171 Panjat Pinang Bakal Meriahkan Hut ke-71 RI
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Sebanyak 171 pohon pinang, telah dipersiapkan untuk menyambut pesta kemerdekaan Indonesia yang ke-71, pada 17 Agustus 2016 mendatang di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Nantinya, akan ada kegiatan panjat pinang kolosal yang digelar di Pantai Carnaval, Ancol, Jakarta.
Saat menggelar konferensi pers di Jimbaran Resto Ancol, Jakarta Utara, pada Jumat 12 Agustus 2016, Agus Sudarno, Wakil Direktrur Rekreasi Ancol menyampaikan bahwa panjat pinang kolosal ini merupakan sajian khas yang selalu dilombakan setiap tahunnya sebagai perayaan kemerdekaan Indonesia.
Pemilihan jumlah pohon pinang sebanyak 171 juga memiliki maksud tersendiri. "Mungkin angka 71 ini kita ambil dari Hut RI. Karena 71 kurang makannya kita tambah 100, " jelas Agus
Pohon pinang setinggi kurang lebih 9 meter ini, nantinya akan diisi dengan deretan aneka hadiah menarik mulai dari sepeda, T-shirt, payung, dan beragam hadiah lainnya dengan total Rp250 juta.
Untuk peserta sendiri dibagi ke dalam tim yang berjulmlah empat orang tiap timnnya. "Nantinya total akan ada 342 tim dengan jumlah peserta 1368 yang akan memperebutukan hadiah," jelas Agus.
Lomba panjat pinang kolosal ini terbuka untuk umum. Setiap pengunjung yang ingin mengikuti panjat pinang kolosal cukup menunjukkan tiket dan juga Kartu Tanda Penduduk (KTP), sebagai bukti pendaftaran. "Pendaftaran peserta lomba panjat pinang dilakukan di lokasi Pantai Carnaval pada hari yang sama, mulai pukul 13.00 WIB dan perlombaan akan dimulai pukul 15.00 WIB."
Perayaan pesta kemerdekaan ini nantinya akan dibagi ke dalam dua lokasi yakni, Pantai Carnaval dan Pantai Lagoon. "Lokasi yang kedua kita mengadakan aneka lomba rakyat, lomba makan kerupuk kolosal, lomba panjat pinang miring, dan lomba tarik tambang."
Selain untuk memeriahkan, Agus juga mengatakan bahwa lomba tradisonal tersebut diadakan untuk kembali mengangkat budaya tradisional Indonesia.
"Jadi sekarang ini saya jadi lebih percaya diri menyelenggarkan kegiatan seperti ini karena jangan sampai suatu saat olahraga tradisonal diakui bangsa lain,"tambahnya.