Pujon Kidul, Desa Wisata dengan Omzet Rp80 Juta Tiap Bulan
- VIVA.co.id/ Lucky Aditya/ Malang
VIVA.co.id –Pemerintah Indonesia tengah menggalakkan keberadaan desa wisata sebagai bagian dari promosi destinasi wisata di Indonesia. Salah satu yang ramai dikunjungi, Desa Wisata Pujon Kidul di Malang, Jawa Timur.
Desa Wisata ini sedang ramai dibicarakan wisatawan, sebab tempat ini menyuguhkan suasana desa lengkap dengan area persawahan.
Menteri Sosial (Mensos) RI Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi keberadaan Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Dari hari ke hari seluruh infrastruktur bisa semakin disiapkan semakin baik, promosinya bisa semakin diluaskan. Insya Allah wisatawannya lebih banyak, rezekinya masyarakat semakin banyak," kata Khofifah ditemui baru-baru ini.
Selain menjadi Desa Wisata, ia berharap Pujon Kidul menjadi wisata edukasi bagi masyarakat dan wisatawan. Ia berpesan agar ada konsep wisata pertanian. Sehingga bisa menanamkan budaya gemar sayur dan buah ke anak-anak.
"Saya berharap ada wisata edukasi, anak-anak kita harus sering diajak makan sayur dan buah-buahan. Insya Allah kalau suka makan sayur dan buah derajat kesehatannya baik. Meski dari desa harus kita tanamkan ke anak-anak Pujon Kidul menjadi orang yang sukses," papar Khofifah.
Salah satu pencetus Desa Wisata Pujon Kidul, Udi Safii bercerita, awal mula Desa Wisata berdiri dari ide pemuda desa yang suka melakukan kegiatan sosial, seperti bersih desa dan karnaval. Desa wisata sendiri berdiri di atas tanah bengkok atau lahan garapan milik desa.
"Ini berdiri di tanah bengkok, awalnya tidak maksimal penggunaannya. Akhirnya terpikir untuk apa? Kita buat kafe wisata dengan spot foto yang banyak dan akhirnya menarik wisatawan," ujar Udi, Senin, 13 Maret 2017.
kafe yang berdiri seluruhnya dibangun dari uang desa. Pegawainya pun mulai dari petugas kebersihan, hingga penjual makanan merupakan warga desa. Kehadiran Desa Wisata diharapkan mampu memperdayakan kehidupan masyarakat desa.
"Desa Wisata ini berdiri sejak bulan Desember, awalnya hanya tiga kafe. Tapi sekarang sudah tujuh kafe. Tapi baru di-launching oleh bu Menteri Khofifah, Minggu kemarin," ucap Udi.
Ada sekitar 30 pemuda yang berperan aktif dalam pengelolaan Desa Wisata. Pengelola ditarget Rp100 juta per tahun, untuk dikembalikan ke kas desa. Namun, semenjak desa ini dipromosikan, omzet yang dihasilkan justru terus meningkat. Tiap bulannya, dari Desa Wisata ini bisa meraih omzet Rp80 juta.
"Pembangunan awal pinjam kas desa sebesar Rp60 juta. Kemudian setoran ke Desa Rp100 juta per tahun. Omzet kita kurang lebih Rp80 juta per bulan dari penjualan karena wisatanya gratis. Pengunjung hari biasa 800 orang, liburan sampai 3.000 orang," papar Udi.
Bersama pengelola Desa Wisata lainya, Udi berharap Desa Wisata semakin berkembang dan keberadaanya mampu dirasakan seluruh masyarakat Desa Pujon. "Harapanya uang yang sudah terkumpul bisa untuk membangun tempat wisata lagi di desa. Karyawan tergaji karena sekarang sistemnya masih bagi hasil. Yang jelas harus tetap memberdayakan masyarakat," papar Udi.
Salah satu pengunjung Desa Wisata Pujon Kidul, Izza Nisa mengaku mengetahui tempat wisata ini dari media sosial Instagram. Ia pun tertarik mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul, untuk mencari alternatif wisata baru.
"Saya mau mencari suasana yang berbeda kebetulan ini hits banget ya di Instagram. Tidak nyesal datang ke sini karena sesuai ekspetasi, bagus, sejuk dan bersih tempatnya," kata Izza.