Indonesia Kembangkan Potensi Wisata Kesehatan
Rabu, 30 Maret 2016 - 08:05 WIB
Sumber :
- Pixabay
VIVA.co.id
- Mengawinkan kesehatan dan pariwisata atau sering disebut medical tourism
bukanlah hal yang asing lagi. Apalagi negara-negara di dunia dengan teknologi medis yang canggih, seperti Singapura.
Akibat banyaknya warga Indonesia yang lebih percaya dan memilih berobat di luar negeri, Kementerian Kesehatan pada tahun 2011 mencatat adanya kerugian devisa hingga Rp110 triliun.
Tak ingin lagi kecolongan, sejak beberapa tahun ke belakang, pemerintah dan swasta telah melakukan perbaikan di bidang layanan kesehatan ini.
Berlatar pada keinginan mengembangkan program tersebut, Sahid Sahirman Memorial Hospital atau SSMH mengembangkan program medical tourism.
"Hospitality service yang selama ini menjadi keunggulan jaringan hotel Sahid, akan diterapkan juga dalam Rumah Sakit ini, agar pasien tidak merasa sedang berada di Rumah Sakit, selain tentunya memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas," jelas Direktur Pelaksana PT. Sahid Sahirman Memorial Hospital, dr. Bernard Sidharta, dalam acara Bayi Tabung Pintar Hadir di Jantung Kota Jakarta, di Bilangan Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Maret 2016.
Salah satu potensi medical tourism yang bisa dikembangkan oleh sebuah negara adalah layanan fertilitas. Karena itu SSMH menyediakan layanan bayi tabung atau invitro fertilization dengan menggandeng Smart IVF.
Layanan program bayi tabung yang canggih, modern, dan terjangkau ini ditawarkan lengkap dengan antar jemput bandara, serta paket wisata di Jakarta, juga layanan antar jemput dari rumah atau kantor.
"Medical tourism di Indonesia ini tidak hanya potensial untuk bisa mendapatkan pasien dari luar negeri, yang terpenting adalah bisa mendapat kepercayaan pasien dalam negeri," kata Dr.dr.Budi Wiweko, SpOG(K), Sekjen Perhimpunan Fertilitas in Vitro Indonesia.
Baca Juga :
Empat Belas Negara Tujuan Wisata Medis
Salah satunya adalah Singapura.
VIVA.co.id
30 Maret 2016
Baca Juga :