Lukisan Indah Prasejarah di Gunung Kapur Maros
Senin, 20 Mei 2013 - 16:02 WIB
Sumber :
- Sodventure.blogspot.com
VIVAlife -
Ratusan pegunungan batu kapur diantara jalur yang menghubungkan Maros dan Pangkep menawarkan pemandangan mengagumkan. Gunung-gunung kapur membentuk menara menjulang berbagai ukuran menampilkan bentang alam yang khas, di kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan ini.
Pegunungan karst Maros tak sekedar deretan gunung kapur. Anda bisa menyaksikan gua terpanjang dan terdalam di Indonesia di kawasan ini. Di Leang Leaputte, terdapat gua berbentuk sumur sedalam 260 meter. Sedangkan gua terpanjang ada di gua Salukkan Kallang dengan panjang 27 km.
Di antara perbukitan, pengunjung dapat melihat langsung gua-gua pra sejarah yang menjadi rumah masyarakat puluhan ribu tahun silam. Dulu, dinding gua dengan stalaktit dan stalakmit dijadikan sebagai media lukisan. Gambar telapak tangan, hewan seperti anoa dan tanaman adalah lukisan yang jamak ditemui di sini.
Seperti dikutip dari "Top 100 Cultural Wonders of Indonesia", lukisan di gua adalah ekspresi pengalaman, perjuangan dan perjalanan hidup komunitas prasejarah dalam mengumpulkan makanan dan berburu. Para ahli memperkirakan lukisan dalam gua berasal dari Pleistosen akhir, 50ribu hingga 30 ribu tahun sebelum Masehi.
Diduga, lukisan yang didominasi warna merah dan hitam di dinding berasal dari batuan alami di sekitar gua. Dari sekitar 268 gunung kapur, 89 gua memiliki lukisan prasejarah. Di dalam gua juga para ahli menemukan alat dari batu dan sisa-sisa makanan termasuk kulit kerang, kulit kambing liar,kura-kura, kelelawar, hingga tikus.
Meski menjadi salah satu situs yang dilindungi, gua-gua berisi lukisan mulai memudar. Penyebab alaminya akibat pengendapan kapur. Selain itu, vandalisme berupa coretan spidol dan benda tajam banyak dijumpai di gua-gua prasejarah Maros. Sayangnya peninggalan indah prasejarah ini tak dirawat dengan baik dan masyarakat yang berkunjung tak memiliki kesadaran untuk menjaganya.
Baca Juga :
Baru Raih Penghargaan Bergengsi, Intip Mewahnya Bali Sunset Road Convention Center (BSCC)
Seperti dikutip dari "Top 100 Cultural Wonders of Indonesia", lukisan di gua adalah ekspresi pengalaman, perjuangan dan perjalanan hidup komunitas prasejarah dalam mengumpulkan makanan dan berburu. Para ahli memperkirakan lukisan dalam gua berasal dari Pleistosen akhir, 50ribu hingga 30 ribu tahun sebelum Masehi.
Diduga, lukisan yang didominasi warna merah dan hitam di dinding berasal dari batuan alami di sekitar gua. Dari sekitar 268 gunung kapur, 89 gua memiliki lukisan prasejarah. Di dalam gua juga para ahli menemukan alat dari batu dan sisa-sisa makanan termasuk kulit kerang, kulit kambing liar,kura-kura, kelelawar, hingga tikus.
Meski menjadi salah satu situs yang dilindungi, gua-gua berisi lukisan mulai memudar. Penyebab alaminya akibat pengendapan kapur. Selain itu, vandalisme berupa coretan spidol dan benda tajam banyak dijumpai di gua-gua prasejarah Maros. Sayangnya peninggalan indah prasejarah ini tak dirawat dengan baik dan masyarakat yang berkunjung tak memiliki kesadaran untuk menjaganya.
Baca Juga :
Cara STIP Jakarta Eksplorasi Kemajuan Teknologi Transportasi Berkelanjutan
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta menggelar konferensi Internasional (STIPCON) 2024, guna mengeksplorasi kemajuan transportasi global
VIVA.co.id
11 November 2024
Baca Juga :