Survei: Rencana Liburan Lebih Lama daripada Liburan
Sabtu, 11 Januari 2014 - 17:11 WIB
Sumber :
- ANTARA/Eric Ireng
VIVAlife -
Merencanakan liburan bagi sebagian orang menghabiskan lebih banyak waktu daripada liburan itu sendiri. Hasil ini diperoleh dari survei terhadap orang-orang yang berlibur.
Studi yang dilakukan Holiday Teletext menemukan, warga Inggris rata-rata menghabiskan 18 hari untuk merencanakan liburan. Tetapi, mereka hanya menghabiskan waktu enam hari untuk bersenang-senang. Â
Baca Juga :
Rayakan Natal, Salmafina Sunan Ungkap Perjalanan 5 Tahunnya Bersama Kristus: Sangat Tidak Mudah!
Studi yang dilakukan Holiday Teletext menemukan, warga Inggris rata-rata menghabiskan 18 hari untuk merencanakan liburan. Tetapi, mereka hanya menghabiskan waktu enam hari untuk bersenang-senang. Â
Baca Juga :
Propam Polri Sita Uang Rp2,5 Miliar Diduga Hasil Oknum Polisi Peras WNA Malaysia Penonton DWP
Peneliti menemukan, rata-rata orang memesan penginapan untuk 10 malam. Banyak pemesanan dilakukan 12 bulan sebelumnya.
Namun, saat berlibur, wisatawan yang menjadi responden mengaku dua hari pertama dihabiskan untuk mencoba bersantai menikmati liburan. Dan dua hari terakhir dipenuhi rasa takut pada pekerjaan yang akan mereka hadapi selepas liburan.
Amy Patel dari Holidays Teletext, yang melakukan penelitian berkomentar, "Internet adalah jendela informasi dunia, tapi terkadang informasi di dalamnya berlebihan," katanya seperti dikutip dari
Daily Mail.
"Liburan bertujuan agar orang beristirahat. Tetapi, banyak yang terlalu banyak merencanakan daripada menikmati liburan sehingga justru tegang saat liburan."
Calon pelancong rata-rata menghabiskan 13 jam rata-rata mencari akomodasi, 11 jam memilah transportasi. Sebanyak 11 jam dihabiskan untuk belanja, dan sisanya untuk laundry, perawatan tubuh dan rambut di salon.
Peserta survei mengatakan, rata-rata membutuhkan waktu dua hari untuk mengepak barang sebelum benar-benar berlibur.
Selama berlibur, masalah dan kecemasan juga tetap membayangi. Seperlima pasangan mengakui selalu berdebat karena tidak sepakat soal aktivitas yang akan dilakukan, dan makanan.
Sebanyak 22 persen tak dapat berhenti memikirkan pekerjaan yang menumpuk. Satu dari 20 orang merasa muak karena urusan pekerjaan tetap mengusik saat liburan. Persoalan lainnya termasuk bahasa dan makanan setempat, kehabisan uang dan keselamatan anak-anak. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Peneliti menemukan, rata-rata orang memesan penginapan untuk 10 malam. Banyak pemesanan dilakukan 12 bulan sebelumnya.