Bahasa Jadi penghambat Pariwisata di Indonesia
Rabu, 10 Agustus 2016 - 12:29 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Persaingan destinasi wisata di tingkat ASEAN sudah cukup tinggi, namun sayangnya sistem kepariwisataan di Indonesia masih belum berjalan optimal. Melihat saat ini jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia masih kalah dibandingkan negara tetangga Malaysia atau Singapura.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan saat ini, negara yang patut diwaspadai oleh Indonesia bukanlah Malaysia atau Singapura, sebab kedua negara ini memiliki pendapatan lebih tinggi dari Indonesia.
"Malaysia dan Singapura pendapatan per kapitanya lebih tinggi dari kita," kata Arief Yahya dalam pidatonya di acara pembukaan ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professional (MRA-TP) di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Agustus 2016.
Menurut Menpar, negara yang perlu dikhawatirkan adalah Filipina. Pasalnya negara ini memiliki poin tambah di bidang SDM lebih banyak dibandingkan SDM Indonesia.
"Tetapi ada Filipina. Dilihat dari persentase lebih banyak pekerja Filipina dan mereka mau dibayar sama dengan orang Indonesia. Poin saya, yang harus diwaspadai itu orang Filipina," ucap Menpar.
Menpar menjelaskan saat ini Indonesia masih mengalami hambatan, khususnya terutama dari segi bahasa.
"Kelemahan kita pada umumnya kelemahannya adalah bahasa. Beda dengan Malaysia, Singapura, dan Filipina Bahasa Inggrisnya lebih bagus dari kita. Tetapi ranking kita tidak terlalu anjlok dibanding sepuluh negara ASEAN. Kita di tengah-tengah," ujarnya.
Baca Juga :
Jumlah Turis ke Maumere Selalu Naik Sejak 2012
Pada 2016, Maumere menargetkan jumlah wisatawan sebesar 59.747.
VIVA.co.id
10 Agustus 2016
Baca Juga :