Indahnya Warna-warni di Wisata Pecinan Kembang Jepun Surabaya

Wisata Pecinan Kembang Jepun, Surabaya.
Sumber :
  • Ist.

VIVA Travel – Wilayah Kembang Jepun, Surabaya merupakan salah satu kawasan pusat bisnis di Indonesia yang menyimpan sejarah perdagangan sejak masa penjajahan Jepang. 

Penggerak Transformasi Digital Desa Wisata di Indonesia

Kembang Jepun sejak lama dikenal sebagai salah satu pusat kawasan bisnis perdagangan grosir dengan sebutan CBD (Central Business District), Kota Surabaya yang kental akan budaya Jawa, Madura dan Tionghoa. Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada 10 September 2022 lalu, Wisata Pecinan Kembang Jepun diresmikan kembali sebagai Kya-Kya Reborn. Apa itu? Yuk, scroll. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama Wirya Atmaja selaku Asst. General Manager Nippon Paint Indonesia, turut meresmikan bangkitnya Wisata Pecinan Kembang Jepun, Surabaya, Jawa Timur. 

Upaya Reza Permadi Manfaatkan Teknologi untuk Desa Wisata, Cegah Overtourism dan Gandeng Menparekraf

Eri Cahyadi mengatakan, Wisata Pecinan Kembang Jepun merupakan representasi kembalinya budaya “Arek” yang lekat dengan nilai-nilai toleransi dan gotong-royong yang kuat. Hadirnya Wisata Pecinan Kembang Jepun mampu membuat seluruh elemen masyarakat kampung terlibat, bergotong-royong, dan larut dalam kebersamaan.

Tergoda Kuliner Tradisional Bali Laklak, Kelepon hingga Bubur Ketan Beras Merah

Meski sebelumnya sempat alami pasang surut akibat perpindahan pusat perdagangan, kini Pemerintah Kota Surabaya bekerjasama dengan beberapa pemangku kepentingan, terus membenahi kawasan Wisata Pecinan Kembang Jepun agar ke depannya dapat menjadi tujuan bagi wisatawan yang menyambangi kota Pahlawan ini.

“Saat ini kami bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) sedang membangun konsep Desa Wisata. Karena kita bisa lihat tingginya potensi wisata dan ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan pada ribuan desa yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah Kembang Jepun ini,” ungkap Wiwiek Widayati, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya, dalam keterangannya, Minggu 25 September 2022. 

Para seniman mural menuangkan karyanya pada sejumlah titik ikonik di kawasan Wisata Pecinan Kembang Jepun. Sejumlah bidang mural diaplikasikan dengan Nippon Weatherbond. Karya mural dikombinasikan pula dengan produk Pylox, yang mempermudah para seniman mural dalam berkreasi dan mempercantik kawasan Wisata Pecinan Kembang Jepun.

Asst. General Manager Nippon Paint Indonesia, Wirya Atmaja, turut menyambut dengan positif pengembangan kawasan wisata yang dilakukan oleh pemerintah setempat di area ini. 

"Dengan harapan Wisata Pecinan Kembang Jepun dapat terus menjadi salah satu destinasi wisata ikonik di Surabaya," ungkapnya. 

Bangkitnya Wisata Pecinan Kembang Jepun ternyata juga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya 60 UMKM yang 30 di antaranya adalah warga sekitar area Wisata Pecinan Kembang Jepun. 

Dalam satu hari, Wisata Pecinan Kembang Jepun dikunjungi oleh 500–1000 wisatawan yang pada akhirnya membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar, seperti membuka gerai makanan, becak kayuh, kru parkir, kru ojek, tenaga kasar, hingga seniman musik pada saat jam buka Wisata Pecinan Kembang Jepun, yaitu pada Jumat dan Sabtu pukul 18.00 – 22.00 WIB.

Semangat bangkitnya Wisata Pecinan Kembang Jepun disambut baik oleh Irvan Wahyu Drajad, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertahanan. Melihat antusias ini, ke depannya Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertahanan juga akan merestorasi wilayah Pecinan dengan memberikan warna kehidupan bagi sejumlah rumah cagar budaya bersejarah.

Dirjen Bina Pemdes Kemendagri, La Ode Ahmad P Bolombo

Dirjen Bina Pemdes Kemendagri Minta Berbagai Pihak Kolaborasi Untuk Majukan Desa

Desa, menjadi salah satu potensi yang terus dikembangkan pemerintah, untuk diberdayakan dan menjadi desa maju. Termasuk dengan memanfaatkan pariwisata yang ada pada desa.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024