Jadi Contoh Toleransi, Terowongan Penghubung Istiqlal dan Katedral Jadi Sorotan Dunia
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
JAKARTA – Lokasi Masjid Istiqlal yang berhadapan dengan Gereja Katedral di Jakarta Pusat selalu menarik perhatian publik. Lokasi yang saling berdekatan ini menjadi simbol kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Tak hanya di Indonesia saja, rupanya Istiqlal juga menjadi percontohan toleransi antar umat beragama di seluruh dunia. Bahkan diungkap oleh Imam besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, yang belum lama ini menghadiri acara di luar negeri mengatakan, terowongan atau tunnel yang menghubungkan Istiqlal dan Katedral menjadi sorotan dunia. Seperti apa ceritanya? Yuk, scroll untuk tahu lebih lanjut.
Beliau mengungkap dalam tunnel yang menghubungkan Istiqlal dan Katedral itu terdapat simbol toleransi antar umat Islam dan Nasrani.
“Masjid Istiqlal menjadi masjid perintis yang memanusiakan toleransi. Pertama tunnel, di dalam tunnel yang belum diresmikan itu ada simbol toleransi,” kata beliau dalam acara Unilever Indonesia menggelar #Aksicantik di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa 2 April 2024.
Lebih lanjut Prof. Nasaruddin Umar, menjelaskan, beberapa simbol yang terdapat di tunnel tersebut antara lain adanya beduk hingga bunyi lonceng gereja yang bisa didengar oleh mereka yang nantinya melewati tunnel tersebut.
“Ada suara beduk yang sesekali muncul dan lonceng gereja, tapi didominasi suara Islami yang mewakili mayoritas (umat muslim di Indonesia),” sambungnya.
Menurut Prof. Nasaruddin, tunnel tersebut juga memiliki pencahayaan yang mirip seperti Gua Hira. Seperti diketahui Gua Hira merupakan tempat bersejarah bagi umat muslim di seluruh dunia. Hal itu karena, Gua Hira adalah tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali.
Selain itu, Gua Hira juga merupakan tempat diturunkan secara lengkap (keseluruhan) dari Lauh Mahfudz ke langit Dunia (Baitul-Izzah) Alquran pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan di Gua Hira.
“Ada pencahayaan yang seperti di dalam Gua Hira, seperti miniatur Gua Hira. Kita tau, Gua Hira itu merupakan tempat pertama Alquran, kitab suci keluar di Gua Hira,” ungkapnya.
Di sisi lain, Prof. Nasaruddin, turut mengimbau agar umat muslim yang berbondong-bondong mendatangi masjid Istiqlal bukan hanya untuk beribadah saja, melainkan juga untuk mencari dan mendapatkan ilmu baru.
“Datanglah ke Istiqlal jika ingin mendapatkan ilmu baru, datang ke Istiqlal jika ingin mendapatkan surga,” ujarnya.