Ada Raja Ampat di Garut?
- VIVA.co.id/Diki Hidayat (Garut)
VIVA.co.id – Bagi para traveler yang senang mengunjungi kawasan wisata di tanah air, ada baiknya mencoba mengunjungi kawasan wisata Leuwi Tonjong. Kawasan tersebut berada di Kampung Rontog, Desa Jayamukti, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Leuwi Tonjong memiliki kemiripan dengan kawasan wisata Raja Ampat dan taman wisata Phuket di Thailand.
Camat Cihurip, Asep Harsono, mengatakan walaupun berada di daerah pelosok di Kabupaten Garut, namun kualitas keindahan yang dimiliki Leuwi Tonjong, hampir sama dengan dua tempat wisata yang digandrungi wisatawan nusantara maupun Internasional.
"Yah, Leuwi Tonjong ini kawasan wisata citarasa lokal namun berkualitas internasional, mirip dengan kawasan wisata Raja Ampat dan Phuket di Thailand," ujarnya, Senin, 27 Februari 2017.
Keindahan Leuwi Tonjong sering dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk berfoto-foto atau selfie. Terutama bagian tebing batu yang tingginya mencapai 90-120 meter, berlumut sehingga bagian batu menjadi hijau, cukup menyejukkan pandangan mata.
"Yah, warna tebing batu hijau, ini yang sering kali dijadikan momen berfoto bersama atau selfie, " ungkap Asep.
Sementara itu, Muhamad Achdian (20) seorang mahasiswa di Garut, mengatakan bahwa dia bersama teman-temannya kerap mengunjungi kawasan Leuwi Tonjong. Kawasan tersebut merupakan aliran air yang membentuk muara sungai yang mencapai luas sekitar 400 meter persegi.
"Kondisi air sangat jernih, dasar Leuwi Tonjong merupakan bebatuan sehingga kalaupun dijadikan tempat berenang kondisi air tetap jernih," ucapnya.
Selain air yang jernih, aliran air sangat tenang dan dangkal sehingga aman bagi para pengunjung untuk berenang. Hanya saja jangan terlalu lama berenang, karena suhu air sangat dingin. "Yah kalau lama bisa kedinginan," katanya.
Untuk menjangkau Leuwi Tonjong, para pengunjung harus menempuh jarak sekitar 63 kilometer dari kawasan Kota Garut. Jika membawa kendaraan roda empat, para pengunjung berhenti di halaman kantor Desa Jayamukti, perjalanan dilanjutkan dengan mengendarai kendaraan roda dua selama 10 menit.
"Nanti tinggal jalan kaki menuruni bukit sejauh 500 meter," kata Muhamad Achdiansyah.