Ada Rumah Sakit Hewan Terbesar Se-Asia Tenggara di Taman Safari Bogor, Yuk Jenguk Penghuninya!
- VIVA/Adinda Permatasari
BOGOR – Taman Safari Indonesia yang berada di Cisarua, Bogor, tak sekadar menjadi tempat rekreasi melihat beraneka ragam satwa. Taman Safari juga merupakan lembaga konservasi di mana di sini terdapat rumah sakit hewan hingga bank sperma satwa yang dilindungi.
Beberapa waktu lalu, VIVA diundang untuk mengunjungi animal hospital atau rumah sakit hewan di Taman Safari. Rumah sakit ini pun diklaim sebagai yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.
Rumah sakit ini terletak di tengah wahana Safari Journey di dalam kompleks Taman Safari Bogor. Begitu memasuki area rumah sakit, ada sebuah kandang besi besar di halamannya.
Di dalamnya, ada seekor anak macan tutul Jawa yang berlarian dengan aktif bernama Mugi. Meski terlihat sehat dan menggemaskan, ternyata Mugi yang berusia 10 bulan itu ditelantarkan oleh induknya. Karenanya, dia kini berada dalam perawatan nurse atau perawat satwa bernama Sri Swarni.
Sri mengatakan bahwa setiap satwa selalu diawasi melalui CCTV. Jadi, keeper bisa melihat bagaimana perilaku induk kepada anak yang baru dilahirkannya.
"Hal pertama yang dilihat, kalau induk mau membersihkan, berarti tanda bagus. Kedua, sikap induk kepada anak, setelah membersihkan apakah berusaha memotong tali pusar, usaha mendekatkan ke puting," jelas Sri saat ditemui di Taman Safari Indonesia, Bogor, beberapa waktu lalu.
Menurut Sri, pada satwa yang baru pertama kali melahirkan biasanya dia tidak memiliki pengalaman bagaimana memperlakukan anaknya. Tapi, satwa juga bisa belajar jika melihat satwa lain di sekitarnya melahirkan anak. Selain itu, induk juga cenderung menelantarkan anaknya jika melihat ada perbedaan atau cacat di tubuhnya. Inilah yang terjadi pada Mugi.
Mugi memiliki cacat di bagian lehernya. Karena itu, dia pun membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Nantinya, saat Mugi sudah berusia 1 tahun, dia akan perlahan dikembalikan ke lokasi macan tutul Jawa lainnya.
"Seperti anak sekolah. Setiap hari pagi diantar kemudian secara bertahap, hari pertama 3 jam, kedua 4 jam," kata Sri.
Selain Mugi, Sri juga merawat seekor bayi simpanse bernama Jabari. Berbeda dengan Mugi, Jabari lahir secara prematur di mana berat badannya di bawah kelahiran normal yakni hanya 8 ons.
Jabari kini berusia 2,5 bulan dan berkat perawatan intensif berat badannya mulai meningkat menjadi 1,6kg. Menariknya, Jabari mengonsumsi susu formula yang biasa ditujukan untuk balita. Bahkan dalam perawatannya, dia juga harus dijemur setiap hari di bawah matahari. Persis bayi manusia, ya.
Tak heran, karena simpanse memang memiliki kemiripan anatomi dengan manusia. Mungkin tak banyak yang tahu kalau telapak tangan simpanse juga memiliki garis tangan. Bahkan, Jabari bisa diajak bercanda layaknya bayi manusia. Saat diajak bicara dia pun menyunggingkan senyuman, juga bereaksi ketika tubuhnya dikelitiki.
Hal menarik lain dari para satwa di Taman Safari Indonesia adalah pemberian nama yang tak sembarangan. Nama yang disematkan harus mendapat persetujuan dari pengurus Taman Safari Indonesia.
Mugi misalnya, memiliki arti semoga. Sri menyebut, 'semoga' bisa menjadi doa juga bagi Mugi sendiri. "Semoga berkembang biar lebih banyak lagi," katanya.
Sementara Jabari diambil dari bahasa Arab 'Jaber'. Dikutip dari laman Nammia, Jaber melambangkan ambisi yang membaja.