Pesona Hutan Mangrove Tongke-tongke di Kabupaten Sinjai
- VIVA.co.id/Yasir (Makasar)
VIVA.co.id – Kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan bisa menjadi lokasi alternatif untuk berwisata sambil menambah pengetahuan di akhir pekan.
Bayangkan serunya ketika Anda dapat menjelajah masuk ke dalam barisan hutan mangrove yang luasnya 173,5 hektar. Jalan setapak yang terbuat dari kayu ulin terpasang rapi dan apik. Kayu khas Sulawesi itu dipasang layaknya jembatan seperti menyibak hutan mangrove. Juntaian mangrove seolah berebut menyapa di kiri dan kanan jalan setapak itu.
Di kawasan tracking mangrove yang memutar itu, pengunjung juga bisa melakukan aktivitas pengamatan fauna. Jika beruntung, anda dapat melihat fauna arboreal seperti serangga, ular pohon, kelelawar, burung bangau, burung belibis dan fauna lautan seperti tiram, ikan, kepiting bakau, dan udang dalam petualangan anda.
Kalau belum puas berkeliling di tengah barisan hutan mangrove, pengunjung dapat menyewa jasa speed boat. Anda dapat berkeliling lebih jauh menikmati pemandangan sambil menambah pengetahuan tentang mangrove.
Masuk lebih dalam, Anda bisa melihat sejumlah tambak dan banyak sudut-sudut pemandangan yang indah dan romantis untuk diabadikan bersama dengan pasangan maupun teman.
Sebaiknya anda datang berkunjung pada saat pagi atau sore hari. Menariknya lagi, jika cuaca cerah saat pagi hari, Anda dapat melihat matahari terbit dari dermaga utama.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Komunikasi Informatika Kebudayaan dan Kepariwisataan (Kominfobudpar) Kabupaten Sinjai, Dewi Anggriani PRPM ini merupakan kawasan konservasi yang telah di tetapkan oleh Pemkab sebagai kawasan hutan mangrove yang di lindungi.
Dewi menjelaskan, lokasi objek wisata Tongke-tongke sangat dekat dengan berbagai objek wisata lainnya di Kecamatan Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Diantaranya objek wisata pantai Ujung Kupang, Pulau Sembilan, dan Tempat Pelelangan Ikan yang dapat dijadikan satu paket perjalanan wisata.
"Akses untuk ke Hutan Mangrove Tongke-tongke jaraknya sekitar tujuh kilo meter dari pusat kota Kabupaten Sinjai. Sekitar 190 kilo meter dari Kota Makassar," kata Dewi kepada VIVA.co.id, Sabtu, 25 Februari 2017.
Meski terbilang baru, PRPM Tongke-tongke yang dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI pada 2015 lalu itu telah banyak menyediakan fasilitas. Sejumlah sarana dan prasarana seperti kamar mandi, serta lokasi parkir baik roda dua maupun roda empat sudah tersedia di tempat wisata ini.
Fasilitas lainnya Tracking Mangrove, ada juga Gazebo, Kantor Pengelola, Study Mangrove, Mushollah, Kios dan Play Ground. Ada juga Souvenir Shop, Cafetaria, Menara Pengawas, Cottage, Dermaga Wisata Perahu, Dermaga Utama, Area Pemancingan, serta Area Pembibitan.
Dewi menuturkan, kawasan PRPM tersebut juga dikenal dengan kekayaan biodiversity lautnya atau lebih dikenal dengan laboratorium bakau Sulsel yang dikembangkan dengan swadaya dan budidaya masyarakat secara murni.
"Berdasarkan monitoring hasil tangkapan ikan dengan alat tangkap sero yang ditempatkan di perairan dekat mangrove, terdapat sekitar 27 spesies ikan dan empat spesies udang dan sedikitnya delapan spesies gastropoda. Ada juga delapan spesies bivalia yang hidup menetap di kawasan mangrove tersebut," ucapnya.
Dalam perkembangannya, Dewi mengatakan, kawasan wisata mangrove Tongke-tongke telah dibuat jalan kayu permanen sepanjang 250 m dengan fasilitas shelter serta vila terapung dalam kawasan kepariwisataan. Menurutnya itu sebagai bukti pelayanan pemerintah secara maksimal kepada pengunjung dan sebagai bentuk sinergi dalam pengelolaan aset wisata tersebut.
Di samping itu, pemerintah juga telah menyediakan sarana transportasi laut yang bersandar di pesisir hutan bakau yang dipersiapkan bagi wisatawan mancanegara ataupun wisatawan lokal.
Dari sektor perkebunan dan perikanan, pemerintah juga telah memfasilitasi sebuah sanggar tani yang dijadikan sebagai pusat pelatihan pengelolaan bakau dan pengembangan aktivitas kelompok tani wanita yang lebih berorientasi pada pemeliharaan bakau dan pengembangan di sektor perikanan.
Untuk masuk dalam kawasan hutan mangrove ini, pengunjung tidak dikenakan bayaran alias gratis. Hanya membayar biaya parkir jika membawa kendaraan. Rp2.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp5.000 untuk kendaraan roda empat.