8 Tips Keselamatan saat Berada di Destinasi Wisata yang Ramai

Ilustrasi Keramaian
Sumber :
  • Pixabay - Abdulla Binmassam

VIVA Travel – Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang menimbulkan korban jiwa hingga lebih dari 150 orang ini menjadi salah satu peristiwa memilukan yang terjadi di destinasi wisata. Ketika berada di suatu destinasi wisata populer, risiko keramaian memang tak terhindarkan.

Apabila kepadatan menjadi tak terkendali, maka situasi bisa berubah dalam sekejap menjadi bencana. Situasi keramaian yang tak terkendali ini tak hanya terjadi di Itaewon, tetapi juga di Kanjuruhan, Malang; konser salah satu K-Pop group di Tangerang Selatan; dan insiden di Gujarat Bridge –jembatan di India yang menjadi salah satu destinasi wisata. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

Oleh karena itu, travelers perlu mengetahui langkah-langkah yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menghindari risiko, sekaligus menjaga keselamatan diri ketika berada di destinasi wisata yang ramai. Berikut adalah delapan tips yang dirangkum Pegipegi khusus untuk Anda: 

1.Jadilah pengamat sekitar

Saat Anda mulai memasuki kawasan destinasi wisata yang terkenal ramai, ambil momen sejenak untuk mengamati lingkungan sekitar. Perhatikan sudut-sudut yang memungkinkan bagi Anda untuk keluar jika situasi menjadi gawat darurat, seperti gerbang masuk, gerbang keluar, atau titik akses lainnya yang bisa dijadikan celah untuk menyelamatkan diri. Jangan ragu untuk bertanya dengan petugas keamanan atau pemandu wisata setempat terkait letak titik akses keluar-masuk di destinasi wisata yang Anda kunjungi.

Traveling ditujukan untuk bersenang-senang. Namun, jangan sampai Anda terlena dengan kesenangan dan lupa memperhatikan situasi sekitar. Salah satu cara terbaik untuk menghindari risiko terinjak-injak adalah Anda harus peka dan mengevaluasi situasi keramaian, apakah kepadatan pengunjung masih terkendali, sudah padat atau melebihi batas wajar? Ketika Anda sudah merasa tidak nyaman, lebih baik menyingkir dari keramaian, seperti mampir ke kafe dan toko suvenir setempat. 

2. Ukur tingkat keramaian

Anda bisa mengukur tingkat risiko keramaian secara sederhana. Pertama, jika Anda tidak mudah bersentuhan fisik dengan orang sekitar, maka kondisi keramaian masih aman. Kedua, jika Anda bersenggolan secara tidak sengaja dengan orang lain, biasanya situasi cukup padat. Dalam hal ini, Anda harus lebih bijak. Ketiga, jika Anda sudah tidak bisa menggerakkan tangan Anda dengan leluasa, seperti tak bisa menyentuh wajah, Anda patut waspada karena ini menandakan keramaian sudah melebihi batas wajar. 

3. Hindari choke points

Choke points adalah titik-titik yang berisiko menghalangi laju pergerakan keramaian, seperti pintu keluar, lorong-lorong, dan jembatan. Titik ini merupakan akses keluar bagi orang-orang, tapi juga menjadi titik petaka di mana arus keramaian bisa bertumpuk dan celah semakin sempit jika terjadi kepanikan.

Hal ini disebabkan sikap alamiah manusia di mana saat berada dalam situasi gawat darurat, manusia ramai-ramai bergerak ke arah satu titik untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu, sesuai dengan langkah pertama, menjadi pengamat merupakan aspek penting dengan melihat titik alternatif lain untuk menyelamatkan diri, seperti jendela, tangga darurat, dan pagar. 

4. Cari tempat berlindung

Anda juga bisa bergerak menyingkir perlahan dari keramaian dan gapailah titik tertentu untuk berlindung. Jika Anda di area outdoor, perhatikan pepohonan, tiang, kendaraan, atau benda apa pun yang sekiranya kokoh untuk Anda panjat atau naiki demi melindungi Anda apabila keramaian semakin tak terkendali. Apabila berada di area indoor, perhatikan pula sisi dan benda sekitar yang memungkinkan untuk dijadikan tempat berlindung.

5. Teruslah bergerak

Jika situasi tidak memungkinkan untuk berlindung, Anda lebih baik ikut bergerak mengikuti arus keramaian dengan memperhatikan keseimbangan diri saat berjalan. Biasanya, ketika berjalan kaki di keramaian, Anda akan merasakan jeda setelah ikut terdorong ke depan mengikuti arus kerumunan, seperti layaknya gelombang air.

Dalam situasi ini, Anda harus bergerak secara diagonal dengan memanfaatkan ruang kosong di antara orang-orang ketika ada jeda tersebut.  Anda juga harus memperhatikan bahwa pada umumnya manusia ada yang refleks menahan diri agar tidak terdesak atau bahkan berusaha melawan arus.

Kenyataannya, jika dua hal itu dilakukan, Anda akan kelelahan karena energi terlanjur habis. Menyimpan energi Anda saat berada di keramaian menjadi penting untuk menghadapi risiko ketika berdesak-desakan. 

6. Tangan ala petinju

Kematian akibat terinjak-injak bukan hanya satu-satunya risiko yang dihadapi. Ketika kerumunan orang bergerak maju dan situasi semakin padat, badan Anda secara tidak langsung ikut terhimpit akibat tekanan dari berbagai sisi. Risikonya, Anda bisa sesak napas. Angkatlah kedua tangan Anda seperti seorang petinju dan pastikan ada jarak yang cukup antara tangan dan dada. Hal ini membantu Anda menahan tekanan yang bisa menghambat saluran pernapasan dengan kedua tangan.

7. Jaga pola pernapasan

Orang-orang yang berada di kerumunan bisa terkena asphyxia, kondisi di mana seseorang kekurangan oksigen akibat cara bernapas yang abnormal, seperti karena tersedak, paparan zat kimia atau asap, kepanikan, hingga mengidap penyakit tertentu.

Kondisi ini bisa menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga kematian. Gagal napas dialami sebagian korban jiwa dalam tragedi Itaewon dan Kanjuruhan. Oleh karena itu, kendalikan diri dan atur pernapasan Anda sebaik mungkin serta hindari berteriak jika tidak perlu.

Tak Lagi Pakai Ring Jantung! Negara Maju Beralih ke DCB untuk Atasi Penyumbatan Koroner, Apa Itu?

8. Jika terjatuh, lindungi kepala

Ini merupakan langkah terakhir apabila Anda terjatuh di keramaian yang sudah tak terkendali dan kepanikan telah terjadi. Jika tak memungkinkan untuk segera bangkit, Anda bisa mengambil posisi meringkuk sedikit ke samping –seperti bayi dalam rahim–. Lindungi kepala dengan kedua tangan untuk menekan risiko trauma pada kepala akibat terinjak-injak. Posisi meringkuk juga melindungi organ penting, seperti paru-paru dan jantung.

Cara Mengurangi Risiko Serangan Jantung dengan Olahraga Teratur

Itulah delapan tips keselamatan yang bisa Anda lakukan ketika berada di destinasi wisata yang berpotensi mengalami keramaian. Menjaga aspek keselamatan menjadi hal penting untuk memastikan keamanan momen liburan Anda. Selain itu, supaya liburan Anda semakin seru, Pegipegi menghadirkan promo PAS (Pesan Aja Sekarang) untuk Pegipegi Lagi yang lebih hemat di akhir tahun! 

Periode promo PAS akan berlangsung mulai tanggal 6 November sampai 5 Desember 2022. Dapatkan pilihan akomodasi menarik untuk liburan akhir tahun dengan harga terjangkau. Anda pun bisa terbang ke mana saja di akhir tahun dengan diskon tiket pesawat hingga Rp125 ribu.

Dari Dusun Terpencil, Lahir Desa Wisata Menari Berkat Inovasi Trisno

Temukan juga berbagai promo menarik lainnya untuk perjalanan yang lebih hemat! Jangan lupa, selalu menjaga protokol kesehatan kapan pun dan di mana pun demi keamanan, kenyaman, dan kesehatan Anda selama liburan.


 

ilustrasi duduk

Dampak Bahaya Duduk Terlalu Lama pada Kesehatan Jantung, Meskipun Aktif Berolahraga

Duduk terlalu lama berisiko bagi kesehatan jantung, meski rutin berolahraga. Temukan cara menjaga kesehatan jantung dengan mengurangi waktu duduk sehari-hari.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024