Berpetualang Seru di Hutan Mangrove Karimunjawa

Pemandangan dari menara pengamatan burung di hutan mangrove Pulau Karimunjawa
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dyah Ayu Pitaloka (Malang)

VIVA.co.id - Berkunjung ke Karimunjawa, tak rugi jika menyempatkan melihat kawasan hutan mangrove. Kawasan yang juga masuk dalam zona perlindungan Taman Nasional Karimunjawa.

Foto Selfie di Rawa, Siswi SMP Diterkam Buaya

Mangrove tersebar di sebagian besar tepian Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Sekitar 500 hektare di antaranya masuk dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

Di kawasan tracking mangrove, pengunjung juga bisa melakukan aktivitas pengamatan burung. Jika beruntung, pengunjung bisa menjumpai burung migran dari China dan Australia yang sedang berhenti dan mencari makan di padang mangrove tersebut. Meski hutan mangrove terancam tergerus perkembangan pulau dan dinamika penduduknya.

KPK Panggil Anggota DPR Anwar Sadad di Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim, Bakal Ditahan?
Hutan Mangrove berada di Pulau Kemujan. Untuk ke sana, pengunjung cukup menyewa motor dengan tarif Rp75 ribu sehari. Cukup berkendara sekitar 40 menit dari dermaga, pengunjung akan tiba di hutan tracking mangrove yang dikelola Taman Nasional Karimunjawa. Untuk masuk, dikenakan tiket Rp5 ribu per orang. 

Asparminas Proyeksikan Bakal Banyak Produsen AMDK Beralih ke Galon Bebas BPA Tahun Ini
“Hutan mangrovenya bersih, tidak becek,” kata Niswa, pengunjung asal Kabupaten Malang. 

Sejak di pintu masuk, jalan setapak yang terbuat dari kayu ulin terpasang rapi dan apik. Kayu asal Sulawesi itu dipasang layaknya jembatan, berada sekitar setengah meter dari lahan mangrove. 

Melintas di jalan setapak itu, rasanya seperti menyibak hutan mangrove. Juntaian 12 jenis mangrove seolah berebut menyapa di kiri dan kanan jalan setapak,.

“Jalan ini panjangnya sekitar 1,7 kilometer. Sengaja dibuat bersih dan tidak becek agar pengunjung bisa menikmati hutan mangrove dengan nyaman,” kata Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Karimunjawa, Kuswadi, Rabu, 8 April 2015.

Tracking mangrove diresmikan pada tahun 2012 oleh Gubernur Jawa Tengah kala itu, Bibit Waluyo. Hutan Mangrove ini tergolong istimewa, karena dua di antara 12 jenis taman mangrovenya tergolong jenis langka secara global, namun banyak ditemukan di Karimunjawa. Tanaman jenis itu diduga menjadi salah satu tanaman khas di Karimunjawa.

“Ada dua jenis mangrove langka, yaitu Schyphipora Hiydrophylacea dan Sonneratia Ovata. Ini sudah banyak di sini,” ujarnya. 

Di ujung jalan setapak, terdapat menara yang juga terbuat dari bahan kayu setinggi puluhan meter. Di sana, terhampar pemandangan padang lamun, atau padang rumput laut dan selat yang memisahkan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan.

Pepohonan mangrove tak rapat seperti di bagian tracking mangrove sebelumnya. "Sengaja dibuat jarang pohonnya karena lahan ini dipakai sebegai feeding ground bagi aneka jenis burung lokal dan migran," ucap dia.

Menara tersebut adalah menara untuk pengamatan burung. Waktu terbaik untuk mengamati burung adalah pada pagi atau sore hari kala laut sedang surut. Berbagai jenis burung akan mencari makan di lahan mangrove yang surut dari air laut, bersama dengan sejumlah nelayan yang mencari berbagai jenis kerang di antara akar mangrove . 

Menara pengamatan burung di hutan mangrove Karimunjawa
Menara pengamatan burung di hutan Mangrove Karimunjawa.
Foto: VIVA.co.id/Dyah Ayu pitaloka (Malang)

Taman Nasional mencatat ada sekitar 22 jenis burung migran yang sempat singgah di area tersebut. Tahun 2010 ditemukan burung jenis Trinil Bedaran yang berasal dari China.

Tahun 2013 ditemukan pula penampakan burung Kedidi Leher Merah yang terbang dari Australia. Burung migran bisa diketahui asalnya karena burung tersebut mengenakan tanda pengenal yang dipasang oleh ilmuwan asal habitat mereka.

“Sebenarnya jalur Karimunjawa bukan jalur migrasi utama, tetapi kadang burung migran lewat di sini dan singgah untuk mencari makan terutama sekitar bulan Agustus. Kami beruntung bisa menjumpai burung yang sudah dikenali dan ditandai asalnya,” ujarnya.   

Meski nyaman dan tidak kotor, ada baiknya jika pengunjung sudah menyediakan losion pengusir nyamuk agar tak dijadikan sasaran serangga penghisap darah saat mengelilingi hutan mangrove.

Merawat kelestarian mangrove

Selain banyak digunakan sebagai lahan pangan bagi satwa maupun nelayan, mangrove juga memiliki fungsi penting lainnya. Mangrove dikenal sebagai lahan memijah bagi ikan, kepiting, kerang dan berbagai jenis satwa lain.

Mangrove yang berdiri kokoh di tepi pantai menjadi tembok pencegah abrasi akibat gempuran air laut. Akarnya yang rapat juga mencegah terjadinya intrusi, tercampurnya air tanah atau air tawar dengan air laut. 

Bahkan batang pohonnya yang ulet dan kokoh juga banyak digunakan sebagai usuk dan bahan bangunan rumah lain oleh warga sekitar. Seperti juga batu karang yang sering dimanfaatkan untuk dinding bangunan rumah.

Keberadaan mangrove yang vital terus terancam menyusut. Taman Nasional mencatat sempat terjadi perubahan peruntukan lahan mangrove yang berubah menjadi tambak udang. Meski saat ini kegiatan tambak tak aktif lagi lantaran harga udang yang jeblok, namun kerusakan sudah terjadi.

Banyak terumbu karang di sekitar Nyamplungan hingga Jati Kerep di Pulau Kemujan rusak karena tertimbun bahan kimia akibat aktivitas tambak.

“Itu sebagian besar terjadi di luar wilayah Taman Nasional, secara yuridis kami tidak berwenang melarang. Tetapi secara moral kami ikut bertanggung jawab,” ucap Kepala Seksi Wilayah II Taman Nasional Karimunjawa Sutris Harianta.

Total terdapat sekitar 500 hektare lahan mangrove yang masuk kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Dari seluruh hutan mangrove yang ada, sebagian besar kawasan masuk wilayah Taman Nasional Karimunjawa, menyisakan sekitar 25 persen saja yang berada di luar kawasan.

Saat ini, kelestarian lahan mangrove terancam aktivitas pelebaran lahan dampak dari pesatnya perkembangan pariwisata di Karimunjawa. “Harga tanah sekarang meningkat akibat pariwisata yang berkembang pesat. Banyak lahan mangrove yang mulai dibuka untuk dijual,” kata dia.

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya