Ziarahi Makam Soekarno, Jangan Lupa ke Kampung Coklat
- Nur Faishal/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Kabupaten dan Kota Blitar, Jawa Timur, dikenal sebagai tempat dikebumikannya proklamator Republik Indonesia, Soekarno. Banyak orang berkunjung ke Blitar untuk berziarah ke makam tokoh besar dengan panggilan Bung Karno itu.
Tapi Blitar tidak hanya menyuguhkan makam Bung Karno sebagai salah satu wisata unggulan. Di sana juga ada beberapa tempat menarik yang sepertinya perlu Anda datangi. Salah satunya, Kampung Coklat. Tempat ini memproklamirkan diri sebagai wisata edukasi coklat.
Kampung Coelat berada di Jalan Blorok, Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar. Lokasinya berada persis di pinggir Jalan Raya Malang-Blitar. Berdiri di area seluas kira-kira 2 hektare (ha), Kampung Coklat menampilkan rumah-rumah produksi coklat yang diramu menjadi ragam penganan.
Memasuki Kampung Coklat, pengunjung langsung disambut gapura bertuliskan Kampung Coklat. Sampai di dalam, halaman luas penuh pohon-pohon kakao memayungi setiap bangku dan meja tempat pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati penganan dari bahan utama coklat.
Di tengah-tengah kebun kakao, beberapa rumah produksi dan stan penjualan penganan berbahan utama coklat berdiri. Sejauh mata memandang, semua bangunan dilumuri warna cokelat. Hanya daun pohon kakao yang berwarna hijau.
Pengamatan VIVA.co.id pada Jumat petang, 21 Oktober 2016, banyak pengunjung duduk-duduk di bangku dan meja santai pada halaman yang banyak ditumbuhi pohon kakao. Mereka duduk sambil menikmati minuman dan penganan coklat sambil mengobrol.
"Enak santai-santai di sini. Tempatnya teduh," kata Rofik, pengunjung asal Surabaya.
Ada beberapa jenis minuman dan penganan dijajakan di stan Kampung Coklat, di antaranya minuman bernama Fresh Chocolate. Minuman ini dibuat dari bubuk biji kakao ditambah gula, susu, dan air. Minuman coklat itu bisa dinikmati dengan air hangat atau es.
Selain minuman, coklat kakao juga diproduksi pengelola menjadi berbagai jenis penganan. Misalnya, kue brownis, coklat, dan kue lain. Ada juga mi coklat, dengan bahan utama dari bubuk kakao dicampur tepung terigu lalu dicetak seperti mi. Setelah itu, dimasak menjadi mi goreng atau mi kuah.
Tutik, salah seorang petugas stan penganan coklat menjelaskan, Kampung Coklat mulanya adalah perkebunan coklat kelompok petani kakao Blitar. Belakangan, perkebunan itu menjadi sentra budidaya kakao.
"Sejak tahun 2012 baru dibangun wisata edukasi coklat," ujarnya.
Kampung Coklat, Tutik menjelaskan, buka setiap hari, mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB. Tapi saat acara tertentu bisa buka hingga malam. "Biasanya hari Sabtu dan Minggu ramai pengunjung," katanya.
Pengunjung, kata dia, tidak hanya dari Blitar, tapi juga dari daerah lain. Dan biasanya pengunjung mampir sebelum atau setelah berziarah ke makam Bung Karno.
"Di Kampung Coklat juga ada arena permainannya, khusus untuk pengunjung keluarga yang membawa anak-anaknya," kata Tutik.