Makanan Unik Wakatobi Ini Paling Dicari Wisatawan
- VIVA.co.id/Rintan Puspitasari
VIVA.co.id – Akademi Gastronomi Indonesia bekerjasama dengan Kemenpar mengadakan Dialog Gastronomi Nasional kedua, dan menjadikan acara ini sebagai forum diskusi dan saling berbagi pengalaman dalam rangka membangun landasan penting gastronomi Indonesia terkait dengan pariwisata,
"Potensi budaya (culture) sebesar 60 persen, dikembangkan sebagai wisata belanja dan wisata kuliner (culinery and shopping tourism) sebesar 45 persen atau porsinya paling besar,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, membuka sekaligus memberi sambutan pada acara Dialog Gastronomi Nasional ke-2 dan Promosi Kuliner Wakatobi, di kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, 29 Maret 2017.
Menpar menjelaskan, gastronomi mempunyai peran penting dalam industri pariwisata karena sebagian besar pengeluaran wisatawan untuk kuliner atau makanan dan minuman, selain komponen tiket pesawat, menginap di hotel, dan belanja suvenir.
Selain itu, kuliner juga menjadi daya tarik kuat untuk mendatangkan wisatawan. “Misalnya, event festival kuliner menjadi andalan Batam untuk menarik wisatawan cross-border dari Singapura dan Malaysia,” katanya.
Dalam laporan UNWTO (Global Report Vol 4, in Food Tourism, 2012) disebutkan bahwa 87 persen hasil survei terhadap negara anggota sebagai koresponden, menyatakan gastronomi sangat penting dalam mengembangkan industri pariwisata.
Sementara itu, menurut Ketua AGI, Vita Datau Mesakh gastronomi merupakan segala ilmu, berkaitan dengan seni kuliner makanan, yang sangat terkait erat dengan area atau tempat, identitas, dan budaya.
“Kini dapat melihat gastronomi melalui sudut pandang foodscape (food dan landscape). Dengan sudut pandang ini, kita mendapatkan gambaran sosial, budaya, politik, ekonomi atau sejarah yang terlihat melalui makanan,” kata Vita.
Menurutnya, belakangan ini ada peningkatan minat manusia untuk mengunjungi bermacam-macam tempat di berbagai belahan dunia, serta keinginan untuk mempromosikan sebuah area dan identitas makanannya untuk kebutuhan komersial dan pariwisata.
“Upaya untuk menjual dan mempromosikan segala aspek makanan di sebuah area memerlukan kreativitas, antara lain dalam pengembangan produk, proses dan pemasaran terutama kreativitas dalam menciptakan pengalaman bersama makanan. Dalam konteks ini, bidang pariwisata utamanya wisata gastronomi merupakan pemicu kendaraan dan outlet yang sangat baik,” ujarnya.
Hal tersebut sejalan dengan rencana promosi kuliner Wakatobi yang dikembangkan tidak hanya wisata bahari tapi juga kuliner, dengan digelarnya Lomba Kuliner Wakatobi.
Wakatobi dikenal bukan saja karena daya tarik wisata baharinya, tapi juga kuliner yang belakangan ini mulai banyak dieksplorasi para wisatawan.
Wisatawan mulai mengenal sajian kuliner seperti Kasoami (kukusan singkong sebagai makanan pokok dan sumber kabohidrat), Kukure (landak laut dikukus tanpa bumbu jadi protein hewani). Promosi melalui kuliner ini diharapkan membantu Wakatobi lebih dikenal wisatawan di dalam negeri dan luar negeri.