Mengintip Perkembangan Desa Wisata Berkelas Dunia yang Digagas Kemenparekraf
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Travel – Demi mewujudkan Desa Wisata (DeWi) berkelas dunia (World Class DeWi) segala upaya terus dilakukan. Salah satunya melalui program Kedaireka Matching Fund yang digagas Universitas Indonesia bersama Kemenparekraf RI, melalui implementasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment) serta mitigasi bencana, yang kini sudah memasuki tahap verifikasi lapangan, yang digelar pada 10-13 Oktober 2022 lalu.
Indonesia sendiri adalah wilayah rawan bencana dan impelementasi mitigasi bencana menjadi hal yang penting. Beberapa dasar yang menginisiasi program ini dilaksanakan yakni untuk berkontribusi dan berperan strategis dalam transformasi pembangunan ekonomi nasional (PERPRES 18/2020 RPJMN). Scroll untuk info selengkapnya.
Selain itu, wabah pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan kunjungan wisatawan. Kemenparekraf sendiri berupaya memicu kebangkitan desa, penggerak roda ekonomi dan mendorong program nasional Indonesia Bangkit, melalui program Anugerah Desa Wisata (ADWI).
Universitas Indonesia sendiri melalui DRRC UI telah mengembangkan karya rekacipta EDURISK (platform EDUkasi RISiko) pada level TKT 7- Purwarupa final dan telah terdaftar sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) bernomor 000256299 sejak tanggal 1 Januari 2021.
Adopsi IPTEK EDURISK & kepakaran UI sebagai media belajar daring tentang CHSE dan kebencanaan dengan keunikan metode pembelajaran interaktif menggunakan video sehingga materi mudah dipahami, diakses, waktu belajar fleksibel, video praktik dan knowledge management.
Tujuan akhir dalam program ini nantinya menghasilkan sebuah rekacipta 'Sistem Informasi Desa Wisata (SIDEWITA)' yakni emergency panic button, dashboard pemetaan risiko CHSE dan bencana; monitoring dan evaluasi implementasi CHSE serta mitigasi bencana, dan Latihan kesiapsiagaan bencana virtual tabletop exercise (V-TTX).
Dipilih empat DeWi di Provinsi Bali yang menjalani verifikasi lapangan, pembekalan, dan penyerahan donasi peralatan P3K yakni DeWi Penglipuran (Kab.Bangli), DeWi Undisan (Kab. Bangli), DeWi Carangsari (Kab. Badung), dan DeWi Tenganan Pegringsingan (Kab. Karang Asem).
Diharapkan ke depannya setiap desa wisata mengintegrasikan proses manajemen risiko sebagai bagian dari manajemen, pengambilan keputusan dan diintegrasikan ke dalam struktur, operasi dan proses pengelolaan Desa Wisata (DeWi).
Melengkapi hal tersebut ke depannya diperlukan penunjukan seksi dalam susunan organisasi pengelola DeWi secara independen mengelola manajemen risiko.
"Kegiatan verifikasi lapangan ini sangat berperan penting dalam mensukseskan program Kedaireka Matching Fund UI-Kemenparekraf dalam mewujudkan Desa Wisata (DeWi) berkelas dunia (World Class DeWi) melalui implementasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment) serta mitigasi bencana," ujar Prof. Fatma Lestari, Ketua DRRC Universitas Indonesia sekaligus pengusul program, melalui keterangannya, Rabu 19 Oktober 2022.
Prof. Fatma melanjutkan, agar mendapat hasil yang optimal, sebelum kegiatan verifikasi lapangan, mereka menggelar FGD (Focus Group Discussion) secara online, kemudian kaji risiko HSE serta bencana di lapangan guna verifikasi hasil diskusi. Tidak lupa, mereka juga melakukan pembinaan kepada para pengelola dan pelaku desa wisata dan memberikan donasi berupa peralatan pendukung dalam penanganan risiko dan bencana di DeWi.
Perwakilan dari Kemenparekraf sendiri adalah Esza Larashati Gunawan, S.Tr.Par., yang diamanahi tugas untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dalam pelaksanaan verifikasi lapangan.
"Kami melihat antusiasme pengelola DeWi sangat tinggi mulai dari mereka menceritakan risiko apa saja yang terjadi atas aktivitas wisata. Mereka juga menceritakan bagaimana cara penanganannya yang dilakukan di lapangan. Reaksi para peserta yang hadir tentunya sangat dibutuhkan untuk tim program ini menghasilkan data yang akurat hingga akhirnya menjadi data modul pelatihan dan pengembangan Dewa Wista (DeWi) dalam menunjang aspek CHSE dan kebencanaan ke depannya," ungkap Esza yang ikut langsung dalam verifikasi lapangan di Bali.
Keempat desa wisata yang menjadi tujuan verifikasi lapangan mendapatkan bantuan perlengkapan P3K yang meliputi tensimeter 1 buah, emergency P3K kit, tandu lipat 1 buah, dan satu paket bidai-mitela.
Di antara DeWi tersebut ada sudah mengantongi penghargaan Sustainability Certificate yakni DeWi Penglipuran, dan sebagai penerima anugerah Desa Wisata yakni DeWi Undisan, DeWi Carangsari, dan DeWi Tanganan Pegringsingan.
Sementara tahapan yang harus dilakukan setelah verifikasi lapangan, Pelatihan HSE & Kebencanaan ini adalah pengembangan Sistem Informasi Desa Wisata (SIDEWITA) & Kebencanaan, Analisis Dampak Bencana, Manajemen Krisis Tata Kelola Destinasi, serta Pengelolaan Program.