Fenomena Embun Upas di Gunung Bromo Bak Simalakama

Lautan pasir berselimut salju di Gunung Bromo.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

JAWA TIMUR – Fenomena embun upas di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pesonanya begitu eksotik. Hamparan lautan pasir dipenuhi butiran frost layaknya hamparan salju di negeri kutub.

Wisatawan Pantai Anyer Ngeluh Parkir 20 Menit Dipatok Tarif Rp75 Ribu

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani mengungkapkan bahwa tingkat kunjungan wisatawan meningkat 10 persen dibandingkan hari biasa. Fenomena embun upas sendiri terjadi sejak Selasa, 30 Mei 2023, lalu. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

"Peningkatan kunjungan wisatawan mencapai lima hingga 10 persen. Pemandangan kawasan Lautan Pasir Gunung Bromo tampak memutih dan lebih menarik bagi wisatawan," kata Septi, Rabu, 7 Juni 2023. 

Debat Publik Terakhir, Cagub Jateng Ahmad Luthfi Janji Lakukan Ini untuk Buruh hingga Petani

Data di Balai Besar pada Kamis, 1 Juni 2023 jumlah kunjungan wisatawan lokal mencapai 2.500 pengunjung dan wisatawan mancanegara 12 pengunjung. Pada, Jumat 2 Juni 2023, kunjungan wisatawan lokal sebanyak 1.903 orang dan wisatawan mancanegara 22 orang.

Demi Petani Tebu Rasakan Manisnya Masa Depan, Kementan Melalui Program "MANIS" Kejar Swasembada Gula Nasional

Sementara pada 3 Juni hingga 5 Juni 2023 kata Septi, tidak ada data jumlah pengunjung yang masuk karena BB TNBTS melakukan penutupan terhadap kawasan wisata alam Gunung Bromo untuk menghormati Upacara Yadnya Kasada.

“Jadi total kunjungan pada 1 Juni 2023 sebanyak 2.512 pengunjung dan pada 2 Juni 2023 sebanyak 1.925 pengunjung. Untuk 3 hingga 5 Juni 2023 tidak ada data jumlah pengunjung karena wisata ditutup untuk menghormati Upacara Yadnya Kasada," ujar Septi. 

Di sisi lain, embun upas atau frost menjadi ancaman bagi petani. Sebab, fenomena ini bisa mengancam tanaman petani jika tidak segera dihilangkan. Embun upas muncul setiap pagi dan menghilang saat matahari terbit. 

Fenomena ini harus diantisipasi lebih cepat oleh petani demi menyelamatkan pertanian mereka. Petani harus lakukan penyemprotan air di pagi hari sebelum matahari terbit agar tanaman tidak layu dan mati. 

"Jika tidak segera dibersihkan tanaman biasanya layu dan lama-lama akan mati. Embun upas itu biasanya terjadi di Desa Ngadas maupun desa lainnya. Terutama menyerang tanaman seperti bawang putih, brambang dan kentang,” tutur Camat Poncokusumo, Kabupaten Malang, Didik Agus Mulyono. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya