Karena Kelelawar, Masyarakat Kota Ini Bagai Dibui
- venturahighway.com
VIVA.co.id – Kelelawar tampaknya telah menjadi tuan rumah di sebuah kota kecil di Australia selama dua bulan terakhir. Sekitar 100.000 kelelawar hinggap dan berkeliaran di kota wisata Batemans Bay, New South Wales, Australia.
Pemerintah setempat akhirnya mengucurkan dana sekitar US$ 2,5 juta atau setara Rp33,9 miliar untuk mengusir atau memindahkan kawanan kelelawar tersebut.
Dilansir laman Mashable, sejak Maret lalu, pemerintah setempat mengalami peningkatan keluhan dari penduduk kota itu. Mereka terjebak di dalam rumah dan hidup seperti 'tahanan' akibat kawanan hewan tersebut.
"Kami menerima banyak keluhan bahwa mereka seperti berada dalam penjara di rumah sendiri, mereka tidak bisa bepergian keluar rumah, mereka harus menyalakan pendingin ruangan sepanjang hari dan jendela-jendela juga ditutup, (Keadaannya) benar-benar sudah darurat," kata Mentri Lingkungan New South Wales, Mark Speakman kepada ABC News.
"Aku tidak bisa membuka jendela, menjemur pakaian, tidak bisa belajar karena kelelawar tersebut sangat berisik. Aku tidak bisa berkonsentrasi. Sungguh menyebalkan. Kelelawar tersebut datang dan sangat liar. Kami tidak bisa melakukan apa-apa karenanya, " kata seorang warga, Danielle Smith kepada Sky News.
Pemerintah setempat masih memikirkan bagaimana cara untuk mengusir kawanan kelelawar dari kota tersebut. Beberapa cara yang ada di daftar solusi masalah tersebut adalah menyemprot pohon-pohon yang dihinggapi oleh kelelawar dengan cairan khusus.
Kelelawar yang menguasai kota tersebut diketahui memiliki kepala berwarna abu-abu, memiliki panjang sekitar 23-28 sentimeter dan biasanya memakan buah-buahan, daun ara, serbuk bunga dan nectar. Hewan ini termasuk termasuk fauna yang terancam punah sehingga membunuh hewan ini dianggap sebagai tindakan ilegal.