Larangan Bawa Laptop, Etihad Sediakan iPad di Kabin
- Reuters.
VIVA.co.id – Larangan membawa laptop di dalam kabin pesawat telah berlaku di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Beberapa penerbangan yang terpengaruh dengan larangan tersebut kini mulai berpikir untuk mengatasi situasi tersebut.
Untuk Etihad Airlines, penumpang kelas satu dan bisnis dapat memanfaatkan koneksi iPad dan Wi-Fi gratis kepada mereka yang membutuhkan, termasuk listrik dan port USB.
"Untuk membantu Anda tetap berhubungan dengan pekerjaan, teman-teman, dan keluarga, mulai 2 April kami menawarkan kelas satu dan kelas bisnis bisa menggunakan iPad dan Wi-Fi gratis pada semua penerbangan kami dari Abu Dhabi ke Amerika Serikat," kata sebuah pernyataan Etihad Airlines, seperti dilansir laman Travelerstoday.
Selain itu, Etihad memberikan voucher Wi-Fi kepada penumpang kelas premium yang menuju Amerika Serikat dari awak kabin, dan minuman selamat datang.
Etihad merupakan maskapai yang berdomisili di United Emirat Arab, salah satu yang terkena peraturan tersebut. Hanya yang terbang ke Amerika Serikat dari Abu Dhabi atau sebaliknya yang dapat memanfaatkan fasilitas yang disediakan Etihad tersebut.
Penumpang tidak perlu khawatir akan kehabisan baterai selama perjalanan. Hal ini karena di setiap kursi dilengkapi dengan port USB, soket listrik, dan kabel untuk terhubung. Untuk penumpang yang ingin hiburan alternatif, dapat menonton film favorit, melihat berita terbaru, atau bermain dengan pilihan permainan interaktif.
Larangan laptop mengacu pada semua perangkat elektronik yang lebih besar daripada ponsel, disimpan di check-in bagasi karena peningkatan risiko bagi teroris untuk menempatkan bahan peledak di perangkat tersebut. Bagi Amerika Serikat, ada delapan negara yang terpengaruh oleh peraturan tersebut, sedangkan Inggris hanya enam negara.
Petugas Etihad Diduga Perlakukan Kasar Penumpang Gagal Terbang Gegara Kelebihan Bagasi Kabin
Viral seorang wanita penumpang Etihad Indonesia mengeluh gagal terbang karena kelebihan muatan di bagasi kabin. Penumpang juga diduga diperlakukan kasar oleh petugas.
