambula, Folarora dan Guruabanga di kaki Gunung Kie Matubu), Prosesi Tagi Kie (perjalanan ke puncak Gunung Mar’ijan), Rora Ake Dango (upacara menyatukan air dari masing-masing rumah Sowohi RomtohaTomayou) Kota AkeDango, Siloloa Sultan Tidore, Perjalanan Paji Nyili-nyili (arak-arakan duplikat Paji Nyili-nyili) serta sejumlah event lain berupa pameran, karnaval budaya, lomba, pentas seni, maupun seminar budaya.