Anggun Berkebaya, 100 Perempuan Indonesia Rayakan Hari Kartini di Puncak Gunung Kembang
- VIVA/Sumiyati.
WONOSOBO – Hari Kartini diperingati setiap 21 April setiap tahunnya. Seluruh perempuan Indonesia patut berbahagia dan merayakannya, karena sang pahlawan wanita RA Kartini, menjadi pelopor dalam memperjuangkan hak-hak wanita.
Salah satunya soal emansipasi dan kesetaraan gender bagi perempuan. Di mana laki-laki dan perempuan kini mendapatkan kesempatan yang sama dalam berbagai bidang. Perempuan juga memiliki kekuatan dan keberanian yang sama dengan laki-laki. Scroll untuk tahu keseruannya, yuk!
Sebanyak 100 perempuan Indonesia dari berbagai wilayah pun turut membuktikannya. Sukses menaklukkan Gunung Kembang, via jalur Blembem, Wonosobo, Jawa Tengah, 100 wanita yang tergabung dalam EIGER Women Adventure Camp (WAC), merayakan Hari Kartini di atas gunung dengan ketinggian 2340 Mdpl tersebut.
Usai mendaki satu hari sebelumnya, tepat pada Minggu 21 April 2024 pukul 08.00 WIB, 100 pendaki wanita, mengadakan upacara di atas gunung sambil anggun berkebaya untuk merayakan Hari Kartini.
Lengkap dengan kain dan polesan makeup, wanita-wanita ini nampak khidmat mengikuti rangkaian upacara mulai dari menyanyikan lagu Indonesia Raya hingga ditutup dengan lagu Ibu Kita Kartini, sambil merentangkan bendera merah putih.
Galih Donikara selaku EIGER Adventure Service Team Advisor sekaligus menjadi pemimpin upacara, menjelaskan, seluruh peserta Women Adventure Camp yang berjumlah 100 orang melakukan upacara bersama untuk merayakan Hari Kartini dengan berkebaya di puncak Gunung Kembang.
"Seluruh peserta EIGER WAC 2024 adalah anak muda usia 18 hingga 25 tahun yang memiliki minat untuk berkegiatan di alam bebas," ungkap Galih, ditemui seusai rangkaian upacara.
Lebih lanjut menurutnya, momentum ini menjadi kesempatan untuk membuktikan emansipasi perempuan Indonesia, dalam mensejajarkan diri dengan cara berpetualang menyusuri keindahan alam Indonesia.
"Kami mencoba untuk membuka ruang, memfasilitasi bagaimana para wanita Indonesia menggali potensinya supaya aman dan nyaman dalam berkegiatan di alam bebas," tuturnya.
Galih berharap, khususnya para pendaki wanita yang berpartisipasi, bisa bermanfaat bagi khalayak. Dan yang tak kalah penting, para pendaki perempuan menjadi lebih percaya diri bahwa dirinya mampu dan tidak lemah.
"Saya kira pendaki-pendaki Indonesia, sudah diwakili oleh Fransiska Dimitri (menaklukkan) 7 Summits Dunia. Artinya Inspirasinya sudah ada, yang sebetulnya perempuan Indonesia bisa mampu melebihi kemampuannya," kata dia.
"Kekhawatiran saya pendaki perempuan men-judge dirinya lemah, gak bisa. WAC ini diharapkan menjadi bagian dari inspirasi bahwa mereka mampu, buktinya 100 orang datang ke sini berkebaya mampu. Artinya, di mana pun nanti gunungnya, pendakiannya, berbaktinya, tetap bermanfaat," tutup Galih.