Mengintip Saparan, Tradisi Warga Lereng Gunung Merbabu di Boyolali

Gunung Merbabu
Sumber :

BOYOLALI – Ratusan warga yang berada di lereng gunung Merbabu atau di Dukuh Gunung Wijil, Desa Gubug, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengikuti kenduri di pemakaman umum desa setempat.

Mega Diversity, Fadli Zon Akan Daftarkan Lebih Banyak Warisan Budaya Indonesia ke UNESCO 

Ritual tersebut merupakan agenda rutin turun temurun yang dilakukan warga lereng Gunung Merbabu setiap bulan Sapar dalam penanggalan Jawa. Tradisi itu dikenal dengan sebutan Saparan. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

Pantuan di lokasi, tradisi Saparan diawali dengan menyiapkan uborampe yang berisi berbagai jenis makanan hasil bumi dan jajanan pasar. Sesaji itu kemudian dibawa warga dengan berjalan kaki menuju pemakaman umum yang berjarak sekitar 1 kilometer.

Lewat Program Asik, Andra Soni Pede Tingkatkan Nilai Kebudayaan yang Rendah

Setelah sampai di lokasi pemakaman, warga kemudian menggelar tahlil dan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Warga kemudian menyantap makanan yang dibawanya tersebut secara bersama-sama.

Tradisi dan Identitas, Kopi sebagai Warisan Budaya Indonesia

Tokoh masyarakat setempat, Joko Sarjono menjelaskan tradisi Saparan bertujuan untuk mengirim doa para leluhur yang telah meninggal dunia. Dari ritual itu warga berharap dimudahkan dalam mencari rezeki serta diberikan kesehatan. 

"Tadi menggelar tahlil dan doa bersama. Tradisi turun-temurun ini digelar setiap bulan Sapar. Ini adalah untuk mengirim doa kepada nenek moyang kita yang telah meninggal di sini," ujarnya.

Warga lainnya, Putut Tetuko, mengatakan setelah ritual di makam selesai, warga kemudian pulang dan dilanjutkan bersilaturahmi ke tetangga. Tradisi Saparan akan terus dilakukan sebagai bentuk nguri-nguri budaya Jawa.

Laporan: Agus S

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya