Tidak Disangka! Ini 4 Kota Kreatif di Indonesia Menurut UNESCO

Seniman Pantomim Jemek Supardi.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Travel – Empat kota di Indonesia masuk dalam daftar kota kreatif UNESCO menurut data terbaru saat ini. Keempatnya tersebar di wilayah Jawa dan luar Jawa. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) adalah badan khusus PBB yang mencatat bidang pelestarian kebudayaan.

Dukung Industri Kreatif, Bank Mandiri Dorong Tenun Tradisional Bali, Lombok dan Kupang Menembus Pasar Global

Creative Cities Network adalah komunitas kota kreatif di dunia. UNESCO menghimpun negara-negara yang dinilai berkontribusi secara aktif dalam kebudayaan. Seleksi yang dilewati juga sangat ketat. Melansir dari situs resmi Creative Cities Network UNESCO, setiap negara hanya dapat mengajukan dua kota dalam seleksi setiap tahunnya.

Konser musik budaya bertajuk Nada Nusantara Live at Borobudur.

Photo :
  • tvOne
Padahal Batik Sudah Diakui UNESCO, Sayangnya Pengrajinnya Terus Berkurang

Selanjutnya, UNESCO akan menyeleksi serta menilai setiap kota yang diajukan dengan dewan khusus sebelum menetapkan sebagai kota kreatif dunia. Apa saja Kota tersebut dana pa yang mmebuat mereka terpilih menjadi kota kreatif di dunia? Nah, simak ulasan Viva sebagai berikut.

1. Pekalongan

Jurus Airin-Ade Perkuat Industri Kreatif di Banten

Taman Mangrove Pekalongan.

Photo :
  • U-Report

Pekalongan juga dikenal sebagai "Kota Batik". Julukan ini bukan tanpa alasan. Kerajinan tangan, seperti batik tulis dan batik cap tangan, merupakan sumber utama perekonomian Pekalongan.

Seni, budaya dan ekonomi, serta desain dan produksi batik merupakan bagian penting dari identitas Pekalongan. Terintegrasi ke dalam sistem pendidikan, budaya membatik diajarkan di bangku sekolah. terintegrasi dengan baik ke dalam rencana pengembangan ekonomi kreatif kota.

Anggota Jaringan Kota Kreatif UNESCO sejak: 2014

2. Bandung

Taman Balai Kota Bandung

Photo :
  • Tangkapan Layar

Kota Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat di Indonesia merupakan pusat kreativitas dan kewirausahaan yang inovatif. Dengan banyak inisiatif yang ditunjukkan oleh pemuda Bandung, Bandung mengadakan berbagai lokakarya, konferensi, dan festival.

Dalam situs UNESCO disebutkan bahwa 56 persen kegiatan ekonomi Bandung bersumber dari fashion, desain grafis, dan media digital. Selain itu, ada delapan kelurahan di Bandung yang ditetapkan sebagai desa kreatif.

Anggota Jaringan Kota Kreatif UNESCO sejak: 2015

3. Ambon

Pintu Kota, Ambon.

Photo :
  • U-Report

Bagi 394.415 penduduk di kota Ambon, musik bukan hanya sumber hiburan, tetapi juga gaya hidup. Musik penduduk yang mengunjungi kota Ambon dalam kegiatan sehari-hari dan sering menjadi pusat dalam acara tersebut.

Hampir 90% masyarakat Ambon dapat bernyanyi secara profesional. Di samping pariwisata, musik adalah sumber utama lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi Ambon, memiliki lebih dari Rp 10 miliar bagi perekonomian kota setiap tahunnya.

Dengan budaya musik yang mengakar, banyak musisi seperti gitaris maupun rapper yang lahir di kota ini. Dengan para seniman berbakat, Ambon mempromosikan musiknya di skala nasional dan internasional melalui acara-acara seperti Konferensi Musik Indonesia, Simposium Musik Nasional dan Konvensi Musik Internasional Amboina.

Anggota Jaringan Kota Kreatif UNESCO sejak: 2019

4. Jakarta

Pemandangan Kota Jakarta dari Restoran SKYE

Photo :
  • VIVAlife/Tasya Paramitha

Jakarta adalah rumah bagi industri kreatif Indonesia. Berdasarkan Peraturan Presiden tahun 2015, industri kreatif Indonesia memiliki 16 sektor. Salah satunya adalah penerbitan industri.

Jakarta telah diakui sebagai pusat kreatif utama untuk industri penerbitan di Indonesia, menurut Penilaian Independen Kota/Kabupaten Kreatif di Indonesia (PMK3I) yang ditugaskan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Pada tahun 2020, 60 persen penerbit Indonesia berbasis di Jakarta; dan juga mengumpulkan 25% dari koleksi digital. Taman Ismail Marzuki (TIM), Perpustakaan Nasional Indonesia dan Balai Pustaka, Jakarta juga menjadi basis para penulis terkenal seperti Eka Kurniawan, Goenawan Mohamad, Ayu Utami, Leila Chudori, Laksmi Pamuntjak, Okky Madasari, Dee Lestari dan Pramoedya.

Anggota Creative Cities Network sejak: 2021

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya