Penerbangan 16 Jam Bisa Akibatkan Sakit Gigi
- Pixabay
VIVA.co.id – Qantas baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya berencana untuk menyewa perjalanan nonsetop dari Perth menuju London pada 2018. Ini dianggap perjalanan nonsetop terjauh di dunia karena akan memakan waktu selama 17 jam, cukup untuk menonton beberapa film bioskop.
Tapi apa yang akan terjadi pada tubuh Anda jika melakukan penerbangan jarak jauh? Hasilnya mungkin akan mengejutkan, seperti dilansir laman Independent.
Penerbangan lama dapat membuat gigi sakit
Kebanyakan penerbangan akrab dengan kuping budek ketika lepas landas dan mendarat. Rasa budek tersebut akan hilang ketika Anda menelan. Dengan mekanisme yang sama, gelembung gas membuat gigi menjadi tidak nyaman selama penerbangan.
Tubuh menjadi lebih banyak gas
Efek dari gas berlebih ini dapat membuat kuping menjadi budek dan sakit gigi, selain itu juga merasa kenyang. Pasalnya, terdapat gas berlebih di dalam usus yang dapat memengaruhi fungsi tubuh.
Jet lag selama 48 jam
Salah satu efek yang lebih serius dari penerbangan jarak jauh, tentu saja jet lag. Anda kemungkinan akan mengantuk pada siang hari, atau terjaga di malam hari. Jet lag memengaruhi seluruh fisiologi Anda termasuk tingkat kortisol, yang juga memengaruhi fungsi fisik Anda.
Hal ini dapat memengaruhi wisatawan selama 48 jam untuk pulih dari penerbangan. Dr Townend, mantan ketua asosiasi kesehatan Global British and Travel dan dosen senior di University of Glasgow, menyarankan untuk menunda pertemuan bisnis, terutama untuk penumpang dari timur yang ingin berkunjung ke negara dengan selisih waktu lebih cepat.
Suara keras merusak pendengaran
Orang sering menghabiskan penerbangan dengan menonton film atau mendengarkan musik, tetapi mengingat kebisingan dari sesama penumpang dan dekat dengan mesin jet 140 desibel, Anda cenderung akan meningkatkan volume ke tingkat yang berbahaya. Oleh karena itu, hindari peningkatan volume maksimal.